Bisa dilihat rekamannya diyoutube https://youtu.be/UCq9ZA6a81Y
NARASUMBER 1 ( Pak SAMPUN )
Mengambil hikmah dari
adanya lockdown ini tetapi beliau ini sebagai pengurus PGRI Jawa Timur dan beliau
sebagai ketua MKKS SMK PGRI Jawa Timur tidak boleh berbicara tentang diri beliau,
tetapi beliau harus mendengarkan suara dari teman-teman SMK PGRI khususnya se
Jawa Timur, selalu telepon Bagaimana ini
kami tidak masuk, Bagaimana pertama BPUP tidak cair, kalau di Jawa Timur ada
bantuan provinsi, itu sampai saat ini belum cair mulai bulan Januari sampai
dengan bulan Juni. Coba bayangkan dari mana Operasional Sekolah kemudian
mengeluhkan lagi dengan adanya ini banyak keluhan dari masyarakat bahwa kita
tidak bisa membantu sekolah karena sekolah tidak ada aktivitas belum lagi
memang seperti ini bisa kita rasakan. Kebetulan sebagian besar itu berada
sebenarnya kalau kita yang ada di kota besar, tetapi pola pembicaraan kita kan
tidak boleh berbicara sektorial di desa dan kota, maka ketika kita berbicara sektorial
ini tidak menjawab terkait secara global. Keluhan-keluhan yang seperti itu
selalu beliau sampaikan kepada teman-teman untuk menjadi bahan Diskusi.
Mengingat bahwa SMK PGRI
atau sekolah swasta khususnya PGRI kita berbicara rumah kita ini adalah aset
yang sangat luar biasa. Aset PGRI itu selain anggota struktur organisasi yaitu
salah satunya adalah aset-aset pendidikan. Pada saat ini kita melalaikan pada
yang lain yang nanti akan kita teruskan di kemudian pada sesi berikutnya Apa
solusinya tapi disinilah sebenarnya beberapa problem yang pertama adalah ketika
kita menerapkan belajar di rumah itu ada beberapa kendala
1.
Untuk sekolah swasta dan bahwa
tidak ada alasan kita Kemudian untuk mendapatkan bantuan dari masyarakat.
2.
Bahwa rata-rata sekolah
swasta di sekolah PGRI itu menengah ke
bawah. Inilah yang sesuatu yang harus kita pikirkan yang sangat berbeda dengan
sekolah-sekolah yang seperti tempat Om Jay, dimana sekolahnya yang sangat luar
biasa.
3.
Mayoritas sekolah swasta
PGRI khususnya di Jawa Timur ada 132 yakni 122 itu SMK, SMA nya ada 26 SMA, artinya
122 itu adalah SMK sesuai dengan kebijakan Pemerintah itu adalah 70 % praktek
30 % teori. Pertanyaan adalah model apa, model daring yang seperti apa yang
bisa mengakomodasi untuk pelaksanaan praktek . Sementara sekolah-sekolah yang
saat ini diminati itu adalah sekolah kejuruan teknik contoh alat berat, mesin
otomotif kemudian listrik. Itulah yang kadang-kadang beliau perlu sampaikan
kepada berbagai pihak ada klarifikasi ada klasifikasi untuk mata pelajaran yang
bisa didaring. Maka OK beliau setuju didaring tapi mata pelajaran yang tidak
memungkinkan di daring dan hak harus pratek karena sarana prakteknya disitu
untuk carikan payung hukum dan carikan solusinya.
Itulah barangkali salah
satu cara dalam rangka mengatasi apa yang dilakukan. Kita memang harus boleh
melindungi, kita harus sayang pada anak tapi membiarkan anak untuk tidak melakukan
praktek itu juga membawa dampak ke generasi berikutnya. Inilah barangkali yang
perlu bersama-sama untuk kita pikirkan. Salah satu solusinya yang beliau
sampaikan bahwa kami membuat apa yang dinamakan dengan diklat pendidikan latihan
untuk new normal praktik kejuruan diberikan lengkap praktik kejuruan dan yang
masuk itu hanya yang pelajaran parktek yang teori tetap daring. Itupun tidak
seluruhnya barangkali itu menjadi sebuah solusi, tetapi ini belum mendapatkan dukungan
dari beberapa pihak. Kalau di SMK itu
sebenarnya sudah ada payung hukumnya, payung hukumnya adalah SE Nomor 1 Dirjen kokasi,
bahwa sekolah yang memerlukan praktek maka bisa melakukan dengan
mempertimbangkan kondisi dengan melaksanakan protokol kesehatan. Harapan kita dengan
apa yang beliau sampaikan barangkali ini bisa menjadi bahan kita semua PGRI ada sebuah pengklasifikasian sehingga bisa
menjadi smoot pada semuanya untuk
menjalankan ini.
NARASUMBER
3 ( Pak DNK )
Sahabat semua sangat
benar-benar lembaga pendidikan yang kita Pimpin pemerintahan kementerian
pendidikan cukup gagap dan kelabakan. Sehingga saat ini satu tantangan yang
membuat sejumlah orang bahkan perusahaan besarpun tidak berdaya. Sahabat semua
terutama terkait dengan kenormalan baru di dimensi sekolah ini memang sangat
kontroversi, kita terbelah di sekolah-sekolah negeri guru-guru tidak ada
masalah dengan PJJ anak di rumah tidak ada masalah, tapi di sekolah-sekolah
swasta kadang ini menjadi permasalahan sehingga kemudian fenomena seperti ini
ini harus ada intervensi dari pihak pemerintah jadi sekolah ini faktanya terbagi
3 ada sekolah bonafit ada sekolah menengah ada sekolah yang dibawah, ada
sekolah dengan anak didiknya yang dari kelas ekonomi tidak bermasalah, ada
sekolah yang anak didiknya kelas menengah, ada yang normal secara ekonomi dan ada sekolah yang siswanya
sangat banyak, ada sekolah yang siswanya sangat sedikit. Itulah kenyataan
dilapangan, kemudian orang tua itu pun
terkena imbas dari ini, orang tua tidak sedikit yang di PHK, orang tua tentu
prioritasnya finansial keluarga dibandingkan financial itu sekolah. Kemudian dengan sekolah tidak ada KBM dengan
adanya PJJ seolah-olah orang tua ini punya alasan bahwa kami tidak harus bayar
SPP sehingga biarlah uang SPP itu dijadikan biaya hidup pada saat wabah
berdasarkan mereka pun mengalami kesulitan secara finansial.
Sahabat semua kalau
kenormalan baru ini sesungguhnya yang diikat oleh presiden adalah bagaimana
setiap orang dewasa proaktif produktif sehingga dengan segala keterbatasan bisa
tetap menghidupkan ekonomi, sementara anak didik tidak ada kaitan dengan
induknya ekonomi, jadi anak didik dianggapnya adalah objek yang harus dilayani
bukan objek-objek produksi satu sisi. Apalagi ketika Ikatan Dokter anak
Indonesia mengatakan bahwa memasukkan kembali anak ke sekolah atau memindahkan
dari PJJ kemudian ke sekolah ini resiko sangat tinggi sehingga ada ungkapan buat anak coba-coba tapi di sisi lain di
sekolah swasta tadi Pak sampun pakarnya. Beliau belajar dari Pak Sampun kadang
melakukan sebuah lompatan lompatan yang tidak mainstream tidak sama dengan kita.
Jadi sahabat semua terutama sahabat PGRI
jadi kita berharap sekali lagi kita berharap ada intervensi pemerintah karena
pemerintah ini adalah pihak yang bertanggug jawab. Dana desa, kemudian dana
Abadi pendidikan, dana UN, dana BOS, dana ormas pendidikan dan dana
infrastruktur menurut beliau, Mengapa
tidak kemudian dikembalikan kepada sekolah-sekolah swasta justru disinilah
pemerintah tidak boleh absen ketika sekolah-sekolah swasta sedang membutuhkan
karena keterbatasan finansial internal sekolah, jangan sampai dana ormas
pendidikan yang kemarin disebut dengan dana gajah disebut dengan dana lain-lain
ratusan miliar dengan kepentingan yang lain.
Menurut beliau karena dana
desa, dana Abadi pendidikan, dana UN yang tidak jadi, dana BOS, dana infrastruktur itu di dialirkan
ke sekolah swasta, karena ini darurat jangan sampai sekolah swasta jasanya
diterima untuk mencerdaskan kehidupan bangsa tetapi pada saat seperti ini hanya
sekolah negeri yang diperhatikan mohon maaf sekolah negeri itu kata pengamat
pendidikan ini memang agak pedas gila kita dengar kata Indra charismiadji
mengatakan dosen kemudian guru-guru negeri itu, tidur-tiduran saja mereka
digaji. Bagaimana guru honorer guru GTT mereka dengan tidak ada anak didik
tidak bisa bekerja, mereka sungguh sangat sangat rawan secara finansial bahkan
ada yang makan 2 hari makan jambu batu bahkan ada yang listriknya diputus dan banyak fenomena
lain.
Sahabat semua selanjutnya terkait dengan
intervensi pemerintah kita berharap Pak Nadime benar-benar hadir pada saat
sekolah swasta terutama guru guru sebagai pahlawan pendidikan membutuhkan,
kemudian terakhir sahabat semua memang hasil survei kita ada sebuah kesimpulan
diantaranya 85,5% orang tua tidak setuju anak masuk sekolah ini menjadi hal
yang yang berlawanan dengan anak didik karena anak ini 50, 74% anak mau sekolah,
tetapi para gurunya mayoritas 53,3% siap mengikuti protokol kesehatan di
sekolah, jadi sahabat semua sahabat kepala sekolah beliau mohon kita yang punya
sekolah-sekolah swasta kalau bisa tetap mempertahankan kemampuan keberbedaan
sekolah menjaga kualitas dan tetap kepala sekolah menjadi pemimpin-pemimpin
yang teruji terutama saat seperti ini punya branding, kita memanfaatkan
kemampuan komite sekolah, kita memanfaatkan mitra-mitra sekolah, kita
memanfaatkan pihak-pihak lain yang bisa berkontribusi untuk sekolah. Sekali
lagi beliau prihatin dengan kondisi sekolah swasta dan guru. pertama sekolah yang menengah dan sekolah di
bawah.
Pak
ADAM
Beliau ketua PGRI di salah
satu di Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan terkait dengan sekolah
di masa pandemi ini beliau ingin mengatakan beberapa hal mungkin 3 poin saja
yaitu
1.
Bahwa Dimasa Covid-19 ini
tentu telah merubah banyak mainset di depan kita ke yang lebih baik.
2.
Terkait dengan sekolah kami
secara prinsip sebenarnya tentu sependapat dengan PB PGRI bahwa sekolah tetap
berjalan mulai tahun ajaran baru nanti di bulan Juli dan seterusnya. Tetapi
pola-pola pelaksanaannya sehingga tentu perlu dikaji dan diatur dengan baik,
karena tentu kalau seluruhnya kegiatan dari bulan Juli misalnya sampai bulan
Desember itu semuanya harus daring, semua harus pembelajaran jarak jauh. Beliau kira
ini sangat menyulitkan pelaksanaan tugas di lapangan, kalau misalnya di
kota-kota besar mungkin sedikit agak mending, di daerah banyak kendala. Mungkin
seorang siswa punya alat komunikasi HP Android misalnya mungkin tak mampu lagi
isi data atau mungkin punya data tapi jaringan di kampungnya di tempatnya lagi
tidak memadai dan masih banyak yang lain Karena itu menurut hemat kami dan ini
juga kami pernah menchatt ke ketua PGRI yang sangat perjuangkan guru beliau kira
ada baiknya sekolah tetap berjalan dengan pola pola misalnya sistem siff. Katakanlah
seperti contoh sekolah beliau dengan jumlah siswa kurang lebih seribu. 1 kali dalam 10 hari siswa datang supaya ada
ruang untuk tetap guru berinteraksi, apalagi ini menjelang penerima siswa baru
sangat sulit rasanya seorang guru nanti akan berkomunikasi dengan siswa, ketika
tidak pernah bertemu masih baguslah kalau kelas 2 kelas 3 yang sudah kenal.
Tapi kelas yang baru masuk pasti sulit. Beliau
kira itu yang disampaikan, sekolah tetap berjalan tetapi tentu dengan
tahapan-tahapan pola dalam pelaksanaan yang sangat diatur katakanlah kalau
siswa 500, mungkin cukup 50 yang hadir nanti gurunya juga diatur supaya semua
proses tetap berjalan tanpa harus mengundurkan waktu .
Pak SAMPUN
Campur tangan pemerintah
untuk mengalokasikan anggaran agar sekolah-sekolah kuasa ini bisa eksis dan
eksisnya ini tidak sekedar konsumtif yaitu mewujudkan produktif sebagaimana
keinginan dari pemerintah. Yakni hadirnya teaching factory yang ada di sekolah
Produksi ini tidak harus semua siswa harus masuk hanya bisa secara bergantian
atau yang berkopeten yang ini Pemerintah sehingga dengan adanya ini pemerintah
akan membangkitkan kemandirian sekolah-sekolah swasta kemudian Bagaimana dengan
PGRI inilah yang barangkali menset yang selama ini kita lebih parameternya
adalah Jumlah siswa karena jumlah siswa yang identik dengan kontribusi
masyarakat atau sumbangan masyarakat perlu beliau sampaikan bahwa sekarang ini
sumbangan masyarakat Sudah mulai Mulai sulit karena beberapa daerah mempunyai
kebijakan wajib belajar 12 tahun dan sebagainya. sehingga kalau kemudian
sekolah ini lebih mengandalkan pada sumbangan-sumbangan masyarakat atau wali
murid maka barangkali peminatan itu akan kecil, kecuali kita mau bantu
solusinya adalah 1 Bagaimana sekolah seperti itu kemudian Melakukan lompatan
seperti sekolahnya Om Jay salah satunya adalah kita harus berani membuat
trobosan di dalam pendidikan apa yang beliau sampaikan yakni penerapan skill
paspord karena ini akan memberikan ruang bagi siswa untuk kemudian siswa ini
terhadap apa yang menjadi pertanyaan itu akan menumbuhkan kemandirian dan ini
juga akan menumbuhkan kompetitif. inilah yang sebenarnya harus kita menjadi
sebuah keunggulan bahwa sekolah PGRI kompetitif yang sangat luar biasa maka
dengan cara seperti itu harapannya akan menaikkan daripada persekolahan tiga
hari terakhir ditambah dengan Salah satu keunggulan contoh keunggulan di bidang
komunikasi misalkan ini dan tidak terlalu membutuhkan investasi yang tinggi bahasa
Inggris, bahasa Jepang, bahasa Mandarin, tetapi ada sebuah perbedaan seperti
yang beliau lakukan bahwa tempat beliau yang namanya bahasa Inggris delapan
jam. Padahal itu 3 jam kita adalah sebuah cara untuk memperoleh keunggulan lain
kita, bagaimana menerapkan semua biaya praktek semua beban praktek kalau bisa
ada hasil akhirnya. Itu harapannya yang bisa menjadi bagian daripada
memaksimalkan biaya operasional sekolah. Oleh karena itu bisa dilakukan kalau
penerapan atau pekerjaan itu diarahkan pada apa yang menjadi kebutuhan
masyarakat.
NARASUMBER
3 (PROF.EKO )
Setiap krisis itu pasti ada
peluang dan pada saat krisis itu akan kelihatan mana yang leaders mana yang
followers dan yang bisa memanfaatkan situasi peluang Inilah dia akan menjadi
leaders. Yang followers itu nunggu jatuh dari langit istilahnya itu yang
terjadi disini ada yang membedakan. Saat ini teman-teman sekalian seluruh
orangtua matanya tertuju ke kepala sekolah, tahun ajaran baru akan mulai apa
yang akan terjadi. Beliau lihat ada dua tipe kepala sekolah Kepala Sekolah yang
modelnya seperti Pak sampun begitu malam pun datang di hadapi semua orang tua
Tenang saja bapak ibu anak-anak in the god hand kan sudah punya rencana ini ini ini ini kami
punya masalah ini Tolong kiranya bisa kita diskusikan bersama, tapi nanti kita
kan begini begini begini. Intinya kalau kepala sekolah punya rencana jelas
orangtua tenang, tapi ada kepala sekolah ya aduh ngapain ngak tahu juga kita
harus ngapain apa nunggu peraturan nunggu apa kata Pak Menteri yang ini membuat
orang tua cemas dan orang tua kalau udah cemas itu pikirannya cuman 2. Ngak
bayar uang sekolah atau pindah ke sekolah lain. Karena kepala Sekolahnya tidak
bisa menenangkan dia memang di belakang layar Kepala Sekolahnya akan berjibaku
ya pedang palitan tetapi di depan orang tua tempat anak-anaknya dititipkan itu
dia punya prinsip tetap jalan sekolah rencananya seperti ini dan saya yakin
pasti kebanyakan kepala sekolah akan mulai melakukan istilahnya rasionalisasi
tujuan pembelajaran pasti diambil yang realistis Ya kan Tidak mungkin lagi yang
ideal realistic tapi intinya orang tua tuh merasa tenang kalau semuanya
terencana sehingga Insya Allah kalau itu terjadi maka masalah iuran yang seret
masalah apa itu cuman masalah scheduling aja karena dia yakin bahwa semuanya
dalam kendali yang baik, yang sulit itu kepala sekolah itu jawabnya ragu-ragu waktu
kita belum tahu mungkin begini mungkin begitu ya Nantilah kalau gini siapa tahu
dapat arahan dari itu. jadi itu cemas itulah yang pertama adalah yang dilihat
oleh orang tua dalam waktu sampai Juli ini jadi sekiranya kalau emang kepala
sekolah sekarang sedang mencari cara agar nomor 1 adalah ingat Bapak Ibu
sekalian anak-anak itu kan dititipkan janjinya ke kepala sekolah dengan atas
nama sekolah janjinya ke orang tua kan Pak ya, jadi orang tua bukan ke
pemerintah, perintah orang tua yang penting kan tidak melanggar peraturan
pemerintah dan inikan mas menteri memberikan kemerdekaan kita untuk belajar
Merdeka belajar kan artinya Anda diberi keleluasaan untuk membuat target yang
lebih realistis cara belajar yang lebih masuk akal, model-model yang masuk akal,
tidak melanggar protokol kesehatan tapi bisa menyelamatkan sekolah dengan cara
yang minimum dan lain sebagainya. Saya yakin kalau dilakukan gitu Itu sudah
memberikan kontribusi pada negara ini dan saya yakin sharing dari teman-teman
dari Om Jay daripada Pak Sampun dan teman-teman lain itu akan menjadi referensi
bagi sekolah-sekolah yang lain cari model-model pembelajaran karena Indonesia
ini heterogen,salahnya heterogen ngak mungkin jawabannya homogen, kondisinya
heterogen masalahnya heterogen pasti interprensinya juga heterogen jawabannya
pun heterogen itu kedepan sudah aman. Sekarang dibelakang layar ni bagaimana
cara akrobatiknya bagaimana cara jempalitannya memang benar tidak ada cara lain
kecuali kita kerjasama cuman itu saja.kekurangan tempat kita ini adalah kita
tidak mau sharing tipa sekolah itu buat bikin bahan untuk mereka sendiri
Sekolah-sekolah nomor satu
di dunia kampus kampus nomor satu di dunia itu sharing bahannya. Guru fisika
yang membuat bahan bagus dia sharing ke guru fisika yang lain, guru biologi
yang memiliki cara mengajarnya bagus direkamin dikasih kesekolah-sekolah yang
lain dan buat itu semua itu dibayar oleh negara kita itu istilahnya. Sekarang
bayangkan kalau kita tidak punya semangat kerjasama tidak punya semangat
sharing pasti masing-masing sekolah akan kerepotan, contohnya misalnya di tempatnya
di sekolah A dia pengen menyelenggarakan mata pelajaran B tapi gurunya nggak
bisa pakai komputer atau mungkin gurunya tinggal di daerah yang internetnya
jelek sementara ada guru lain di sekolah sebelah menyelenggarakan pembelajaran
yang sama mau pakai zoom pakai YouTube kita bisa nongkrong bareng kita bisa
koneksi bareng, sekarang bayangkan kalau seluruh sekolah PGRI saling membagi
rencana pembelajarannya saling silang semua saling belajar itu resourcenya
enggak banyak terpakai makanya jadi misalnya hari ini labsschool
pelajaran biologi 2 berani ngak OmJay dibuka untuk semua sekolah
lain,sehingga sekolah lain bisa ikut bareng. Nah
itu kuncinya hanya kerjasama efisiensinya tidak akan terjadi jika tidak
kerjasama. Bukankah musuh Kita sekarang musuh bersama kita sekarang adalah
Covid. Bukankah musuh bersama kita adalah pembelajaran. Itu musuh bersama kita
ayo kita kerja sama untuk musuh yang satunya itu bukan waktunya lagi kita
saingan saingan sama sekolah sebelah sekolah depan jalan tidak, ini adalah
urusan negara kita harus kerja sama.
Nanti kalau sudah normal
lagi ayo deh kita saingan lagi. kalau nggak semua lu-lu semua kita rugi. Yang beliau
lakukan dikampus kampus kita yang sebelah itu kerjasama mata kuliah dasar umum
kita sharing ngak semua mengadakan, kita sharing, satu yang mengadakan kita
gantian muter bikin jadwal bersama jadi semuanya juga bisa saling membagi
sumber dayanya resource yang dikatakan cita-cita beliau sudah lama kita akan
coba jalan. Dan ini adalah kesempatan yang paling besar karena kita merasa
senasib sepenanggungan untuk melakukan secara bersama-sama tanpa kita tidak
sama-sama akan mustahil karena suasana normal aja sulit apalagi dalam suasana
seperti krisis sekarang ini tinggal sekarang kalau kita mau kerja sama sharing
ya 10 sekolah zoom saling sharing 20 sekolah terdekat zoom saling sharing itu
pasti akan mempermudah.
Itu semua terjadi saatnya
kita pinjam pinjam nggak sempat lagi ngurusin administrasi. Tapi adalah kita
selamatkan jam belajarnya anak-anak. Supaya anak-anak kita tetap tumbuh bahkan
mungkin kalau perlu bisa make ruang kelas yang tempat berbeda gitu ya daripada
kosong kita bisa sharing dan sebagai misalnya karena kapasitas 30 % sekolah
kebetulan kosong ngak ada jamnya bisa dipakai itulah semangat gotong royong
yang dulu diajarkan nenek moyang kita yang sempat hilang gara-gara kita masuk
ke era pasar terbuka kapitalisme masuk, jadi kita sudah jarang bergotong-royong
sendiri, jadi kadang-kadang melihat sekolah 3 sekolah sebelahan satu jalan satu
ngak jalan padahal dengan internet bapak
tahu tidak perlu harus satu bisa berhenti
karena bisa saling berbagi. Yang leaders akan membuat terobosan yang followers akan tunggu saja. Jadi beliau punya prinsip
lebih baik tengah-tengah benar dari benar-benar salah, kalau kita nggak
ngapa-ngapain cuman ngomong aja cuman diskusi aja itu benar-benar salah, tapi kalau kita berbuat
sesuatu terlepas itu jauh dari sempurna kita jatuh berkali-kali, tapi belajarnya dari
situ terus jalan lama-lama kita belajar kita tak tidak usah takut berbuat salah
itu bagian dari belajar. Yakin
pemerintah tidak marah kalau kita berinovasi untuk menyelamatkan peserta didik
kita itu prinsip beliau.
NARASUMBER
4 ( Pak CACA )
Kita
sebetulnya adalah sebuah negara yang sangat besar kita punya potensi ada 482
jumlah jumlah perguruan se Indonesia itu artinya BPLP tetap konsen terhadap
Tiga Roda itu yang paling awal itu yang paling bagus, kenapa? awal-awal kita
tidak bisa mengerjakan itu padahal kalau misalkan itu sudah terjadi diawal
tentu persekolahan PGRI itu terjadi juga untuk menghadapi Covid ini jadi kita
tidak akan Gagap kedua tidak akan terjadi pula orang tua untuk saya minta ringan nggak gitu malahan bisa saja orang tua memberi ke sekolah atau sebaliknya sekolah memberi orang tua jadi nanti beliau akan bicara dengan Prof.Eko untuk beberapa mitra desa dulu untuk beberapa itu mudah-mudahan Covidnya cepat selesai dan ini harus direalisasikan karena terlalu banyak bicara kerjanya jadi nggak ada. Jadi kita nunggu-nunggu instruksi juga itu ngak baik juga. Beliau kan nunggu instruksi beliau pengurus BPLP ketika harus kelapangan enggak enak juga, padahal intruksi untuk yang ke sana waktu itu kalau langsung dikerjakan bisa saja dari Sukabumi ke sana atau jadi Pak Sampun jadi narasumber kami tentu udah ada 2 sekolah tuh yang yang tiga roda itu, kemudian nanti kita sebar ke sekolah-sekolah di luar Jawa Barat atau di luar Jawa. Mudah sekali beliau tes itu untuk penguatan kepala sekolah pun kendalanya kita kurang kerjasama PGRI kurang kerjasama dengan para kepala dinas artinya Kepala Dinas mengandalkan PGRI ,PGRI mengandalkan kepala dinas artinya tertumpu ke kepala sekolah yang tidak hadir.
Untung saja waktu itu yang sekarang APKS nya menjadi sekretaris dirjen GTK sekarang sangat terbuka sekali untuk mudah-mudahan penguatan kepala sekolahnya pun dapat dilaksanakan untuk soaialiasi yang kedua, mudah-mudahan sekalipun kepada sahabat-sahabat kepala sekolah atau guru di perguruan PGRI beliau mengajak untuk mulai merinci nama-nama calon calon kepala sekolah atau penguatan kepala sekolah mudah-mudahan nanti setelah Covid beliau bisa bicara dengan sekretaris dirjen GTK yang baru kemudian Selain itu ada lagi enggak dari dari pertemuan lain selain dan bagian yang bisa kami catat untuk jadi model-model pembelajaran menghadapi Covid ini.
PGRI tetap berjuang dikenal perjuangannya Untuk anggota semuanya jadi jangan selalu takut apabila kita tidak belajar dan mengajar memenuhi 24jam biasa-biasa saja walaupun karena kan ini pandemi kondisinya kondisi di luar dugaan artinya bekerja saja jangan terlalu memikirkan Apakah itu akan cair atau tidak kemudian kegiatannya pun berjalan seperti biasa itu. Jadi kami juga udah siap untuk menanggulangi itu kalau seperti itu pasti banyak ketakutan kita kerjanya 3 hari kemudian 24 jam di kasihnya nggak gitu lah Insya Allah tetap semangat di lapangan.
Saksikan lebih lengkapnya di
KESIMPULAN
:
Bahwa setiap masalah pasti
ada solusi Seperti apa disampaikan oleh Prof. Eko kemampuan untuk berbagi ini
yang harus kita tingkatkan di era pandemi sehingga berbagai permasalahan sedikit
demi sedikit dapat kita atasi.
Panjang dan ok tulisannya
BalasHapusBismillah
Selasa, 07 Juli 2020, Postingan ke-416. Mohon doanya satu hari satu postingan di blog www.sarastiana.com
Metode Pembelajaran Sosiodramawww.sosiodrama.com
Model dan Metode Pembelajaran http://www.modelpembelajaran
Terimakasih Pk Sdh singgah
BalasHapusBetul, Bu..setiapadalah ada solusinya...Aamiin...💪👍
BalasHapus