Kamis, 02 Juli 2020

DISKUSI KESIAPAN SEKOLAH SWASTA HADAPI COVID-19


 

Bisa dilihat rekamannya diyoutube  https://youtu.be/UCq9ZA6a81Y

NARASUMBER 1 ( Pak SAMPUN )

Mengambil hikmah dari adanya lockdown ini tetapi beliau ini sebagai pengurus PGRI Jawa Timur dan beliau sebagai ketua MKKS SMK PGRI Jawa Timur tidak boleh berbicara tentang diri beliau, tetapi beliau harus mendengarkan suara dari teman-teman SMK PGRI khususnya se Jawa Timur,  selalu telepon Bagaimana ini kami tidak masuk, Bagaimana pertama BPUP tidak cair, kalau di Jawa Timur ada bantuan provinsi, itu sampai saat ini belum cair mulai bulan Januari sampai dengan bulan Juni. Coba bayangkan dari mana Operasional Sekolah kemudian mengeluhkan lagi dengan adanya ini banyak keluhan dari masyarakat bahwa kita tidak bisa membantu sekolah karena sekolah tidak ada aktivitas belum lagi memang seperti ini bisa kita rasakan. Kebetulan sebagian besar itu berada sebenarnya kalau kita yang ada di kota besar, tetapi pola pembicaraan kita kan tidak boleh berbicara sektorial di desa dan kota, maka ketika kita berbicara sektorial ini tidak menjawab terkait secara global. Keluhan-keluhan yang seperti itu selalu beliau sampaikan kepada teman-teman untuk menjadi bahan Diskusi.

Mengingat bahwa SMK PGRI atau sekolah swasta khususnya PGRI kita berbicara rumah kita ini adalah aset yang sangat luar biasa. Aset PGRI itu selain anggota struktur organisasi yaitu salah satunya adalah aset-aset pendidikan. Pada saat ini kita melalaikan pada yang lain yang nanti akan kita teruskan di kemudian pada sesi berikutnya Apa solusinya tapi disinilah sebenarnya beberapa problem yang pertama adalah ketika kita menerapkan belajar di rumah itu ada beberapa kendala

1.      Untuk sekolah swasta dan bahwa tidak ada alasan kita Kemudian untuk mendapatkan bantuan dari masyarakat.

2.      Bahwa rata-rata sekolah swasta  di sekolah PGRI itu menengah ke bawah. Inilah yang sesuatu yang harus kita pikirkan yang sangat berbeda dengan sekolah-sekolah yang seperti tempat Om Jay, dimana sekolahnya yang sangat luar biasa.

3.      Mayoritas sekolah swasta PGRI khususnya di Jawa Timur ada 132 yakni 122 itu SMK, SMA nya ada 26 SMA, artinya 122 itu adalah SMK sesuai dengan kebijakan Pemerintah itu adalah 70 % praktek 30 % teori. Pertanyaan adalah model apa, model daring yang seperti apa yang bisa mengakomodasi untuk pelaksanaan praktek . Sementara sekolah-sekolah yang saat ini diminati itu adalah sekolah kejuruan teknik contoh alat berat, mesin otomotif kemudian listrik. Itulah yang kadang-kadang beliau perlu sampaikan kepada berbagai pihak ada klarifikasi ada klasifikasi untuk mata pelajaran yang bisa didaring. Maka OK beliau setuju didaring tapi mata pelajaran yang tidak memungkinkan di daring dan hak harus pratek karena sarana prakteknya disitu untuk carikan payung hukum dan carikan solusinya.

Itulah barangkali salah satu cara dalam rangka mengatasi apa yang dilakukan. Kita memang harus boleh melindungi, kita harus sayang pada anak tapi membiarkan anak untuk tidak melakukan praktek itu juga membawa dampak ke generasi berikutnya. Inilah barangkali yang perlu bersama-sama untuk kita pikirkan. Salah satu solusinya yang beliau sampaikan bahwa kami membuat apa yang dinamakan dengan diklat pendidikan latihan untuk new normal praktik kejuruan diberikan lengkap praktik kejuruan dan yang masuk itu hanya yang pelajaran parktek yang teori tetap daring. Itupun tidak seluruhnya barangkali itu menjadi sebuah solusi, tetapi ini belum mendapatkan dukungan dari beberapa pihak. Kalau di SMK  itu sebenarnya sudah ada payung hukumnya, payung hukumnya adalah SE Nomor 1 Dirjen kokasi, bahwa sekolah yang memerlukan praktek maka bisa melakukan dengan mempertimbangkan kondisi dengan melaksanakan protokol kesehatan. Harapan kita dengan apa yang beliau sampaikan barangkali ini bisa menjadi bahan kita semua PGRI  ada sebuah pengklasifikasian sehingga bisa menjadi smoot  pada semuanya untuk menjalankan ini.

 

NARASUMBER 3 ( Pak DNK )

Sahabat semua sangat benar-benar lembaga pendidikan yang kita Pimpin pemerintahan kementerian pendidikan cukup gagap dan kelabakan. Sehingga saat ini satu tantangan yang membuat sejumlah orang bahkan perusahaan besarpun tidak berdaya. Sahabat semua terutama terkait dengan kenormalan baru di dimensi sekolah ini memang sangat kontroversi, kita terbelah di sekolah-sekolah negeri guru-guru tidak ada masalah dengan PJJ anak di rumah tidak ada masalah, tapi di sekolah-sekolah swasta kadang ini menjadi permasalahan sehingga kemudian fenomena seperti ini ini harus ada intervensi dari pihak pemerintah jadi sekolah ini faktanya terbagi 3 ada sekolah bonafit ada sekolah menengah ada sekolah yang dibawah, ada sekolah dengan anak didiknya yang dari kelas ekonomi tidak bermasalah, ada sekolah yang anak didiknya kelas menengah, ada yang normal  secara ekonomi dan ada sekolah yang siswanya sangat banyak, ada sekolah yang siswanya sangat sedikit. Itulah kenyataan dilapangan,  kemudian orang tua itu pun terkena imbas dari ini, orang tua tidak sedikit yang di PHK, orang tua tentu prioritasnya finansial keluarga dibandingkan financial itu sekolah.  Kemudian dengan sekolah tidak ada KBM dengan adanya PJJ seolah-olah orang tua ini punya alasan bahwa kami tidak harus bayar SPP sehingga biarlah uang SPP itu dijadikan biaya hidup pada saat wabah berdasarkan mereka pun mengalami kesulitan secara finansial.

Sahabat semua kalau kenormalan baru ini sesungguhnya yang diikat oleh presiden adalah bagaimana setiap orang dewasa proaktif produktif sehingga dengan segala keterbatasan bisa tetap menghidupkan ekonomi, sementara anak didik tidak ada kaitan dengan induknya ekonomi, jadi anak didik dianggapnya adalah objek yang harus dilayani bukan objek-objek produksi satu sisi. Apalagi ketika Ikatan Dokter anak Indonesia mengatakan bahwa memasukkan kembali anak ke sekolah atau memindahkan dari PJJ kemudian ke sekolah ini resiko sangat tinggi sehingga ada ungkapan buat anak coba-coba tapi di sisi lain di sekolah swasta tadi Pak sampun pakarnya. Beliau belajar dari Pak Sampun kadang melakukan sebuah lompatan lompatan yang tidak mainstream tidak sama dengan kita.  Jadi sahabat semua terutama sahabat PGRI jadi kita berharap sekali lagi kita berharap ada intervensi pemerintah karena pemerintah ini adalah pihak yang bertanggug jawab. Dana desa, kemudian dana Abadi pendidikan, dana UN, dana BOS, dana ormas pendidikan dan dana infrastruktur menurut beliau,  Mengapa tidak kemudian dikembalikan kepada sekolah-sekolah swasta justru disinilah pemerintah tidak boleh absen ketika sekolah-sekolah swasta sedang membutuhkan karena keterbatasan finansial internal sekolah, jangan sampai dana ormas pendidikan yang kemarin disebut dengan dana gajah disebut dengan dana lain-lain ratusan miliar dengan kepentingan yang lain.

Menurut beliau karena dana desa, dana Abadi pendidikan, dana UN yang tidak jadi,  dana BOS, dana infrastruktur itu di dialirkan ke sekolah swasta, karena ini darurat jangan sampai sekolah swasta jasanya diterima untuk mencerdaskan kehidupan bangsa tetapi pada saat seperti ini hanya sekolah negeri yang diperhatikan mohon maaf sekolah negeri itu kata pengamat pendidikan ini memang agak pedas gila kita dengar kata Indra charismiadji mengatakan dosen kemudian guru-guru negeri itu, tidur-tiduran saja mereka digaji. Bagaimana guru honorer guru GTT mereka dengan tidak ada anak didik tidak bisa bekerja, mereka sungguh sangat sangat rawan secara finansial bahkan ada yang makan 2 hari makan jambu batu bahkan  ada yang listriknya diputus dan banyak fenomena lain.

 Sahabat semua selanjutnya terkait dengan intervensi pemerintah kita berharap Pak Nadime benar-benar hadir pada saat sekolah swasta terutama guru guru sebagai pahlawan pendidikan membutuhkan, kemudian terakhir sahabat semua memang hasil survei kita ada sebuah kesimpulan diantaranya 85,5% orang tua tidak setuju anak masuk sekolah ini menjadi hal yang yang berlawanan dengan anak didik karena anak ini 50, 74% anak mau sekolah, tetapi para gurunya mayoritas 53,3% siap mengikuti protokol kesehatan di sekolah, jadi sahabat semua sahabat kepala sekolah beliau mohon kita yang punya sekolah-sekolah swasta kalau bisa tetap mempertahankan kemampuan keberbedaan sekolah menjaga kualitas dan tetap kepala sekolah menjadi pemimpin-pemimpin yang teruji terutama saat seperti ini punya branding, kita memanfaatkan kemampuan komite sekolah, kita memanfaatkan mitra-mitra sekolah, kita memanfaatkan pihak-pihak lain yang bisa berkontribusi untuk sekolah. Sekali lagi beliau prihatin dengan kondisi sekolah swasta dan guru.  pertama sekolah yang menengah dan sekolah di bawah.

Pak ADAM

Beliau ketua PGRI di salah satu di Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi Selatan terkait dengan sekolah di masa pandemi ini beliau ingin mengatakan beberapa hal mungkin 3 poin saja yaitu

1.                           Bahwa Dimasa Covid-19 ini tentu telah merubah banyak mainset di depan kita ke yang lebih baik.

2.                           Terkait dengan sekolah kami secara prinsip sebenarnya tentu sependapat dengan PB PGRI bahwa sekolah tetap berjalan mulai tahun ajaran baru nanti di bulan Juli dan seterusnya. Tetapi pola-pola pelaksanaannya sehingga tentu perlu dikaji dan diatur dengan baik, karena tentu kalau seluruhnya kegiatan dari bulan Juli misalnya sampai bulan Desember itu semuanya harus daring,  semua harus pembelajaran jarak jauh. Beliau kira ini sangat menyulitkan pelaksanaan tugas di lapangan, kalau misalnya di kota-kota besar mungkin sedikit agak mending, di daerah banyak kendala. Mungkin seorang siswa punya alat komunikasi HP Android misalnya mungkin tak mampu lagi isi data atau mungkin punya data tapi jaringan di kampungnya di tempatnya lagi tidak memadai dan masih banyak yang lain Karena itu menurut hemat kami dan ini juga kami pernah menchatt ke ketua PGRI yang sangat perjuangkan guru beliau kira ada baiknya sekolah tetap berjalan dengan pola pola misalnya sistem siff. Katakanlah seperti contoh sekolah beliau dengan jumlah siswa kurang lebih seribu.  1 kali dalam 10 hari siswa datang supaya ada ruang untuk tetap guru berinteraksi,  apalagi ini menjelang penerima siswa baru sangat sulit rasanya seorang guru nanti akan berkomunikasi dengan siswa, ketika tidak pernah bertemu masih baguslah kalau kelas 2 kelas 3 yang sudah kenal. Tapi kelas yang baru masuk pasti sulit.  Beliau kira itu yang disampaikan, sekolah tetap berjalan tetapi tentu dengan tahapan-tahapan pola dalam pelaksanaan yang sangat diatur katakanlah kalau siswa 500, mungkin cukup 50 yang hadir nanti gurunya juga diatur supaya semua proses tetap berjalan tanpa harus mengundurkan waktu .

Pak SAMPUN

Campur tangan pemerintah untuk mengalokasikan anggaran agar sekolah-sekolah kuasa ini bisa eksis dan eksisnya ini tidak sekedar konsumtif yaitu mewujudkan produktif sebagaimana keinginan dari pemerintah. Yakni hadirnya teaching factory yang ada di sekolah Produksi ini tidak harus semua siswa harus masuk hanya bisa secara bergantian atau yang berkopeten yang ini Pemerintah sehingga dengan adanya ini pemerintah akan membangkitkan kemandirian sekolah-sekolah swasta kemudian Bagaimana dengan PGRI inilah yang barangkali menset yang selama ini kita lebih parameternya adalah Jumlah siswa karena jumlah siswa yang identik dengan kontribusi masyarakat atau sumbangan masyarakat perlu beliau sampaikan bahwa sekarang ini sumbangan masyarakat Sudah mulai Mulai sulit karena beberapa daerah mempunyai kebijakan wajib belajar 12 tahun dan sebagainya. sehingga kalau kemudian sekolah ini lebih mengandalkan pada sumbangan-sumbangan masyarakat atau wali murid maka barangkali peminatan itu akan kecil, kecuali kita mau bantu solusinya adalah 1 Bagaimana sekolah seperti itu kemudian Melakukan lompatan seperti sekolahnya Om Jay salah satunya adalah kita harus berani membuat trobosan di dalam pendidikan apa yang beliau sampaikan yakni penerapan skill paspord karena ini akan memberikan ruang bagi siswa untuk kemudian siswa ini terhadap apa yang menjadi pertanyaan itu akan menumbuhkan kemandirian dan ini juga akan menumbuhkan kompetitif. inilah yang sebenarnya harus kita menjadi sebuah keunggulan bahwa sekolah PGRI kompetitif yang sangat luar biasa maka dengan cara seperti itu harapannya akan menaikkan daripada persekolahan tiga hari terakhir ditambah dengan Salah satu keunggulan contoh keunggulan di bidang komunikasi misalkan ini dan tidak terlalu membutuhkan investasi yang tinggi bahasa Inggris, bahasa Jepang, bahasa Mandarin, tetapi ada sebuah perbedaan seperti yang beliau lakukan bahwa tempat beliau yang namanya bahasa Inggris delapan jam. Padahal itu 3 jam kita adalah sebuah cara untuk memperoleh keunggulan lain kita, bagaimana menerapkan semua biaya praktek semua beban praktek kalau bisa ada hasil akhirnya. Itu harapannya yang bisa menjadi bagian daripada memaksimalkan biaya operasional sekolah. Oleh karena itu bisa dilakukan kalau penerapan atau pekerjaan itu diarahkan pada apa yang menjadi kebutuhan masyarakat.

 

NARASUMBER 3 (PROF.EKO )

Setiap krisis itu pasti ada peluang dan pada saat krisis itu akan kelihatan mana yang leaders mana yang followers dan yang bisa memanfaatkan situasi peluang Inilah dia akan menjadi leaders. Yang followers itu nunggu jatuh dari langit istilahnya itu yang terjadi disini ada yang membedakan. Saat ini teman-teman sekalian seluruh orangtua matanya tertuju ke kepala sekolah, tahun ajaran baru akan mulai apa yang akan terjadi. Beliau lihat ada dua tipe kepala sekolah Kepala Sekolah yang modelnya seperti Pak sampun begitu malam pun datang di hadapi semua orang tua Tenang saja bapak ibu anak-anak in the god hand kan sudah punya rencana ini ini ini ini kami punya masalah ini Tolong kiranya bisa kita diskusikan bersama, tapi nanti kita kan begini begini begini. Intinya kalau kepala sekolah punya rencana jelas orangtua tenang, tapi ada kepala sekolah ya aduh ngapain ngak tahu juga kita harus ngapain apa nunggu peraturan nunggu apa kata Pak Menteri yang ini membuat orang tua cemas dan orang tua kalau udah cemas itu pikirannya cuman 2. Ngak bayar uang sekolah atau pindah ke sekolah lain. Karena kepala Sekolahnya tidak bisa menenangkan dia memang di belakang layar Kepala Sekolahnya akan berjibaku ya pedang palitan tetapi di depan orang tua tempat anak-anaknya dititipkan itu dia punya prinsip tetap jalan sekolah rencananya seperti ini dan saya yakin pasti kebanyakan kepala sekolah akan mulai melakukan istilahnya rasionalisasi tujuan pembelajaran pasti diambil yang realistis Ya kan Tidak mungkin lagi yang ideal realistic tapi intinya orang tua tuh merasa tenang kalau semuanya terencana sehingga Insya Allah kalau itu terjadi maka masalah iuran yang seret masalah apa itu cuman masalah scheduling aja karena dia yakin bahwa semuanya dalam kendali yang baik, yang sulit itu kepala sekolah itu jawabnya ragu-ragu waktu kita belum tahu mungkin begini mungkin begitu ya Nantilah kalau gini siapa tahu dapat arahan dari itu. jadi itu cemas itulah yang pertama adalah yang dilihat oleh orang tua dalam waktu sampai Juli ini jadi sekiranya kalau emang kepala sekolah sekarang sedang mencari cara agar nomor 1 adalah ingat Bapak Ibu sekalian anak-anak itu kan dititipkan janjinya ke kepala sekolah dengan atas nama sekolah janjinya ke orang tua kan Pak ya, jadi orang tua bukan ke pemerintah, perintah orang tua yang penting kan tidak melanggar peraturan pemerintah dan inikan mas menteri memberikan kemerdekaan kita untuk belajar Merdeka belajar kan artinya Anda diberi keleluasaan untuk membuat target yang lebih realistis cara belajar yang lebih masuk akal, model-model yang masuk akal, tidak melanggar protokol kesehatan tapi bisa menyelamatkan sekolah dengan cara yang minimum dan lain sebagainya. Saya yakin kalau dilakukan gitu Itu sudah memberikan kontribusi pada negara ini dan saya yakin sharing dari teman-teman dari Om Jay daripada Pak Sampun dan teman-teman lain itu akan menjadi referensi bagi sekolah-sekolah yang lain cari model-model pembelajaran karena Indonesia ini heterogen,salahnya heterogen ngak mungkin jawabannya homogen, kondisinya heterogen masalahnya heterogen pasti interprensinya juga heterogen jawabannya pun heterogen itu kedepan sudah aman. Sekarang dibelakang layar ni bagaimana cara akrobatiknya bagaimana cara jempalitannya memang benar tidak ada cara lain kecuali kita kerjasama cuman itu saja.kekurangan tempat kita ini adalah kita tidak mau sharing tipa sekolah itu buat bikin bahan untuk mereka sendiri    

Sekolah-sekolah nomor satu di dunia kampus kampus nomor satu di dunia itu sharing bahannya. Guru fisika yang membuat bahan bagus dia sharing ke guru fisika yang lain, guru biologi yang memiliki cara mengajarnya bagus direkamin dikasih kesekolah-sekolah yang lain dan buat itu semua itu dibayar oleh negara kita itu istilahnya. Sekarang bayangkan kalau kita tidak punya semangat kerjasama tidak punya semangat sharing pasti masing-masing sekolah akan kerepotan, contohnya misalnya di tempatnya di sekolah A dia pengen menyelenggarakan mata pelajaran B tapi gurunya nggak bisa pakai komputer atau mungkin gurunya tinggal di daerah yang internetnya jelek sementara ada guru lain di sekolah sebelah menyelenggarakan pembelajaran yang sama mau pakai zoom pakai YouTube kita bisa nongkrong bareng kita bisa koneksi bareng, sekarang bayangkan kalau seluruh sekolah PGRI saling membagi rencana pembelajarannya saling silang semua saling belajar itu resourcenya enggak banyak terpakai makanya jadi misalnya hari ini labsschool pelajaran  biologi 2 berani ngak OmJay dibuka untuk semua sekolah lain,sehingga sekolah lain bisa ikut bareng. Nah itu kuncinya hanya kerjasama efisiensinya tidak akan terjadi jika tidak kerjasama. Bukankah musuh Kita sekarang musuh bersama kita sekarang adalah Covid. Bukankah musuh bersama kita adalah pembelajaran. Itu musuh bersama kita ayo kita kerja sama untuk musuh yang satunya itu bukan waktunya lagi kita saingan saingan sama sekolah sebelah sekolah depan jalan tidak,  ini adalah urusan negara kita harus kerja sama.

Nanti kalau sudah normal lagi ayo deh kita saingan lagi. kalau nggak semua lu-lu semua kita rugi. Yang beliau lakukan dikampus kampus kita yang sebelah itu kerjasama mata kuliah dasar umum kita sharing ngak semua mengadakan, kita sharing, satu yang mengadakan kita gantian muter bikin jadwal bersama jadi semuanya juga bisa saling membagi sumber dayanya resource yang dikatakan cita-cita beliau sudah lama kita akan coba jalan. Dan ini adalah kesempatan yang paling besar karena kita merasa senasib sepenanggungan untuk melakukan secara bersama-sama tanpa kita tidak sama-sama akan mustahil karena suasana normal aja sulit apalagi dalam suasana seperti krisis sekarang ini tinggal sekarang kalau kita mau kerja sama sharing ya 10 sekolah zoom saling sharing 20 sekolah terdekat zoom saling sharing itu pasti akan mempermudah.  

Itu semua terjadi saatnya kita pinjam pinjam nggak sempat lagi ngurusin administrasi. Tapi adalah kita selamatkan jam belajarnya anak-anak. Supaya anak-anak kita tetap tumbuh bahkan mungkin kalau perlu bisa make ruang kelas yang tempat berbeda gitu ya daripada kosong kita bisa sharing dan sebagai misalnya karena kapasitas 30 % sekolah kebetulan kosong ngak ada jamnya bisa dipakai itulah semangat gotong royong yang dulu diajarkan nenek moyang kita yang sempat hilang gara-gara kita masuk ke era pasar terbuka kapitalisme masuk, jadi kita sudah jarang bergotong-royong sendiri, jadi kadang-kadang melihat sekolah 3 sekolah sebelahan satu jalan satu ngak jalan padahal dengan internet bapak tahu tidak perlu harus satu bisa berhenti karena bisa saling berbagi. Yang leaders akan membuat terobosan yang followers akan tunggu saja. Jadi beliau punya prinsip lebih baik tengah-tengah benar dari benar-benar salah, kalau kita nggak ngapa-ngapain cuman ngomong aja cuman diskusi aja itu benar-benar salah, tapi kalau kita berbuat sesuatu terlepas itu jauh dari sempurna kita jatuh berkali-kali, tapi belajarnya dari situ terus jalan lama-lama kita belajar kita tak tidak usah takut berbuat salah itu bagian dari belajar. Yakin pemerintah tidak marah kalau kita berinovasi untuk menyelamatkan peserta didik kita itu prinsip beliau.

 

NARASUMBER 4 ( Pak CACA )

Kita sebetulnya adalah sebuah negara yang sangat besar kita punya potensi ada 482 jumlah jumlah perguruan se Indonesia itu artinya BPLP tetap konsen terhadap Tiga Roda itu yang paling awal itu yang paling bagus, kenapa? awal-awal kita tidak bisa mengerjakan itu padahal kalau misalkan itu sudah terjadi diawal tentu persekolahan PGRI itu terjadi juga untuk menghadapi Covid ini jadi kita tidak akan Gagap kedua tidak akan terjadi pula orang tua untuk saya minta ringan nggak gitu malahan bisa saja orang tua memberi ke sekolah atau sebaliknya sekolah memberi orang tua jadi nanti  beliau akan bicara dengan Prof.Eko untuk beberapa mitra desa dulu untuk beberapa itu mudah-mudahan Covidnya cepat selesai dan ini harus direalisasikan karena terlalu banyak bicara kerjanya jadi nggak ada. Jadi kita nunggu-nunggu instruksi juga itu ngak baik juga. Beliau kan nunggu instruksi beliau pengurus BPLP ketika harus kelapangan enggak enak juga, padahal intruksi untuk yang ke sana waktu itu kalau langsung dikerjakan bisa saja dari Sukabumi ke sana atau jadi Pak Sampun jadi narasumber kami tentu udah ada 2 sekolah tuh yang yang tiga roda itu, kemudian nanti kita sebar ke sekolah-sekolah di luar Jawa Barat atau di luar Jawa. Mudah sekali beliau tes itu untuk penguatan kepala sekolah pun kendalanya kita kurang kerjasama PGRI kurang kerjasama dengan para kepala dinas artinya Kepala Dinas mengandalkan PGRI ,PGRI mengandalkan kepala dinas artinya tertumpu ke kepala sekolah yang tidak hadir.

Untung saja waktu itu yang sekarang APKS nya menjadi sekretaris dirjen GTK sekarang sangat terbuka sekali untuk mudah-mudahan penguatan kepala sekolahnya pun dapat dilaksanakan untuk soaialiasi yang kedua, mudah-mudahan sekalipun kepada sahabat-sahabat kepala sekolah atau guru di perguruan PGRI beliau mengajak untuk mulai merinci nama-nama calon calon kepala sekolah atau penguatan kepala sekolah mudah-mudahan nanti setelah Covid beliau bisa bicara dengan sekretaris dirjen GTK yang baru kemudian Selain itu ada lagi enggak dari dari pertemuan lain selain dan bagian yang bisa kami catat untuk jadi model-model pembelajaran menghadapi Covid ini. 

PGRI tetap berjuang dikenal perjuangannya  Untuk anggota semuanya jadi jangan selalu takut apabila kita tidak belajar dan mengajar memenuhi 24jam biasa-biasa saja walaupun karena kan ini pandemi kondisinya kondisi di luar dugaan artinya bekerja saja jangan terlalu memikirkan Apakah itu akan cair atau tidak kemudian kegiatannya pun berjalan seperti biasa itu. Jadi kami juga udah siap untuk menanggulangi itu kalau seperti itu pasti banyak ketakutan kita kerjanya 3 hari kemudian 24 jam di kasihnya nggak gitu lah Insya Allah tetap semangat di lapangan.


Saksikan lebih lengkapnya di

https://youtu.be/UCq9ZA6a81Y


KESIMPULAN :

Bahwa setiap masalah pasti ada solusi Seperti apa disampaikan oleh Prof. Eko kemampuan untuk berbagi ini yang harus kita tingkatkan di era pandemi sehingga berbagai permasalahan sedikit demi sedikit dapat kita atasi.

 


3 komentar:

  1. Panjang dan ok tulisannya

    Bismillah
    Selasa, 07 Juli 2020, Postingan ke-416. Mohon doanya satu hari satu postingan di blog  www.sarastiana.com

    Metode Pembelajaran Sosiodramawww.sosiodrama.com

    Model dan Metode Pembelajaran http://www.modelpembelajaran

    BalasHapus
  2. Betul, Bu..setiapadalah ada solusinya...Aamiin...💪👍

    BalasHapus