MARI
PRODUKTIF MENULIS
Guru adalah kunci penting dalam dunia pendidikan. Jika
guru berkualitas, besar kemungkinan kelas yang diajarnya juga berkualitas. Tapi
jika gurunya kurang berkualitas, tentu hasil pembelajarannya juga kurang sesuai
dengan harapan. Salah satu kunci penting peningkatan kualitas guru adalah
dengan membangun budaya literasi. Literasi berarti budaya membaca dan menulis.
Seorang guru yang mau terus membaca buku dan menulis
memiliki peluang untuk semakin meningkat kualitas dirinya. Semakin banyak buku
yang dibaca, semakin banyak karya yang dihasilkan, maka akan memiliki
kontribusi penting bagi kemajuan pendidikan. Pada
pertemuan ini beliau akan menyampaikan tentang KUNCI-KUNCI PENTING DALAM MENULIS.
Kunci itu alat untuk membuka. Alat yang bisa menjadikan produktif
dalam menulis, sesuai judul materi yang beliau bawakan. Kita
sekalian bisa mendapatkan kunci tetapi kunci akan sebatas sebagai kunci jika
tidak difungsikan. Keterlibatan Bapak Ibu sekalian di grup ini ibaratnya
untuk mendapatkan kunci. Tapi jika sekadar mendapatkan saja dan tidak
dipraktikkan, tentu kunci itu kurang fungsional.
KUNCI
PERTAMA ADALAH MOTIVASI.
Motivasi menulis bisa berupa; [1] motivasi karir. Bapak
dan Ibu sekalian anggota grup. Mencermati komposisi anggota grup ini—maaf jika beliau
salah—beliau berkesimpulan bahwa menulis merupakan aktivitas yang berkaitan
erat dengan profesi Bapak Ibu sekalian. Implikasinya, semakin mahir menulis
maka semakin lancar karir yang kita tempuh.
2] motivasi materi; menulis itu menghasilkan honor. Bagi
penulis yang sudah sangat terkenal, honor memang sangat berlimpah. Bukunya
terus mengalami cetak ulang. Namun jumlah mereka yang beruntung dari sisi ini
tidak terlalu banyak. Sebagian besar penulis justru kurang mendapatkan
perhatian dari sisi materi.
[4] motivasi cinta; menulis karena memang mencintai
aktivitas menulis.
Bisa juga menambah jenis motivasi di luar 4 yang beliau
sebut di atas. Namun perlu diingat bahwa apa pun motivasi yang dipilih maka
akan mempengaruhi terhadap tulisan atau buku yang akan dihasilkan.
KUNCI
KEDUA: MEYAKINI BAHWA MENULIS ITU ANUGERAH.
Beliau berpendapat bahwa mau dan mampu menulis itu
anugerah. Banyak orang yang mau menulis tapi tidak mampu
mengerjakannya; bisa karena kesibukan atau sejuta alasan lainnya. Banyak yang
sesungguhnya mampu menulis tetapi tidak mau menulis. Karena itulah bisa
menulis—bagi beliau—adalah anugerah luar biasa yang harus disyukuri. Cara
mensyukurinya adalah dengan terus menulis.
Bayangkan, saat S-1 Bapak Ibu sekalian setiap semester
harus membuat makalah. Paling tidak satu semester harus membuat 10 makalah.
Kalikan 10 halaman, berarti kan sudah 100 halaman. Kalikan 8 semester. Berarti
kan sudah 800 halaman. Asumsinya 1000 halaman dengan laporan KKN, magang,
skripsi.
Jumlah halaman pasti bertambah jika Bapak Ibu lulus S2.
Total halaman yang ditulis jika sampai lulus S2 beliau kira paling tidak 500
halaman. Apalagi jika sampai selesai doktor. Jelas di atas 2.500 halaman.
Sekarang hitung berapa laporan penelitian yang harus Bapak Ibu buat setiap
tahun. Berapa laporan pengabdian. Sudah ribuan—sekali lagi ribuan—halaman yang
sudah Bapak Ibu tulis.
Sekarang mari kita urai mengapa kok masih ada yang
kesulitan menulis padahal pengalaman menulisnya sudah ribuan halaman. Ada
beberapa kemungkinan; [1] Selama kuliah spesial menjadi anggota kelompok yang
tidak pernah menulis makalah. Biasanya ini yang spesial membiayai foto kopi. Sekali
lagi beliau mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.
Kemungkinan ke [2], tidak menulis karena dibuatkan orang
lain. Kemungkinan ke [3] menulis dengan melakukan “kanibal”
tulisan orang lain. Misalnya mendapatkan bahan di googe lalu dipotong sana-sini
sampai berbentuk layaknya tulisan. Kemungkinan ke [4], begitu
mendapatkan tugas langsung berburu referensi. Tidak berpikir apa yang harus
ditulis. Begitu referensi didapatkan segera dibuka, diketik, lalu tutup. Ganti
referensi berikutnya, dibuka, diketik, lalu tutup. Tugas penulis biasanya di
akhir kutipan: BERDASARKAN PAPARAN DI ATAS MAKA DAPAT DISIMPULKAN.
Menurut beliau menulis itu membuat kita menjadi berbeda
dibandingkan kawan-kawan yang lainnya. Sesederhana apa pun buku yang Bapak dan
Ibu hasilkan itu tetap memiliki kontribusi penting. Jangan dengarkan nyinyiran
yang tidak konstruktif. Selama Bapak Ibu sekalian terus menulis maka akan
menjadikan kita sebagai makhluk yang berbeda dengan kawan-kawan lainnya.
KUNCI
KETIGA: MENULIS ITU MEMBERIKAN BANYAK “KEAJAIBAN” DALAM HIDUP.
Menurut beliau menulis itu memberikan banyak sekali
manfaat. Pak Wijaya Kusumah--Omjay-- seorang bloger, youtuber dan guru kita
semua, mengatakan bahwa menulis setiap hari itu telah memberikan keajaiban
dalam kehidupan.
Coba kita simak apa saja bentuk keajaiban yang beliau
rasakan karena menulis. [1] mendapatkan banyak materi. Karena rajin menulis,
bukunya mendapatkan banyak royaliti. [2] sering diundang sebagai
pembicara di berbagai forum. [3] memiliki banyak teman. [4]. Bisa membeli peralatan
yang dibutuhkan dalam kehidupan. [5] tulisan adalah alat perekam kehidupan yang
ajaib
KUNCI
KEEMPAT: TIDAK MUDAH MENYERAH.
Menurut beliau banyak orang ingin menulis, tentu termasuk
menulis buku, tetapi semangat menulisnya naik turun. Saat ikut kegiatan
kepenulisan semacam ini, semangat menulisnya berapi-api. Tetapi saat kembali ke
dunia nyata, ke dunia kehidupan sehari-hari, semangat itu perlahan tetapi pasti
memudar dan akhirnya hilang sama sekali. Saat bersemangat, menulis
berlembar-lembar halaman dalam sehari terasa ringan. Saat tidak bersemangat,
satu paragraf pun terasa berat sekali. Bahkan sangat mungkin berbulan-bulan
tanpa menulis sama sekali. Menulis lima paragraf yang dilakukan rutin setiap hari
jauh lebih baik daripada sepuluh halaman yang dilakukan tiga bulan sekali.
KUNCI
KEENAM: MENULIS SEBANYAK-BANYAKNYA.
Menurut beliau menulislah setiap hari tanpa henti.
Lakukan secara terus-menerus. Jika Anda merasa tulisan Anda tidak baik maka
dengan menulis setiap hari tulisan Anda akan otomatis menjadi baik. Tapi--sekali lagi--kunci itu adalah alat. Tinggal bagaimana kunci itu
digunakan secara tepat.
KUNCI
KELIMA: BERJEJARING.
Menurut beliau jadi penulis jangan menepi. Memang saat
sekarang kita harus menepi karena Corona, tetapi bukan berarti tidak
berinteraksi. Bangun jejaring kepenulisan. Ikut kegiatan semacam ini juga dalam
rangka berjejaring.
Beliau tidak memasukkan tanggal dan bulan resume. Bisa
kunjungi blog saya: https://spirit-literasi.blogspot.com. Namun
jika dimasukkan juga tidak apa-apa. Tidak ada aturan baku.
Kriteria
tulisan yang baik dan berkualitas itu seperti apa?
Menurut beliau 1) SELESAI DITULIS. Ini penting. Sebagus
apa pun ide, jika belum selesai ditulis ya belum bagus. (2) Minim salah ketik atau salah teknis. (3)
Bahasa menarik dan didukung oleh logika berpikir yang baik.
Menurut beliau ada 4
jenis MALU dalam menulis: (1) MALU untuk menulis. Tidak akan bisa menulis.
(2) MALU kalau menulis dan tulisannya dibaca orang. (3) MALU sudah mulai
hilang. Pokoknya nulis. (4) MALU TIDAK MENULIS.
KESIMPULAN
:
KUNCI-KUNCI PENTING DALAM MENULIS.
KUNCI PERTAMA ADALAH MOTIVASI.
KUNCI. KEDUA: MEYAKINI BAHWA MENULIS ITU
ANUGERAH. KUNCI. KETIGA: MENULIS ITU
MEMBERIKAN BANYAK “KEAJAIBAN” DALAM HIDUP. KUNCI KEEMPAT: TIDAK MUDAH MENYERAH. KUNCI KELIMA: BERJEJARING. KUNCI KEENAM: MENULIS SEBANYAK-BANYAKNYA.
Bagus, rapi..
BalasHapusTerimakasih Bu
HapusMantap bah...tapi & lengkap...sipp dah
BalasHapusTerimakasih
HapusMantul bu
BalasHapusTerimakasih Bu
HapusKeren....
BalasHapusSemoga,motivasi nya bisa kita gunakan tuk tetap selalu menulis..salam literasi..mampir ya di
aisah1969.blogspot.com
Terimakasih Bu
HapusOk
Ok..siiip
BalasHapusOk
HapusLengkap, padat berisi👌
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKeren ibu resumenya, i like it
BalasHapusTerimakasih Bu
HapusResumnya lengkap ibu..salam kenal dari Toraja
BalasHapusTerimakasih,salam kenal juga
HapusHoras dari Sumatera Utara
mantul resumenya bu say
BalasHapusTerimakasih Bu
HapusKeren, lengkap resumenya
BalasHapusMantab betul resumenya bun...
BalasHapusTerimakasih Bu
HapusBagus ibu, tulisan rapi..blognya cerah 🙏👍👍
BalasHapusTerimakasih Bu
HapusKeren buk
BalasHapusTerimakasih
HapusKurang lg satu bu yg ke 6 Menulislah sebanyak banyaknya...mntppp
BalasHapusOk Bu👍
HapusKeren.....wemangat terus
BalasHapusTerimakasih Bu
Hapus