Jumat, 03 Juli 2020

BERBAGI PENGALAMAN MENULIS DAN MENERBITKAN BUKU BERSAMA PAK M. FIRMAN SUWARYA


PROFIL



Penyakit hampir menghinggapi hampir semua penulis baik yang baru belajar nulis seperti beliau ataupun mungkin penuis yang sudah menjadi penulis handal..

Jika kita berani konsisten menulis 5 lembar perhari, beliau yakin bapak ibu akan menjadi seorang penulis yang handal dan produktif.

Freewriting yaitu teknik menulis cepat tanpa hambatan..

Secara umum memang menulis sebanyak 5 halaman itu memutuhkan waktu berjam-jam belum lagi nanti efeknya ketemu dengan rasa bosan yang membelenggu.

Bahaya penyakit ini adalah baisanya diawali menyerang ke pikiran, cirinya tiba-tiba ide yang kita punya hilang entah kemana. Lalu bingung harus nulis apa lagi, puyeng, dan sederet saudara-saudaranya.... pengalaman beliau banget itu.... dan nanti dampak endingnya yaitu kita akan cape, lelah, malas untuk menulis... terkadang saat malas menghinggapi, ketika mau nulis lagi, tiba-tiba mendadak mendapatkan ide yang baru, ditengah jalan sebelum ide baru yang menurut kita lebih bagus itu belum selesai ditulis, lalu kita mulai menulis, lalu apa yang terjadi...? ya.... alasan dan pikiran kita sama seperti pertama tiba-tiba muncul ide baru lagi,.. ya, ide tadi yg katanya bagus, yang belum selesai ditulis juga...

Ide yang mana..? yaitu ide baru tersebut lebih lebih dan lebih bagus dari ide pertama,,,, dan terus seperti itu  mandeg lagi, mandeg lagi... tidak ada kelar-kelarnya... dan kondisi seperti itu dalam dunia kepenulisan biasa disebut dengan Lingkaran Setan Kebuntuan.. terkadang, mulai menulis lagi, menulis lagi tapi ya... tadi tidak ada yang selesai...

Tidak ada karya yang bisa dihasilkan....!!! akhirnya apa? mungkin bisa stteress... lalu bagaimana? Mungkin saja, nanti muncul ada pemikiran kita semua, jangan-jangan saya tidak ada bakat untuk menjadi penulis...

Apakah bapak-ibu ada yang pernah mengalami seperti itu...? kalau ada... Selamat.... ya.... Selamat, kita senasib... terjadi pada beliau, tapi itu dulu.... iya, insyaAllah itu dulu.... karena sejak mengenal FreeWriting beliau terbebas dari hal-hal tersebut, walau tidak langsung begitu keluar dan lolos dari penyakit-penyakit yang menimpa seorang penulis...

Bagaimana sih memahami dan menerapkan dari Freewriting ini..?!!!! Misal kita akan melalukan ujian misal dulu UJIAN NASIONAL atau ujian pegawai, atau ujian lainnya yang sangat menentukan... misal Ujian itu akan dimulai dari pukul 07.00 sampai dengan 09.00 selama 120 menit atau 2 jam dan harus segera datang tepat waktu agar bisa menyelsaikan ujian itu dengan baik, benar, dan yakin, dari 50 soal yang diberikan. namun, entah apa yang terjadi,tidak sedikitpun dibayangkan sebelumnya, dan tidak terpikir dan seterusnya, tiba-tiba saat menuju ke sekolah atau tempat tes ujian, jalanan macet total...!! sehingga memakan hampir 1 jam dari durasi tes ujian... kira-kira dalam kondisi seperti itu apa yang kita lakukan, ? belum lagi melihat soal-soal yang susah dan masih kosong.... belum diisi..? tapi harus di isi, dan dikerjakan... dan harus... mendapatkan nilai bagus... waktu terus berjalan... kita harus ngebut mengisi soal ujian itu karena kejar-kejaran dengan waktu.... Itulah gambaran singkat tentang Freewriting menurut beliau.

Menurut beliau segera tulis ide yang muncul segera tulis, dan tulis sebelum ide itu hilang.. Alhamdulillah sungguh sangat mudah kiranya menulis ide yang muncul,kapan dan dimanapun, pokoknya tulis. Solusinya sederhana sebenarnya namun harus yakin. Ide muncul langsung tulis, sampai ending ide itu dimana pokoknya ditulis, yang lupa, lewat saja,, jika situasi tidak memungkinkan. Baru kita cek dan ricek. Menyangkut situasi ini berkaitan dengan waktu. Jangan memanfaatkan waktu luang!! Tapi kita harus meluagkan waktu,  yang memungkinkan untuk itu dilaksanakan secara kontinyu terus menerus,  ngak usah lama-lama, misal 30 sampai 60 menit setiap harinya...

Menurut beliau jelek, kurang bagus, bagus, atau sejenisnya pokoknya ditulis. Baru kemudian dari situ mulai dari bagaimana membuat outline. Outline secara garis besar pokoknya harus selesai, kemudian setelah outline jadi,  dengan suatu catatan bahwa otuline hanya secara garis besar saja, dalam perjalanannya kemungkinan akan mengalami perkembangan dan sejenisnya. Selanjutnya menulis 1 persatu, dengan alokasi waktu yang beliau luangkan.  Waktu menulis yang beliau luangkan biasanya selepas jamaah isya, pulang langsung nulis, sekitar 60 menit, terus kontinyu pada waktu itu, menulis pada waktu tersebut bukan tidak ada halangan atau tantangan, banyak sekali tantangannnya. Misal anak-anak yang minta jalan-jalan lah, minta ini lah, minta itu lah dan lain-lain.. Tapi satu persatu tantangan itu mampu beliau atasi. Anak-anak juga akan tahu dan menyesuakan sendiri pada akhirnya, hingga selesai tulisan-tulisan dalam bentuk buku..

Masalah penerbitan buku, kita semua tahu penerbit itu ada Indie dan Major. Yang sebenarnya masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangnnya.. Penerbit Indie lebih mudah, dan pastinya lebih cepat selesai.

Kuncinya jika kita menulis dengan hati biasanya akan mampu menyentuh hati pembaca. Ide baru itu akan beliau tulis, tapi nanti setelah tulisan beliau selesai,  maka dari situ beliau harus benar-benar menyelesaikan tulisan itu. Justru kadang tulisan yang sederhana itu biasanya terlahir dari hati, tidaka neko-neko, biasanya akan membawa pembaca kedalamnya.

Menurut beliau secara sederhana Freewriting, pokoknya tulis secepat-cepatnya terhadap ide yang muncul, jangan takut salah, jangan takut keliru, takut jelek hasilnya, apalagi takut salah ketik. Pokoknya tulis dan tulis sampai habis, modalnya ide, dan ide bisa muncul dari mana saja.

Menurut beliau hasil tulisan yang berkualitas atau kurang berkualitas biasanya, bisa ditentukan dari faktor ide yang muncul. Jika ide yang muncul bagus dan berkualitas, lalu lanjut dengan outline yang berkulaitas, maka hasil tulisan juga akan tidak jauh dari situ, yaitu bagus dan berkualitas. Dalam prakteknya menulis berkualitas terkadang menuntut kita agar mengikuti, mematuhi dan lain-lain sebelum tulisan itu selesai ditulis, sehingga tulisan kita akhirnya tidak bisa kelar atau selesai. Dengan freewriting ini akan mujarab menjawab atau solusi misal ada yang kurang enak, atau sekiranya kuran pas dan lain-lain, nanti bisa di lanjut pada tahap editing, cek dan ricek.

KESIMPULAN :

Rasa bosan adalah penyakit yang sangat berbahaya melebihi covid 19, hati hati dan waspada itu kan menyerang dengan tiba tiba, maka kita harus pupuskan dengan coba dan coba lagi. Sampai kapan kita harus mencoba maka jawabannya sampai kita sukses.

Yakin dan percayalah, siapa pun bisa jadi apa pun, asalkan mau berusaha dan berdoa. Dan kunci utamanya adalah percaya diri

Teruslah menulis dan menulis jangan pernah berhenti. Wujudkan cita cita untuk menerbitkan buku. Kobarkan semangat dalam dada. Hidup penulis. Hidup PGRI. Jaya selamanya.


19 komentar:

  1. Joss. Ayo semangat menerbitkan buku

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih Omjay
      Saya sangat senang dpt ilmu banyak dr Omjay dkk

      Hapus
  2. Mantul blognya ... rapi ... boleh bagi ilmunya

    BalasHapus
  3. Sangat lengkap. Terima kasih ☺️

    BalasHapus
  4. Mantap... Semoga ya bisa buat buku... Bisa terbitkan juga..semangat.. Mampir juga ya..di aisah1969.blogspot.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih Bu,aamiin
      Siap Bu akan segera mampir ke blog ibu

      Hapus
  5. tetap semangat menulis, manthap

    BalasHapus
  6. Cakep

    https://suryanmasrin86.blogspot.com/2020/07/pandemi-dan-dunia-penerbitan.html

    BalasHapus
  7. Ayoo semangat bu ...smg kita bersama bisa menerbitkan buku ..

    BalasHapus
  8. Subhanalloh luar biass mantaps Bu

    BalasHapus