Jumat, 25 September 2020

KIAT DAN STRATEGI NGEBLOG DI BERBAGAI PLATFORM TERUTAMA DI BLOG SOSIAL KOMPASIANA


Sebelumnya beliau minta maaf karena harus reschedule jadwal sharing menjadi sore hari karena ada kebutuhan mendesak nanti malam.

Beliau mengatakan “ terima kasih buat Omjay (peraih penghargaan ”Guru Paling Ngeblog” di Kompasiana pada tahun 2012) dan bapak/ibu sekalian yang memberikan kesempatan kepada saya untuk berbagi informasi dan pengalaman seputar kegiatan ngeblog terutama di Kompasiana.

sebenarnya saya tidak ada materi khusus untuk kesempatan kali ini karena sebelumnya Mas Imam sudah dengan komprehensif menyampaikan teknis dan proses dalam kepenulisan sekaligus berbagi pengalaman studinya yang bikin saya iri.

begitu juga nantinya ada Mas Pepih Nugraha (guru dan mentor saya sampai sekarang dalam segala hal sekaligus bos kompasiana sebelum saya diberi kepercayaan untuk meneruskan perjuangan beliau)

saya lihat di sini juga ada Om Budiman Hakim, pakar creative content yang jadi panduan saya juga karena karya-karyanya yang ciamik dan relevan dengan zaman.

Dan, juga guru-guru hebat yang konsisten menulis di berbagai platform, seperti Pak Dedi Dwitagama dkk.”

 

Nurulloh. Biasanya dipanggil Nurul atau Uyuy.

Dan, banyak yang memanggil Mbak Nurul, karena mirip perempuan namanya.

Saat ini beliau sebagai chief operating officer atau singkatnya pengelola Kompasiana yang jadi tukang ngurus konten, komunitas, produk dan juga bisnis. Urusan Palugada deh di Kompasiana beliau kerjakan

 


Beliau secara umum ingin menyampaikan menyangkut kiat dan strategi Ngeblog di berbagai platform terutama di blog sosial Kompasiana.

Dalam materi tersebut disinggung perihal “Powerful Content” yang mengarahkan kita agar memahami bagaimana agar konten atau tulisan yang kita buat memiliki kekuatan dari sisi isi dan dampaknya.

 

Menurut beliau ada tujuh elemen dasar yang perlu kita ketahui dan terapkan agar memiliki konten yang powerful, yaitu:

1. Ide yang genuine (asli ide kita bukan orang lain)

2. Pembuka tulisan to the point (menggambarkan isi) dan tidak bertele-tele mengingat karakter pembaca online mudah dan cepat menutup atau kelur dari halaman blog kita ketika dalam tulisan tersebut tidak jelas atau terlalu berpanjang kata tanpa menjelaskan atau mengemukakan inti dari isi tulisan kita.

3. Judul yang menarik terutama jika menulis di situs blog karena judul menjadi “jualan” konten yang ada di situs web.

4. Adanya kebaruan (novelty). Bisa dari pengalaman atau persitiwa yang jarang diungkap oleh orang/media lain atau bahkan belum sama sekali ada yang membahasnya.

5. Tunjukkan pengalaman kita. Tiap orang memiliki pengalaman yang tidak dimiliki oleh orang lain dan ini menjadi core value apa yang akan kita bagikan.

6. Jangan lupa sisiplan gambar atau minimal ilustrasi. Kalau sebuah peristiwa sematkan foto peristiwanya sebagai elemen tambahan dari suatu informasi

7. Jika ada, berikan solusi atas segala isu yang dibahas agar memiliki dampak positif ke pembaca kita.

 

Menurut beliau selanjutnya, yang tidak kalah penting ketika kita menulis di blog terlebih di platform blog, kita harus benar-benar paham siapa target pembaca kita. Bisa dimulai dari kita sendiri sebenarnya dengan: tentukan dahulu siapa pembaca kita, kebutuhan, keinginan dan kebiasaan mereka. Dari situ kita bisa lebih fokus dan tulisan kita sesuai sasaran.

Sekaligus kita harus benar-benar masuk ke dalam dan ikut berinteraksi dengan audiens atau pembaca kita bisa dengan cara yang responsif ketika ada komentar dan feedback atau bisa bergabung dan berinteraksi melalui komunitas-komunitas.

 

Menurut beliau jika bicara hal kebaruan yang disebutkan pada elemen keempat terkait powerful konten tadi, ada dua hal yang bisa dijadikan alat untuk mendapatkannya.

Pertama, intuisi dan yang kedua adalah kreativitas.

Intuisi sendiri sebenarnya modal kuat bagi kreator konten bahkan bagi wartawan, intuisi adalah hal penting karena memiliki manfaat agar tulisan atau berita yang dibuat lebih atraktif dan komprehensif serta memiliki nilai kebaruan yang kuat.

Semua orang sejatinya memiliki intuisi sejak lahir. Namun, banyak yang tidak menyadari atau bahkan bisa jadi tumpul karena tidak pernah dipertajam.

Bagaimana caranya:

1. Memperbanyak pengalaman dalam segala hal di segala bidang

2. Banyak membaca dan mengkonsumsi pengetahuan baru agar kaya referensi

3. Konsistensi dalam membuat konten atau tulisan

4. Interaktif di lingkungan sosial

Di samping intusisi yang akan memperkaya ide kepenulisan, ada satu hal lain yang dapat dijadikan modal dalam menulis atau membuat konten yaitu menghibur.

Seperti halnya peran jurnalisme, selain menginformasikan hal penting kepada khalayak, para jurnalis atau media juga diharapkan bisa menghibur.

Tidak harus dengan objek-objek dunia hiburan atau infotainment, tapi dengan penggunaan diksi atau kemasan konten yang atraktif.

 

Menurut beliau kita sudah pasti akrab dengan yang namanya data. Tiap tulisan jika disertai dengan sajian data akan lebih valuable karena dapat menunjukkan keakuratan dan keabsahan dari sebuah konten.

Sekadar berbagi cerita. Di Kompas Gramedia saat ini, orang-orang yang memiliki kemampuan menghimpun dan mengolah data adalah orang-orang “mahal” dari sisi gaji dan perannya dalam perusahaan.

Begitu pun dengan sebuah tulisan. Jika disertai sajian data yang faktual akan sangat kuat dan berdampak serta mudah dicerna pesannya, meski tergantung bagaimana bentuk penyajiannya.

Tapi, ndak perlu kesulitan di saat sekarang ini karena banyak tools atau perangkat yang memudahkan kita untuk menemukan dan mengolah data terutama soal bagaimana bentuk sajiannya.

Misalnya saja dalam bentuk infografis. Selain simple, sajian data dalam bentuk infografis mudah dicerna apalagi disertai dengan ikon atau gambar yang menarik dan relevan.

Saat ini banyak aplikasi di smartphone yang bisa dimanfaatkan. Bahkan, kita bisa bikin data infografis sambil selonjoran

Lantas bagaimana jika kita ngeblog di Kompasiana? Berikut beliau sertakan kiat atau guidelinenya dalam bentuk infografis.



Saat ini, sejak 2018, Kompasiana bisa menayangkan 600-700 artikel per harinya yang berasal dari kompasianer.

Ini luar biasa banyak, bahkan bulan lalu rata-rata perharinya itu sekitar 1.000 artikel/hari.

Dengan banyaknya artikel yang tayang tentunya kita harus pandai-pandai membuat konten dan strategi apa saja yanh diperlukan agar artikel kita menarik dan dibaca banyak orang.

Setidaknya, kita harus menerapkan strategi yang beliau jabarkan di atas adalah kuncinya.

 

Sehari pembaca Kompasiana mencapai 2juta pembaca. Sejak 3bulan lalu Kompasiana coba merangsang pelajar/mahasiswa untuk mulai ngblog di Kompasiana. Hasilnya pun luar biasa, dalam sebulan bisa mencapai lebih dari 3.000 artikel yang ditulis pelajar/mahasiswa.

Selanjutnya action plan kompasiana.com adalah merangkul para tenaga pengajar guru/dosen untuk berinteraksi di Kompasiana.

Nantinya akan ada berbagai rangkaian kegiatan mulai dari lomba sampai sharing session. Doakan saja pada akhir tahun ini bisa segera terealisasikan.

Beliau juga secara khusus mengajak para guru untuk aktiv mengajak anak didiknya menulis di Kompasiana. Bisa mulai dari menulis tugas sekolah sampai kepada ajang aktualisasi siswa

 

Menurut beliau ketika awal-awal WFH. Sangat tidak nyaman karena minim interaksi langsung dengan rekan kerja.

Tapi pelan-pelan mulai semangat kembali dan sudah terbiasa karena beliau kelola stresnya dengan memaksimalkan hobi atau sesuatu hal yang bisa bikin kita happy.

Misal, sejak WFH beliau jadi rajin bercocok tanam, merawat burung  dan bersepeda.

Jadi, kalau pertanyaannya bagaimana caranya mengembalikan semangat dan ide dalam menulis yang stagnan.

Jawabannya bikin pikiran happy dulu dengan melalukan hal-hal yang kita sukai. Perlahan akan kembali memiliki semangat dan pastinya ide akan mulai bergulir.

 

Kalau terkait core value yang beliau sebutkan sebelumnya adalah bahwa pengalaman kita adalah nilai utama dalam segala sesuatu yang kita bagian dalam tulisan. Karena, pengalaman tiap individu pasti berbeda.

 

Jika hal tersebut dibagikan kepada audiens akan memiliki dampak/manfaat yang baik—tentunya pengalaman yang baik pula—karena memiliki nilai kebaruan (novelty).

 

Menurut beliau sebagai platform, kompasiana akan menjaga data pengguna bahkan untuk kebutuhan bisnis sekalipun.

Apabila ada permintaan data pengguna, kompasiana mengarahkan pihak yang membutuhkan untuk mengontak langsung pengguna tersebut melalui fitur pesan di Kompasiana.

Intinya apabila ada pihak yang meminta data pengguna, si pemilik akun harus mengetahui

 

Program di bawah ini harusnya bisa menjawab kebutuhan menulis di kompasiana.com bisa daPat tambahan penghasilan buat seorang guru





Revisi: saat ini sistem pembayarannya menggunakan Gopay bukan e-Cash

Jadi, Kompasiana ada beberapa program yang memberikan peluang kepada Kompasianer dalam memonetasi kontennya.

Misal ada loyalty program K-Rewards.

Ada juga affiliation program seperti: Narativ (Content Marketing Indluencer), Community Affiliation dll

Semuanya memberikan kompensasi/instentif yang didapat dari pihak sponsor di Kompasiana.

 

Menurut beliau gabung di kompasiana.com TIDAK bayar,  sekitar dua bulan lalu Kompasiana meluncurkan program Kompasiana Premium yang merupakan alternatif atau pilihan bagi user atau visitor Kompasiana dalam mengakses Kompasiana tanpa adanya tampilan iklan dan akses lebih cepat serta tambahan fitur lainnya.

Jadi, tidak ada klausul atau aturan yang mewajibkan user untuk membayar.

Bisa kualat kompasiana kalau semua user-nya harus bayar.

Ini namanya lebih kepada paid account saja seperti Youtube Premium, Spotify dan lain-lain.

Semua orang tetap bisa berkompasiana. Tapi, kalau tampilannya mau bersih dari iklan dan loadspeed yang cepat harus berlangganan.

Lagipula uang yang didapat Kompasiana dari premium tersebut akan dikembalikan juga ke user atau kompasianer melalui loyalty program seperti k-rewards, lomba blog dan lain-lain.

 

Menurut beliau scan identitas hanya untuk kebutuhan validasi akun dan itu sifatnya optional tidak ada paksaan.

Jadi di Kompasiana itu ada tiga jenis akun:

1. Reguler: Akun yang tidak melengkapi data diri dan scan identitas

2. Validated (centang hijau): akun yang sudah tervalidasi dengan data dan scan identitas diri

 

3 Verified (centang biru): Akun yang memiliki konsistensi dalam mengangkat tema-tema tertentu serta tidak memiliki rejak jejak berkompasiana yang buruk atau biasa diberikan kepada tokoh publik.

Ini juga sebagai bentuk apresiasi atas kontibusi terhadap akun tersebut.

Mekanisme dan parameternya ada di Kompasiana sudah diumumkan.

 

Menurut beliau belum dapat K-Reward biasanya disebabkan belum memenuhi kriteria seperti perolehan views Ada kiat-kiatnya agar dapat krewards: bisa dicek video ini https://youtu.be/tZlU3Du-nAY

 

Ada beberapa channel komunikasi dengan pengelola. Untuk hal umum bisa melalui email: kompasiana@kompasiana.com atau kirim pesan ke akun official kompasiana

Kalau terkait teknis bisa kirim pesan via WA: +62 881-1620-486

 

Menurut beliau ttulisan kita yang sudah diposting diblog pribadi bisa dimuat di Kompasiana selama tulisan sendiri bukan copypaste atau plagiasi tulisan orang lain.

Tulisan kita langsung ditampilkan dikompasiana begitu kita menekan tombol “tayang”. Namun untuk muncul di laman depan (homepage) kompasiana ada masa tunggu atau cache sekitar 5-10 menit

 

Menurut beliau jumlah kompasianer lama yang masih aktif di kompasiana.com masih banyak namun intensitas posting tidak semasif dahulu. Biasanya aktif dalam berkomentar dan memberikan rating.

Saat ini banyak penulis-penulis muda bahkan jumlahnya mendominasi.

 

Menurut beliau kalau secara teknis, kita harus tau apa yang sedang dibutuhkan oleh banyak orang atau disesuaikan dengan tren karena semua konten yang ditayangkan secara online atau terindeks di mesin pencari.

Dari mesin pencari tersebutlah pembaca masuk ke tulisan kita.

Di Kompasiana, contribution level trafiknya paling tinggi dari mesin pencari (google dan sejenisnya).

Jadi, penggunaan judul yang relevan dan atraktif serta keyword yang sesuai bisa membantu agar orang mudah menemukan artikel kita melalui mesin pencari tersebut.

 

Menurut beliau secara garis besar, menulis di blog platfrom seperti kompasiana atau blog pribadi selain harus memiliki kemauan dan ketekunan serta pemahaman akan teknis menulis, harus disertai juga dengan strategi agar apa yang kita tayangkan dibaca banyak orang dan memiliki dampak yang positif.

Kenapa sekarang sering terdengar istilah-istilah content marketing, influencer marketing dan lain-lain, karena para kreator konten baik berupa text, foto dan video dituntut juga untuk memasarkan karyanya.

 

Sekaligus beliau mau menginformasikan kegiatan live streaming kompasiana besok. Ini sangat relevan dengan obrolan kita hari ini









 

9 komentar:

  1. Perjuangan guru TIK dahsyat dan pak Onno W. Purbo pembina kami mengajari kami berjuang lewat tulisan.

    Hasilnya sangat dahsyat sekali. Mulai dari ketemu menteri sampai presiden Jokowi kami temui. Inilah dahsyatnya kekuatan kata.

    Ayo kita belajar menulis bersama kawan kawan guru hebat lainnya di seluruh Indonesia.

    https://www.gurupenggerakindonesia.com/literasi-dan-eksistensi/

    BalasHapus
  2. https://terbitkanbukugratis.id/wijaya/09/2020/nikmat-allah-tiada-tara/

    BalasHapus
  3. Siap Omjay, minta bimbingannya terus

    BalasHapus
  4. Semoga semakin termotivasi ubtuk menulis fo kompasiana.

    BalasHapus