Kamis, 17 September 2020

JANGAN BIARKAN WAKTU YANG MENGATUR KITA


Mengawali sharing malam ini, berikut ini perkenalan blog beliau .......

https://romapatandean.wordpress.com dan https://romadean.blogspot.com

Beliau mengatakan “Sebenarnya saya, masih sama statusnya dengan sahabat-sahabat semua, yaitu belajar dalam ngeblog dan belajar menulis buku”.

Menurut beliau menulis buku tentunya memiliki keistimewaan tersendiri, yakni tersalurkannya ilmu, pengetahuan dan pengalaman yang kita miliki ke dalam sebuah tulisan secara formal.

Di samping itu, menulis merupakan sebuah kegiatan yang membutuhkan pembiasaan. Membiasakan diri menulis setiap hari perlu dilakukan. Dalam hal ini, menulis apa saja, semua topik bisa dituliskan.



Beliau mengatakan “Secara pribadi terbitnya buku karya tulisan pertama dari Penerbit ANDI, hasil kolaborasi dengan Prof Richardus Eko Indrajit, telah memberi kebiasaan baru itu kepada saya”.

Pembiasaan itu beliau ungkapkan dalam tulisan ini yang pernah beliau sampaikan sebelumnya di grup kita ini juga. https://romapatandean.wordpress.com/2020/08/08/clbk/

Kegiatan menulis telah membuat beliau untuk selalu mencoba menuliskan apa yang terlintas di  benak beliau. Termasuk menulis puisi, baik puisi berbahasa Indonesia maupun puisi berbahasa Inggris.

Saat ini materi ajar Bahasa dan Sastra Inggris di kelas XI terkait puisi. Jadi sambil mengajar siswa menulis puisi, maka sekali mendayung, beliau juga mengasah kemampuan untuk menulis puisi.

Setiap sore beliau menulis minimal 1 puisi. Temanya tentang apa saja yang terlintas di pikiran beliau. Nah, ini terkait  COBA dan LAKUKAN.

Selain itu, beliau juga telah mengajak beberapa teman guru untuk mulai belajar menulis. Beliau dan teman guru sepakati untuk menulis yang diajarkan di kelas. Topik yang Beliau dan teman guru pilih seputar puisi. Dan alhamdulillah, ada 2 orang guru bahasa Indonesia yang bersedia. Beliau dan teman guru sepakat untuk menuliskan minimal 40 puisi dengan tema PJJ selama sebulan, sepanjang bulan September....ya mirip September Ceria dari Prof Eko

Selain menulis, sejak PJJ diberlakukan karena pandemi virus korona, beliau pun mengelola kelas  ajar beliau dengan menggunakan kombinasi Zoom dan YouTube. Semua tatap muka beliau sepanjang satu minggu mengajar beliau dokumentasikan di YouTube, https://www.youtube.com/RomaPatandean

Sehingga, beliau lebih sibuk sebenarnya di masa PJJ ini. Beliau tetap masuk tepat waktu di kelas virtual seperti halnya di kelas tatap muka.


Terkait buku ajar, beliau pernah menulis buku ajar tapi sebatas digunakan di sekolah. Ini ketiga buku yang pernah beliau tulis di tahun 2007-2009.

Status tertinggi ketiga buku ini adalah ditanda tangani oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tana Toraja, printnya masih manual menggunakan Epson IP2770... printnya masih beliau simpan, walaupun sudah rusak

Menurut beliau dalam menulis, kita biasanya mentok di ide. Beliau punya cara agar ide itu tidak mentok, seperti dalam tulisan ini. https://romapatandean.wordpress.com/2020/05/26/pilihan-ganda-atau-essaynilai-kehidupan/

https://romapatandean.wordpress.com/2020/05/27/ada-atau-tiada/

Kendala menulis adalah merangkai kalimat yang panjang. Apalagi dalam konteks menulis buku.

Maka beliau mencoba menuliskan ide beliau dengan maksimal 6 kata dalam satu kalimat. Kemudian antara kalimat satu dengan yang lainnya selalu memiliki kaitan.

Tulisan-tulisan maksimal 6 kata dalam satu kalimat ini telah sering beliau ujikan ke siswa, jika mengajar di WA. Mempraktekkan salah satu isi tulisan beliau di buku Digital Transformation yakni Cyber Pedagogy. Ini terkait BUDAYAKAN dan KONSISTEN dari CLBK.

Beliau mengirimkan paragraf singkat ke siswa di mana kalimatnya terdiri atas maksimal 6 kata. Seringkali 8 kata tau 10 kata. Lalu beliau tanyakan apa keunikan kalimat tersebut. Intinya, di samping mengajar, kemampuan menulis juga beliau asah.

Beliau tidak punya trik jitu sebenarnya. Cara yang beliau lakukan, pertama mengubah judul Bab, karena biasanya Bab itu sendiri yang membatasi ruang berpikir kita. Judul Bab, beliau jadikan sub judul, karena pembahasannya terbatas.

Kemudian, beliau mencari topik yang sejenis dengan judul tersebut untuk beliau kembangkan terlebih dahulu sebagai sub judul. Jika ternyata dalam pengembangannya sub judul baru ini lebih luas materinya, maka beliau geser menjadi judul Bab.

Misalnya dulu beliau menulis judul Bab Sekolah Pintar, maka beliau kumpulkan dulu unsur-unsur apa yang harus pintar dalam sebuah sekolah. Maka terkumpullah ide sub Judul: Kurikulum, Kepala Sekolah, Guru, Tata Usaha, Administrasi, Jadwal, Bangunan, Pelatihan, Lacak Alumni. Dari judul-judul ini, beliau beri tambahan judul smart. Sehingga ketika selesai dituliskan pengembangannya, menghasilkan judul BAB SMART SCHOOL.

Menurut beliau jika niat dan visinya menghasilkan sebuah buku sastra, secara khusus puisi, maka sebaiknya konsentrasi di situ dulu. Dengan fokus, maka kemampuan mengolah kalimat puisi dibalut kiasan personifikasi, metafora, simile dan hiperbola akan lebih maksimal. Sama seperti yang beliau lakukan sekarang, walaupun sementara menyelesaikan buku Flipped Classroom, setiap sore saat ini, jatahnya menulis puisi. Saat menikmati secangkir kopi hangat, maka beliau menuliskan puisi.



Ini contoh coretan saat minum kopi.

Menurut beliau Cyber Pedagogy dalam pembelajaran adalah memusatkan pembelajaran itu pada siswa, student center.Dalam kaitannya dengan teknologi digital, Cyber Pedagogy adalah sebuah metode dan seni mendidik dengan perpaduan penggunaan teknologi atau seni mengajar dalam lingkungan yang serba online.

Menjadikan menulis sebagai sebuah BUDAYA, maka menurut beliau, terlebih dahulu harus memiliki niat dan komitmen yang sungguh-sungguh untuk menulis.   Walaupun saat ini waktu dikategorikan padat, beliau yang memilih mengatur waktu. Menulis buku beliau fokuskan di akhir pekan, sementara waktu lainnya beliau gunakan untuk menuliskan apapun yang bisa beliau tuliskan. Fokus beliau saat ini menulis tiga buku, buku Flipped Classroom, sebuah buku Grammar dan buku kumpulan puisi. Agar KONSISTEN, maka beliau harus menetapkan visi penulisan itu, yakni tulisan harus selesai dalam waktu yang sudah beliau tentukan. Dengan adanya visi dan batasan waktu, konsistensi akan selalu terjaga walaupun berada di tengah kesibukan.

Buku Digital Transformation, yang menentukan judulnya saat itu adalah Prof Eko. Beliau selanjutnya menyusun Bab dan sub babnya untuk dikembangkan penulisannya. Tapi, sebaiknya tentukan judul dulu.

Saat melakukan aktivitas online apa pun, pastikan siswa tetap aman. Lalu bagaimana aktifitas itu berpadu dengan keadaan dunia yang lebih luas.



Ini cara beliau agar fokus. Menyiapkan rancangan atau draft penulisan dalam laptop agar ketika membuka laptop, tulisan itu akan selalu menyapa beliau. Selanjutnya, perbanyak inputnya. Artinya memperkaya sumber referensi, baik dari buku-buku yang mirip topiknya maupun dari internet. Kalau tidak salah prof Eko pernah berbagi di salah satu link untuk mencari buku PDF di internet.

 

KESIMPULAN :

Jika kesulitan menulis, rangkailah kalimat dengan sederhana dan singkat. Selain itu agar mampu menCOBA, meLAKUKAN, memBUDAYAKAN dan KONSISTEN; maka kita perlu menetapkan visi dan komitmen kita dalam menulis. Jangan biarkan waktu yang mengatur kita, tapi aturlah waktu itu.

 













 

6 komentar:

  1. saya tidak bisa menghaturkan kata" hanya bisa menghaturkan 👍👍

    BalasHapus
  2. Asikk ya bacanya kapan ya bisa nulis enak.....

    BalasHapus
  3. Wah, judul kita kok bisa sama ya? Kita sehati rupanya, Bu.

    BalasHapus
  4. terima aksih sudh emngerjakan tugas resumennya dengan baik dan semoga kita bis amengikuti jejak yulius Roma menerbitkan buku di penerbit mayor.

    BalasHapus
  5. Dan biarkan waktu yang menuntun kita tuk meraih impian. Sippp..keren tulisannya

    BalasHapus
  6. Dan biarkan waktu yang menuntun kita tuk meraih impian. Sippp..keren tulisannya

    BalasHapus