Mengawali sharing malam ini, berikut ini perkenalan blog beliau .......
https://romapatandean.wordpress.com dan https://romadean.blogspot.com
Beliau mengatakan “Sebenarnya saya, masih sama statusnya dengan
sahabat-sahabat semua, yaitu belajar dalam ngeblog dan belajar menulis buku”.
Menurut beliau menulis buku tentunya memiliki keistimewaan tersendiri,
yakni tersalurkannya ilmu, pengetahuan dan pengalaman yang kita miliki ke dalam
sebuah tulisan secara formal.
Di samping itu, menulis merupakan sebuah kegiatan yang membutuhkan
pembiasaan. Membiasakan diri menulis setiap hari perlu dilakukan. Dalam hal
ini, menulis apa saja, semua topik bisa dituliskan.
Beliau mengatakan “Secara pribadi terbitnya buku karya tulisan pertama dari
Penerbit ANDI, hasil kolaborasi dengan Prof Richardus Eko Indrajit, telah
memberi kebiasaan baru itu kepada saya”.
Pembiasaan itu beliau ungkapkan dalam tulisan ini yang pernah beliau sampaikan
sebelumnya di grup kita ini juga. https://romapatandean.wordpress.com/2020/08/08/clbk/
Kegiatan menulis telah membuat beliau untuk selalu mencoba menuliskan apa
yang terlintas di benak beliau. Termasuk
menulis puisi, baik puisi berbahasa Indonesia maupun puisi berbahasa Inggris.
Saat ini materi ajar Bahasa dan Sastra Inggris di kelas XI terkait puisi.
Jadi sambil mengajar siswa menulis puisi, maka sekali mendayung, beliau juga
mengasah kemampuan untuk menulis puisi.
Setiap sore beliau menulis minimal 1 puisi. Temanya tentang apa saja yang
terlintas di pikiran beliau. Nah, ini terkait
COBA dan LAKUKAN.
Selain itu, beliau juga telah mengajak beberapa teman guru untuk mulai
belajar menulis. Beliau dan teman guru sepakati untuk menulis yang diajarkan di
kelas. Topik yang Beliau dan teman guru pilih seputar puisi. Dan alhamdulillah,
ada 2 orang guru bahasa Indonesia yang bersedia. Beliau dan teman guru sepakat
untuk menuliskan minimal 40 puisi dengan tema PJJ selama sebulan, sepanjang
bulan September....ya mirip September Ceria dari Prof Eko
Selain menulis, sejak PJJ diberlakukan karena pandemi virus korona, beliau
pun mengelola kelas ajar beliau dengan
menggunakan kombinasi Zoom dan YouTube. Semua tatap muka beliau sepanjang satu
minggu mengajar beliau dokumentasikan di YouTube, https://www.youtube.com/RomaPatandean
Sehingga, beliau lebih sibuk sebenarnya di masa PJJ ini. Beliau tetap masuk
tepat waktu di kelas virtual seperti halnya di kelas tatap muka.
Terkait buku ajar, beliau pernah menulis buku ajar tapi sebatas digunakan
di sekolah. Ini ketiga buku yang pernah beliau tulis di tahun 2007-2009.
Status tertinggi ketiga buku ini adalah ditanda tangani oleh Kepala Dinas
Pendidikan Kabupaten Tana Toraja, printnya masih manual menggunakan Epson
IP2770... printnya masih beliau simpan, walaupun sudah rusak
Menurut beliau dalam menulis, kita biasanya mentok di ide. Beliau punya
cara agar ide itu tidak mentok, seperti dalam tulisan ini. https://romapatandean.wordpress.com/2020/05/26/pilihan-ganda-atau-essaynilai-kehidupan/
https://romapatandean.wordpress.com/2020/05/27/ada-atau-tiada/
Kendala menulis adalah merangkai kalimat yang panjang. Apalagi dalam
konteks menulis buku.
Maka beliau mencoba menuliskan ide beliau dengan maksimal 6 kata dalam satu
kalimat. Kemudian antara kalimat satu dengan yang lainnya selalu memiliki
kaitan.
Tulisan-tulisan maksimal 6 kata dalam satu kalimat ini telah sering beliau ujikan
ke siswa, jika mengajar di WA. Mempraktekkan salah satu isi tulisan beliau di
buku Digital Transformation yakni Cyber Pedagogy. Ini terkait BUDAYAKAN dan
KONSISTEN dari CLBK.
Beliau mengirimkan paragraf singkat ke siswa di mana kalimatnya terdiri
atas maksimal 6 kata. Seringkali 8 kata tau 10 kata. Lalu beliau tanyakan apa
keunikan kalimat tersebut. Intinya, di samping mengajar, kemampuan menulis juga
beliau asah.
Beliau tidak punya trik jitu sebenarnya. Cara yang beliau lakukan, pertama
mengubah judul Bab, karena biasanya Bab itu sendiri yang membatasi ruang
berpikir kita. Judul Bab, beliau jadikan sub judul, karena pembahasannya
terbatas.
Kemudian, beliau mencari topik yang sejenis dengan judul tersebut untuk beliau
kembangkan terlebih dahulu sebagai sub judul. Jika ternyata dalam
pengembangannya sub judul baru ini lebih luas materinya, maka beliau geser
menjadi judul Bab.
Misalnya dulu beliau menulis judul Bab Sekolah Pintar, maka beliau
kumpulkan dulu unsur-unsur apa yang harus pintar dalam sebuah sekolah. Maka
terkumpullah ide sub Judul: Kurikulum, Kepala Sekolah, Guru, Tata Usaha,
Administrasi, Jadwal, Bangunan, Pelatihan, Lacak Alumni. Dari judul-judul ini, beliau
beri tambahan judul smart. Sehingga ketika selesai dituliskan pengembangannya,
menghasilkan judul BAB SMART SCHOOL.
Menurut beliau jika niat dan visinya menghasilkan sebuah buku sastra,
secara khusus puisi, maka sebaiknya konsentrasi di situ dulu. Dengan fokus,
maka kemampuan mengolah kalimat puisi dibalut kiasan personifikasi, metafora,
simile dan hiperbola akan lebih maksimal. Sama seperti yang beliau lakukan
sekarang, walaupun sementara menyelesaikan buku Flipped Classroom, setiap sore
saat ini, jatahnya menulis puisi. Saat menikmati secangkir kopi hangat, maka beliau
menuliskan puisi.
Menurut beliau Cyber Pedagogy dalam pembelajaran adalah memusatkan
pembelajaran itu pada siswa, student center.Dalam kaitannya dengan teknologi
digital, Cyber Pedagogy adalah sebuah metode dan seni mendidik dengan perpaduan
penggunaan teknologi atau seni mengajar dalam lingkungan yang serba online.
Menjadikan menulis sebagai sebuah BUDAYA, maka menurut beliau, terlebih
dahulu harus memiliki niat dan komitmen yang sungguh-sungguh untuk
menulis. Walaupun saat ini waktu
dikategorikan padat, beliau yang memilih mengatur waktu. Menulis buku beliau fokuskan
di akhir pekan, sementara waktu lainnya beliau gunakan untuk menuliskan apapun
yang bisa beliau tuliskan. Fokus beliau saat ini menulis tiga buku, buku
Flipped Classroom, sebuah buku Grammar dan buku kumpulan puisi. Agar KONSISTEN,
maka beliau harus menetapkan visi penulisan itu, yakni tulisan harus selesai
dalam waktu yang sudah beliau tentukan. Dengan adanya visi dan batasan waktu,
konsistensi akan selalu terjaga walaupun berada di tengah kesibukan.
Buku Digital Transformation, yang menentukan judulnya saat itu adalah Prof
Eko. Beliau selanjutnya menyusun Bab dan sub babnya untuk dikembangkan
penulisannya. Tapi, sebaiknya tentukan judul dulu.
Saat melakukan aktivitas online apa pun, pastikan siswa tetap aman. Lalu
bagaimana aktifitas itu berpadu dengan keadaan dunia yang lebih luas.
Ini cara beliau agar fokus. Menyiapkan rancangan atau draft penulisan dalam
laptop agar ketika membuka laptop, tulisan itu akan selalu menyapa beliau.
Selanjutnya, perbanyak inputnya. Artinya memperkaya sumber referensi, baik dari
buku-buku yang mirip topiknya maupun dari internet. Kalau tidak salah prof Eko
pernah berbagi di salah satu link untuk mencari buku PDF di internet.
KESIMPULAN :
Jika kesulitan menulis, rangkailah kalimat dengan sederhana dan singkat.
Selain itu agar mampu menCOBA, meLAKUKAN, memBUDAYAKAN dan KONSISTEN; maka kita
perlu menetapkan visi dan komitmen kita dalam menulis. Jangan biarkan waktu
yang mengatur kita, tapi aturlah waktu itu.
saya tidak bisa menghaturkan kata" hanya bisa menghaturkan 👍👍
BalasHapusAsikk ya bacanya kapan ya bisa nulis enak.....
BalasHapusWah, judul kita kok bisa sama ya? Kita sehati rupanya, Bu.
BalasHapusterima aksih sudh emngerjakan tugas resumennya dengan baik dan semoga kita bis amengikuti jejak yulius Roma menerbitkan buku di penerbit mayor.
BalasHapusDan biarkan waktu yang menuntun kita tuk meraih impian. Sippp..keren tulisannya
BalasHapusDan biarkan waktu yang menuntun kita tuk meraih impian. Sippp..keren tulisannya
BalasHapus