https://dittawidyautami.blogspot.com/p/profil.html
Beliau mohon izin sebutir pasir yang banyak dijumpai ingin berbagi secuil
pengalaman dalam menulis dan menerbitkan buku hingga tembus di penerbit mayor
SEMUA BERAWAL DARI MIMPI
Beliau masih ingat ketika kuliah pernah menuliskan 100 target mimpi yang
ditulis pada sebuah karton besar dan ditempel di dinding kamar kos.
Salah satunya adalah mimpi menulis buku. Hari demi hari, satu per satu
impian beliau terwujud. Setiap ada satu mimpi yang terwujud, langsung beliau coret
dari daftar (agar punya ruang untuk mimpi-mimpi baru).
Semakin lama, semakin banyak mimpi yang dicoret (di atas karton) karena
Allah berkenan mewujudkannya.
Saat itu, mimpi untuk menulis buku sebenarnya sudah terwujud ketika beliau
dan teman-teman mengikuti lomba kreativitas mahasiswa tingkat jurusan dan
meraih juara dua dengan skor yang berbeda tipis dari peringkat pertama.
Beliau dan teman-teman membuat buku "Seri Petualangan Kimia". Karena hanya dibuat
satu sebagai prototipe, mimpi menulis buku belum beliau coret di atas karton.Saat
itu beliau masih berharap, bisa menghasilkan karya berupa buku.
KARENA AKTIF DI MGMP DAN KOMUNITAS LITERASI
Selang 10 tahun kemudian, beliau ikut dalam kepanitiaan Workshop Best Practice
yang diselenggarakan MGMP IPA Kab. Subang.
Hasil workshop tersebut kemudian diabadikan dalam bentuk buku. Bu Hj. Rita
Rosidah, M.MPd. selaku ketua MGMP IPA Kab. Subang memberi kepercayaan kepada
beliau dan Ibu Suprapti, S.Pd. (baik Bu Hj. Rita dan Bu Prapti, keduanya pun ikut
grup menulis bersama Omjay) untuk menjadi penyunting bukunya. Tentu kebahagiaan
tersendiri bagi beliau dan teman-teman .
Setelah buku Jejak Langkah Guru Subang, beliau pun ikut menulis dalam buku
antologi bersama di komunitas-komunitas literasi yang beliau ikuti.
BUKU SOLO PERTAMA
Maret-April 2020 adalah bulan penuh kebahagiaan bagi beliau. Karena dalam
satu bulan itulah buku solo pertama beliau yang berjudul Lelaki di Ladang Tebu
lahir.
Buku ini merupakan kumpulan cerpen pendidikan yang konfliknya diambil dari
kisah nyata. Hanya saja dinarasikan ulang menjadi sebuah cerpen.
Beliau tulis buku ini untuk mengabadikan kisah-kisah para murid yang telah
menjadi guru kehidupan bagi beliau. Betapa mereka (baik dengan sifat baik atau
sebaliknya) mampu memberi pelajaran yang berarti dalam hidup ini.
Silakan jika berkenan, bisa membaca testimoni buku ini di instagram beliau
:
Buku solo pertama
IKUT KELAS MENULIS OMJAY
26 Maret 2020 beliau bergabung dalam grup menulis via WA Grup bersama Omjay
dkk. Awalnya beliau masuk gelombang 8 kemudian pindah ke gelombang 7 karena
masih ada kuota untuk 2 orang.
Banyak sekali manfaat dan kebahagiaan yang beliau rasakan dengan mengikuti
grup ini. Misalnya ketika mendapat hadiah kejutan dari Omjay dkk.
Di angkatan beliau, Omjay selalu menginisiasi peserta untuk terus menulis
setiap hari. Sesekali di hari antara jeda materi, beliau mengirim foto
(ketoprak, kucing, kue kacang, apa pun) untuk kemudian dijadikan ide menulis.
https://dittawidyautami.blogspot.com/2020/04/hadiah-kejutan-dari-pgri.html?m=1
Tulisan ini mengabadikan ingatan beliau ketika mendapat hadiah kejutan
berupa buku dari PGRI karena salah satu resume yang telah beliau buat.
https://dittawidyautami.blogspot.com/2020/04/kisahku-dan-kurma-muda.html?m=1
Sedangkan tulisan ini adalah tulisan yang mengantarkan beliau mendapat
sepaket kurma ruthob dari KSGN dan PGRI.
Tak berhenti sampai di situ. Melalui grup menulis bersama Omjay ini, beliau
kembali ikut menulis 2 buku karya bersama.
Pertama bersama Prof. Eko Indrajit, sedangkan yang kedua bersama Ibu
Kanjeng, Pak Brian dan teman-teman guru blogger lainnya.
Pena Digital Guru Milenial adalah buku karya bersama keenam yang beliau
ikuti. Terdiri dari 43 penulis yang merupakan guru blogger yang mengurai
kisahnya masing-masing sebagai guru sekaligus blogger. Dibimbing langsung oleh
Ibu Kanjeng yang luar biasa, inilah autobiografi para guru blogger.
BUKU MAYOR PERTAMA
Senin, 13 April 2020
Peserta grup menulis bersama Omjay mendapat materi tentang menulis buku
dalam seminggu yang disampaikan oleh Prof. Eko Indrajit.
Penyampaian yang luwes, sikap yang bersahaja, membuat beliau menikmati
pemaparan Prof. Eko Indrajit. Hingga akhirnya Prof. Eko Indrajit menyampaikan
tantangan menulis buku dalam seminggu.
Prof. Eko Indrajit meminta beliau dan teman-teman untuk memilih tema yang ada di channel youtube
Prof. Eko Indrajit (Ekoji Channel) :
https://www.youtube.com/channel/UCa3LCo2Zjy_h_NaWz1V2jOw
Bagi yang siap ikut tantangan, bisa langsung mengirimkan judul beserta
outline buku kepada beliau.
Proses Menulis Buku dengan Prof. Eko
15 April 2020
Beliau mengirimkan judul beserta outline buku kepada Prof. Eko.
Alhamdulillah di acc.
Setelah itu, setiap hari beliau menulis satu BAB hingga 21 April 2020.
Selesai.
Ya, selesai seluruh draft! Alhamdulillah. Selanjutnya tinggal bimbingan
untuk proses editing.
Ini adalah salah satu rahasia dalam menulis buku. Selesaikan seluruh draft
dari daftar isi hingga daftar pustaka, baru kemudian edit.
Menurut beliau jika selesai satu bagian kita langsung mengedit, yakin deh nggak akan
selesai-selesai bukunya. Atau bisa selesai, tapi dalam waktu yang relatif lama.
Karena apa?
Proses editing-lah yang sebenarnya memakan porsi waktu paling banyak dalam
proses pembuatan buku.
Para penulis yang mulanya berjumlah 20 orang dipertemukan dalam satu grup
yang dibuat oleh Prof. Eko. Dari jumlah tersebut, ada 9 orang yang akhirnya
misi menulis buku bisa sampai diterbitkan.
Menurut beliau proses menulis buku bersama Prof. Eko berasa seperti menulis skripsi.
Hanya saja, kali ini terasa lebih menyenangkan.
Bagaimana tidak? Prof. Eko begitu ramah dan sabar dalam membimbing
MASA BIMBINGAN
Beliau dan teman-teman bersyukur di tengah kesibukan Prof. Eko mengadakan perkuliahan online,
mengisi webinar PGRI, dsb, Prof. Eko masih menyempatkan diri untuk membimbing Beliau dan teman-teman para penulis pemula.
Selain melalui WA grup,Prof. Eko juga melakukan bimbingan melalui google meet
dan zoom.
Pada bimbingan klasikal pertama, setiap peserta mempresentasikan naskahnya
masing-masing. Lalu, Prof. Eko memberi masukan atas masing-masing karya untuk
kemudian direvisi.
Pada bimbingan klasikal kedua, dibahas teknis jadwal pengiriman naskah ke
penerbit, jadwal meeting dengan penerbit, dsb.
SAATNYA PENGUMUMAN
4 Juni 2020 (semoga masih seneng bacanya ) adalah hari yang mendebarkan. Inilah hari pengumuman apakah naskah beliau dan teman-teman lolos atau tidak.
Pengumuman dilakukan via zoom meeting yang dihadiri oleh Pak Joko sebagai
perwakilan dari Penerbit Andi, Omjay dan tentu saja Prof. Eko beserta anak
didiknya.
Saat itu, Prof. Eko berulang kali membesarkan hati beliau dan teman-teman agar memantapkan
hati menerima apa pun hasilnya. Karena dari semua naskah yang masuk, masih ada
yang harus revisi minor, revisi mayor dan ada yang langsung diterima.
Alhamdulillah, beliau bersyukur karena naskah Menyongsong Era Baru
Pendidikan termasuk yang langsung diterima.
PROSES DI PENERBIT
Sejak pengumuman lulus/tidaknya naskah, selebihnya proses di penerbit
mayor. Editing, layout, dsb.
12 Juli 2020 beliau menerima naskah prof. Naskah yang siap naik cetak tapi
butuh dicek untuk terakhir kalinya oleh penulis. Naskah ini dikirim langsung ke
penulis beserta surat perjanjian (kontrak).
Setelah selesai dicek, dikirim kembali ke penerbit. Hingga akhirnya ...
7 Agustus 2020 beliau menerima foto ini
Beliau memilih tema ini setelah melihat tayangan berjudul UNESCO Competency
Framework for Teachers di Ekoji Channel (channel YouTube Prof. Eko)
Dalam video ini dibahas tentang kompetensi teknologi informasi apa saja
yang harus dimiliki guru berdasarkan standar UNESCO.
MENGAPA HARUS "MENYONGSONG ERA BARU PENDIDIKAN"?
Setiap orang tentu memiliki tujuan masing-masing dalam menulis.
Bagi beliau, menulis itu ada 3 jenisnya :
1. Menulis untuk mengabadikan momen
Contoh tulisan ini adalah ketika kita menuliskan kisah saat mendapat hadiah
kejutan dari Omjay, saat kita menjadi pemenang lomba blog, dsb.
2. Menulis untuk mengabadikan buah pikiran
Nah kalau ini lebih serius tulisannya. Best Practice, PTK, artikel ilmiah,
atau apa pun yang nulisnya terkadang membutuhkan referensi lain.
3. Menulis untuk kebutuhan
Tujuan menulisnya karena ada kebutuhan yang harus dipenuhi. Kebutuhannya
bisa macam-macam. Misalnya untuk mendapat kesenangan, untuk menyalurkan hobi,
dll.
Nah, buku Menyongsong Era Baru Pendidikan ini dibuat untuk memenuhi
kebutuhan guru/pendidik saat ini.
Mengapa beliau katakan demikian?
Mungkin pernah mendengar istilah generasi Z dan generasi Alpha (generasi A)
Baik generasi z (lahir antara 1995-2010) maupun generasi A (lahir setelah
2010), keduanya merupakan generasi yang dekat dengan teknologi.
Peserta didik yang kita hadapi saat ini mungkin ada yang termasuk generasi
z atau generasi A. Oleh karena itu, kita pun sudah barang tentu harus bisa
menguasai atau minimal mnggunakan berbagai teknologi informasi dalam proses
pembelajaran.
Meski teknologi hanyalah alat, tapi memanfaatkan teknologi dalam proses
pembelajaran bahkan telah menjadi kriteria kompetensi pedagogi dan profesional
bagi seorang guru.
Selain itu, adanya pandemi corona mengharuskan kita sebagai pendidik untuk
mulai menggeser proses pembelajaran konvensional menjadi
pembelajaran-pembelajaran inovatif yang salah satunya dengan memanfaatkan
teknologi informasi.
Oleh karena itu, kita harus siap Menyongsong Era Baru Pendidikan.
Buku Menyongsong Era Baru Pendidikan ibarat appetizer (hidangan pembuka)
dalam suatu jamuan makan yang berfungsi merangsang nafsu makan sebelum hidangan
utama (Main Course) dinikmati.
Suguhan yang terkandung dalam buku ini, diharapkan mampu meningkatkan
semangat kita untuk mengembangkan kompetensinya di bidang teknologi informasi
yang kemudian dapat diintegrasikan ke dalam proses pembelajaran.
Menurut beliau kita harus optimis dalam menyongsong
era baru pendidikan dimana semua akses informasi bisa didapat dengan mudah.
Kapan saja, dimana saja, dan oleh/dengan siapa saja.
Proyek Palapa Ring atau istilah lainnya "Tol Langit" yang
dilaksanakan pemerintah semoga menjadi
salah satu jalan yang semakin memudahkan akses teknologi informasi di negara
kita yang berbentuk kepulauan.
Silakan bagi yang berkenan memiliki buku Menyongsong Era Baru Pendidikan
dan buku seri Ekoji lainnya, bisa memesan melalui link
https://bit.ly/PESANBUKU-EKOJI
atau bisa melalui CP Penerbit 081226917765 atau bisa melalui beliau (Ditta)
di 085659083111
Beliau sudah siapkan 2 buku Menyongsong Era Baru Pendidikan atau Lelaki di
Ladang Tebu (boleh pilih salah satu) bagi 2 penulis resume terbaik materi kali
ini. Insya Allah.
SEMANGAT bagi yang ikut program menulis September Ceria bersama Prof. Eko. Semoga
sukses dan berkah selalu
Terakhir dari beliau :
Teruslah memberi arti pada setiap orang yang kau temui. Dalam setiap hal
yang kau lalui, dan untuk setiap waktu yang kau miliki.
Sebutir pasir yang banyak dijumpa,
~ Ditta Widya Utami ~
Referensi utama tentu selain dari channel Prof Eko adalah modul ICT
Competency Framework for Teachers yang dikeluarkan UNESCO (masih berbahasa
Inggris). Kemudian beliau coba cari buku-buku terkait. Ternyata masih sedikit.
Lalu beliau coba telusuri jurnal. Program-program pemerintah,
dsb. Semua dilakukan di rumah karena saat itu anak beliau masih
berusia 4-5 bulan.
Menu utamanya adalah bagaimana kita melakukan pengembangan diri setelah
membaca buku Buku Menyongsong Era Baru Pendidikan. Buku
ini merupakan pengembangan kompetensi TIK yang sebaiknya dimiliki oleh seorang
guru.Dengan membaca buku ini, kita bisa tahu saat ini sudah mencapai level
mana. Tapi manfaatnya akan jauh lebih besar apabila kita lanjut
dengan mengembangkan diri. Entah itu mengikuti Diklat tentang TIK, pembelajaran
inovatif, apapun yang pada akhirnya menaikkan level kita sesuai standar UNESCO. Begitu kurang lebih.
Berasa nulis skripsi karena deadline nya jelas dan harus presentasi di
hadapan Prof. Eko. Tapi yang paling penting karena ada proses bimbingannya.
Outline
Bisa dibilang beliau istri yang patut bersyukur karena
menikah dengan pria yang penuh tanggung jawab.Arti seorang istri bagi beliau
tentu merupakan makmum dari suaminya. Harus mampu menjaga nama baik suami,
menjaga aibnya.Suasana rumah biasanya tergantung suasana istri. Maka tebarlah
senyum selalu untuk para suami. Bahagiakan ia setelah lelahnya seharian
bekerja.Dukung dan doakan selalu.
Menurut beliau saat PJJ umumnya alat teknologi yg digunakan adalah
hp.Saat PJJ ini, setelah melalui survei, ternyata banyak anak yang lebih senang
belajar lewat WA. Jadi, beliau buat WA grup besar Bu. Insya Allah untuk WA
sudah banyak yang bisa. Masalahnya mungkin saat ada anak yang belum bisa
mengakses google form, google Classroom, Quizizz, dsb.Maka yang beliau lakukan
biasanya menyampaikan terlebih dahulu step stepnya. Beliau
juga membuka kesempatan kepada siswa bila ingin bertanya langsung lewat wa
pribadi (tidak di grup) karena terkadang ada anak yang merasa malu bertanya di
hadapan banyak orang. Jika belum dapat memanfaatkan teknologi Karena tidak
punya, beliau tidak memberatkan. Beliau siapkan modul dan melakukan home visit.
Yang tersulit bagi beliau adalah menggabungkan ide ide, seperti saat ini, sudah ada ide menulis
pentigraf cicak hitam, ada juga rencana buku solo kedua (insya Allah) bertema
you are not alone, ingin nulis kisah kepala sekolah saat ini, kisah tukang kayu
yang tadi sore beliau dengar. Banyak .... Tapi karena sedang PPG, jadi beliau
fokuskan PPG dulu.
Membangun konsistensinya dengan mengingat prinsip beliau,
teruslah memberi arti bagi setiap orang yang kau temui, dalam setiap hal yang
kau lalui, dan untuk setiap waktu yang kau miliki.
Menulis saat anak dan suami beristirahat. Itu juga salah
satu trik beliau.
Menurut beliau bahwa teknologi itu sangat cepat perkembangannya adalah
benar. Dan beliau sepakat bahwa pembelajaran akan kondusif bila siswa dan
gurunya sama sama memahami teknologi tersebut.Teknologi adalah alat. Yang
terpenting adalah bagaimana agar siswa dapat menjadi aktif saat pembelajaran.Di
satu sekolah, pemanfaatan zoom mungkin bisa jadi primadona. Di sekolah lain
belum tentu.Ada yang bisa menggunakan office, ada yang cukup dengan Google
Form.Ada yang pakai LMS, ada yang cukup nonton video YouTube.Apapun teknologi yang
digunakan, sebisa mungkin harus tetap membuat pembelajaran menjadi bermakna. Namun, meski demikian mempelajari dan menggunakan teknologi baru seperti
Augmented reality (AR) dan virtual reality (VR), atau aplikasi lain tentu hal
yang baik.
Membuat buku di penerbit mayor ini merupakan pengalaman
pertama bagi beliau. Harapan beliau ke depan adalah bisa seperti Bu Kanjeng, Omjay, Prof.
Eko dan pemateri serta bapak/ibu guru hebat lainnya yang terus menerus
berkarya. Menjadi pembelajar seumur hidup.
Buku-buku bertema pendidikan memang belum sebanyak bila
dibanding novel dsb. Oleh karena itu, mari ambil kesempatan menulis bersama
Prof. Eko untuk menulis buku-buku bertema pendidikan.
KESIMPULAN
Apa yang kita tulis, bagaimana gayanya, isinya,
tergantung dari niatan kita menulis. Apakah untuk mengabadikan momen,
mengabadikan buah pikiran, atau untuk memenuhi kebutuhan.Saat menulis sebuah
buku, tulis saja hingga akhir baru kemudian edit.
Menulis untuk penerbit mayor membutuhkan proses mulai
dari seleksi naskah, proses layout, editing, proofing, cetak hingga pemasaran.
Teruslah memberi arti dan menjadi sebaik baik insan. Semoga
bermanfaat dan menginspirasi. Apa yang benar tentulah dari Allah. Sementara
kesalahan terletak pada diri ini.
Krenn mbak ...
BalasHapusLengkap Pakai Telor
BalasHapusCihuyyyy
Lengkap,mantap๐๐๐๐ฎ๐ฎ๐๐๐
BalasHapusLengkap,mantap๐๐๐๐ฎ๐ฎ๐๐๐
BalasHapusWell-done, edisi komplit ...
BalasHapusCakeb (Cakep Banget)
BalasHapusLengkap banget resumenya.
Cihuyyyyy
Juoss
BalasHapussaya suka bacanya,lengkap...
BalasHapusWah lengkap ...
BalasHapus