6 HURUF AJAIB DALAM
MENULIS BUKU
Hari ini Pak Akbar Zainudin akan share bagaimana langkah-langkah dalam menulis buku. Ada Enam langkah yang sudah di ringkas materinya menjadi singkatan TOJTRP: Tema, Outline, Jadwal, Tulis, Revisi, Penerbit.
Langkah pertama adalah T. Tentukan TEMA
tulisan. Setiap buku harus
punya tema besar, baik buku fiksi maupun non fiksi. Tema akan menjadi rel yang
mengikat kita dari awal tulisan hingga akhir. Tema ini satu saja. Misalnya
kerja keras, romantisme, cara belajar, dan sebagainya.
Kalau buku beliau, kebanyakan adalah buku-buku motivasi.
Kalau buku Asma Nadia, Novel. Ahmad Fuadi, Novel tentang pesantren dan kerja
keras dan sebagainya.
Bolehkah
satu orang menulis berbagai tema buku? Menurut beliau, karena ini terkait dengan “branding”,
berusahalah untuk fokus menulis satu tema tertentu, agar kita dikenal ahli
dalam tema tersebut. Kalau temanya berubah-ubah, nanti orang bingung, kita ini
sebenarnya ahli dalam bidang apa?
Langkah
kedua adalah O. Buatlah OUTLINE atau DAFTAR ISI.
Gunanya outline:
1. Agar tulisan kita terarah.
2. Bisa buat jadwal dan target.
3. Menghindari "ngeblank" pada saat menulis.
4. Agar bukunya selesai.
Kalau tidak ada daftar isi, akan sulit bukunya bisa
selesai. Inilah salah satu hal penting yang sering diabaikan orang. Merasa
sudah tahu apa yang ditulis, akhirnya tidak ada outline dan langsung menulis.
Akibatnya, tulisannya tidak terarah, “melenceng” dan “lari” ke mana-mana, tidak
tahu jalan akhirnya.
Bukunya akan selesai? Tentu tidak. Banyak ide itu bagus,
tetapi yang jauh lebih bagus adalah ide yang difokuskan. Cara memfokuskan ide
adalah dengan membuat outline.
HOW: Bagaimana
Cara Mengembangkan Daftar Isi (outline)
UNTUK BUKU NON FIKSI
1. Gunakan prinsip dasar 5W dan 1H.
WHAT: Ini terkait pengertian, definisi, pembagian,
jenis-jenis, dan sebagainya.
WHY: Ini adalah tentang alasan (mengapa) buku ini ditulis,
tujuannya apa dan manaatnya apa.
HOW
: How ini berbicara tentang
bagaimana, tips and trick, strategi, langkah-langkah, dan sebagainya.
Untuk 2 W yang lain, yaitu Where dan When bisa tidak
digunakan.
CONTOH.
Tema: Santri dan Menulis
WHAT
1. Santri dan keterampilan menulis.
2. Keterampilan apa saja yang dibutuhkan agar bisa
menulis.
3. Para ulama dan karya mereka dari masa lampau.
4. dan seterusnya.
MENGAPA?
1. Mengapa Santri Harus Menulis?
2. Tujuan Menulis.
3. Tantangan Mengapa Santri Harus Bisa Menulis.
4. dan seterusnya.
HOW?
1. Bagaimana cara menulis?
2. Bagaimana membangun disiplin menulis?
3. Tips and Tricks Menjadi Penulis.
4. dan seterusnya.
BAGAIMANA
MEMBUAT OUTLINE UNTUK BUKU FIKSI?
Pertama:
WHO? Siapa saja tokoh-tokohnya.
Tentukan tokoh-tokoh yang akan menjadi bagian dari
cerita.
Misalnya, ayah, ibu, teman, guru, dan sebagainya.
Kedua:
Karakter.
Gambarkan profil setiap tokoh dengan sifatnya
masing-masing.
Ketiga:
Plot atau Alur Cerita.
Gambarkan alur cerita dari awal hingga akhir. Potongan
ceritanya seperti apa. Di mana akan membangun cerita emosionalnya, di mana
sedihnya, di mana senangnya. Terus ending cerita seperti apa, apakah happy
ending, sad ending, dan sebagainya.
Membuat outline ini bisa langsung dituliskan outlinenya
atau bisa dengan beberapa alat bantu. Biasanya beliau menggunakan mindmap untuk
membantu membuat daftar isi.
Apakah wajib? Tidak harus. Tetapi menurut beliau, ini
harus ada. Biar ada rel ke mana tulisan kita, biar selalu ada arah kalau kita
menemui jalan buntu, dan ini yang paling penting; bisa membuat jadwal agar buku
cepat selesai.
CONTOH OUTLINE
Beliau ingin memberi contoh buku beliau: "Man Jadda
Wajada". Buku ini adalah buku dengan tema motivasi umum, motivasi hidup.
Saya kembali ke konsep dasar 5W dan 1H.
Biasanya beliau mulai dengan WHY. Kalau terkait motivasi, penjabaran tentang WHY bisa
digambarkan sebagai berikut:
1. Mengapa motivasi itu penting dalam hidup.
2. Motivasi apa yang membuat orang tergerak untuk
berubah.
3. Apa tujuan hidup seseorang?
4. Mengapa orang harus berubah?
5. Darimana perubahan itu bisa dimulai?
6. Apa saja yang harus diubah?
Setelah WHY, hal kedua yang terpikir adalah WHAT.
Hal-hal yang terpikir dalam kategori WHAT adalah:
1. Apa itu sukses?
2. Langkah-langkah apa saja yang harus dijalani agar kita
bisa sukses?
3. Potensi diri, kelebihan dan kekurangan.
4. Memahami bahwa sukses itu bisa kita dapatkan.
Setelah WHY, hal ketiga yang saya coba jabarkan adalah HOW. Ini tentang bagaimana, strategi,
langkah-langkah, tips & Trick, dan juga action.
Penjabarannya:
1. Bagaimana bermimpi besar.
2. Bagaimana membuat rencana (action plan).
3. Bagaimana berani memulai.
4. Menjadi kreatif.
5. Membangun momentum berubah.
6. Kapan harus memulai?
Nah, ketiga hal itulah yang akhirnya menjadi dasar
outline buku saya "Man Jadda Wajada"
MASIH TENTANG OUTLINE
Buku lain yang ingin beliau bedah Daftar Isinya adalah
buku "Ketika Sukses Berawal dari Pesantren". Target buku ini adalah
para santri, umur SMP dan SMA.
Karena itu, buku ini harus sederhana, ringan, bisa dibaca
oleh pembaca dalam rentang umur tersebut, dan tetap bobot isinya tinggi.
Beliau mulai dengan cara yang sama; menguraikan WHAT, WHY, dan HOW.
1. Apa itu sukses.
2. Apakah bisa anak pesantren itu sukses?
3. Kisah-kisah sukses alumni pesantren.
4. Sukses itu apa menurut pesantren?
5. Bagaimana caranya agar kita sukses?
6. Apa yang harus kita lakukan mulai dari sekarang?
Dari poin-poin itu beiau jabarkan lebih detail lagi
menjadi daftar isi yang cukup lengkap. Daftar isi ini lalu beliau tuliskan satu
per satu, maka jadilah buku"Ketika Sukses Berawal dari Pesantren". Buku
ini alhamdulillah sekarang sudah terjual lebih dari 25.000 eksemplar di seluruh
Indonesia.
CONTOH OUTLINE BUKU UKTUB
Satu lagi, buku beliau yang beliau khususkan untuk
panduan menulis buku, judulnya "UKTUB: Panduan Lengkap Menulis Buku dalam
180 Hari".
Buku ini merupakan rangkuman best practices Akbar
Zainudin sebagai penulis sekaligus motivator andal yang ingin ditularkan kepada
Anda.
Rahasia Akbar Zainudin menjadi penulis sukses terangkum
lengkap dalam buku ini. Semua pertanyaan dan keingintahuan tentang dunia
penulisan, perbukuan, dan penerbitan dijawab secara lengkap dan jelas di buku
ini. Jika Anda serius mempraktikkan isi buku ini, dijamin Anda akan menjadi
penulis sukses hanya dalam 180 hari!
"Judul buku ini sangat tepat karena semangat Iqra’!
(Bacalah!) sebaiknya diikuti dengan Uktub! (Tulislah!). Bacalah buku senior beliau
di Gontor ini. Untuk belajar kiat-kiat menulis, dari proses menangkap ide
sampai menerbitkan buku yang bagus dan laris"
—Ahmad Fuadi,
Penulis Novel Best Seller Negeri 5 Menara
"Para
penulis adalah orang-orang terpilih yang memiliki visi jauh melampaui zamannya.
Jika Anda ingin menjadi orang seperti itu, bacalah buku ini!"
Ahmad
Gaus, Dosen Bahasa dan Budaya Swiss German University
"Andai dari
dulu buku ini sudah ada, mungkin perjalanan saya menjadi penulis bisa lebih
mudah. Uktub! Menulislah sekarang juga!"
Ollie,
CMO & Co-Founder NulisBuku.com
"Cukuplah
bagi seseorang membaca buku ini untuk mewujudkan keinginannya menjadi penulis
buku atau memiliki penerbit buku".
M.
Abdul Ghoffar, Pemilik Penerbit Al-Mahira
"Melalui
bukunya ini, Akbar Zainudin menunjuk-kan bukti betapa menulis adalah pekerjaan
yang mudah dan menyenangkan"
Nashrulloh
ZM Zarkasyi, Guru Bahasa Indonesia di Pondok Modern Gontor
Beliau bagi buku UKTUB ini dalam beberapa bagian besar:
1. Sikap Mental
2. Motif Menulis
3. Mencari Ide
4. Apa yang Ditulis
5. Bagaimana Menulis
6. Mengenal Pembaca
7. Mengenal Penerbit.
Dari poin-poin inilah beliau kembangkan menjadi daftar
isi.
Karena itulah, buku UKTUB ini lengkap sekali. Anda
tinggal mengikuti satu demi satu langkah-langkah nya untuk menjadi penulis
buku.
Beliau sarankan, highly recommended Anda membeli,
mempelajari dan mempraktikkan apa yang ada dalam buku ini. Biar lebih serius
dalam belajar menulisnya.
Ini buku khusus bagi para calon penulis dan para penulis.
Langkah
ketiga adalah J. Buatlah jadwal penulisan.
Kalau daftar isi sudah dibuat, misalnya ada 30 judul
artikel atau plot cerita, mulailah membuat jadwal secara riil. Katakan 1
tulisan jadwalnya seminggu selesai, buatlah jadwalnya dari 30 tulisan itu kapan
mau selesai.
Dengan kita membuat jadwal, maka akan memudahkan kita
untuk mengontrol dan mengevaluasi dari hasil tulisan kita.
CARA
MEMBUAT JADWAL.
1. Buatlah tabel dengan 4 kolom, yang berisi No-Judul
Artikel-Target Lama Menulis-Tanggal-Keterangan
2. Isi Nomer
3. Isi Judul Artikel
4. Perkirakan Berapa Lama (Berapa Hari) Artikel akan
Ditulis
5. Buat sesuai dengan tanggal yang ada saat ini.
6. Isi Keterangan dengan apakah sudah selesai ditulis
atau belum.
Jadwal menulis ini menentukan. Kalau ada jadwal, kita
bisa mengacu pada jadwal tersebut dan bisa mendisiplinkan diri sendiri.
Karena kita tahu di mana akhirnya, kapan draft naskah
kita akan selesai. Kalau tidak ada jadwal, kita tidak pernah tahu perkiraan
draft naskah kita kapan selesai.
Langkah
keempat adalah T. Tuliskan.
Outline sudah ada, jadwal juga sudah ada. Berikutnya
adalah tuliskan sesuai outline dan jadwalnya. Di sini, disiplin diri dan
komitmen yang akan menentukan apakah tulisan kita akan selesai atau tidak.
Tulis dan selesaikan semua judul artikel terlebih dahulu. Jangan terpaku untuk
satu tulisan sampai sempurna.
Langkah
kelima adalah R, REVISI.
Revisilah tulisan kalau semua draft tulisan sudah
selesai. Jangan terpaku hanya satu judul sampai sempurna. Kalau kurang-kurang
sedikit, tidak apa-apa. Tahap pertama
adalah menyelesaikan semua draft buku.
Tahap
kedua, baru revisi. Apa
saja yang direvisi?
1. Data dan informasi yang kurang.
2. Tata Bahasa
3. Gaya Tulisan. Disamakan dari awal hingga akhir.
4. Judul-judul artikel. Buatlah judul-judul yang menarik.
Langkah
keenam adalah kirim ke penerbit.
Apa
yang menjadi pertimbangan penerbit? Paling utama adalah bukunya laku atau tidak. Ini menyangkut kebutuhan
masyarakat pembaca.
Apakah pembaca butuh buku kita? Siapa yang butuh? Berapa
banyak orang yang butuh? Buku kita menjawab kebutuhan apa?
Semakin besar kebutuhan masyarakat akan buku kita, maka
peluang diterbitkan semakin besar. Karena itu, sebagai penulis kita mesti
memahami buku kita siapa yang akan beli, dan siapa yang kira-kira akan baca.
Hal kedua adalah apa yang bisa membedakan buku kita dari buku sejenis.
Apa
kelebihan kita dibandingkan dengan buku sejenis?
Kita harus mampu menjawab pertanyaan ini. Karena hal itu
yang akan menjadi pertanyaan dan juga pertimbangan penerbit.
Ketiga, pertanyaan penerbit adalah, apa yang akan Anda
lakukan untuk membantu pemasaran buku? Harus punya jawabannya. Misalnya iklan
di Medsos, Seminar, Pelatihan, Diskusi Buku, Membangun Komunitas, Dan
Sebagainya.
Apakah
perlu membayar kepada penerbit?
Kita tidak perlu membayar ke penerbit. Bahkan kita
mendapatkan uang ROYALTI. Rata-rata royalti adalah 10% dari buku yang terjual.
Bagaimana
cara mengirim naskah?
1. Naskah harus sudah jadi.
2. Diprint, dikirim dengan hard copy dan soft copy dalam
bentuk CD atau Flash Disk
Berapa
lama?
Kabar diterima atau tidak sekitar 3 bulan.
Buku beliau adalah buku motivasi. Sajian buku motivasi
itu biasanya ada pemikiran atau teorinya, terus ada cerita inspirasinya, dan
ada kesimpulan atau kaitannya.
Nah, cerita inspirasi itu banyak dari pengalaman pribadi
dan juga dari pengalaman teman-teman. Kalau ditanya berapa banyak, beliau kira
cukup banyak. Mungkin sekitar 30-60 persen pengalaman pribadi itu menginspirasi
tulisan kita.
Apalagi kalau novel yang diangkat dari kisah nyata. Bisa
jadi hingga 80% kisahnya berdasarkan pengalaman pribadi. Pengalaman akan selalu
memberi inspirasi dan pelajaran hidup yang luar biasa jika dituliskan.
Jadwal itu tergantung, apakah bukunya mau cepat selesai
atau tidak. Kalau mau cepat selesai, jadwal harus ketat. Sesuaikan dengan
kegiatan kita. Jangan terlalu memaksakan.
Misalnya; kalau 1 buku ada 30 artikel, kira-kira setiap
artikel bisa berapa hari selesai. Yang moderat biasanya sekitar 7-10 hari untuk
satu artikel.
Jangan terlalu mepet waktunya, satu artikel dijadwalkan
1-3 hari. Nanti kita tidak menikmati tulisan kita. Kecuali kita memang mau
"ngebut".
Mengapa
kita ragu memilih tema?
1. Takut tema ini sudah ada yang menulis.
2. Takut nanti di tengah jalan menemui "jalan
buntu".
3. Takut tidak ada referensinya.
4. Takut tidak menarik.
Pilihlah tema:
1. Yang kita kuasai,
2. Yang kita senangi.
Menurut beliau kalaupun tidak kita kuasai sekarang, kalau
kita senangi kita akan mau bekerja keras mencari bahan-bahan yang bisa buat
kita tulis. Apakah ke perpustakaan, mencari di internet, bertanya dengan para
ahli, dan sebagainya.
Tentukan saja temanya, buat kerangkanya, dan mulailah
menulis. Ketakutan-ketakutan itu seringkali hanya ada pada pikiran kita. Kalau
sudah kita mulai menulis, InsyaAllah ketakutan-ketakutan itu akan hilang. Pasti
ada jalan keluar. Jadi, tidak usah bingung menentukan tema. Tentukan saja, lalu
tuliskan.
Agar
konsisten dan tidak kehabisan ide.
1. Banyak baca buku.
2. Latihan menulis setiap hari. Jadwalkan setiap hari
menulis 15 menit saja. Disiplin. Nanti akan terlatih untuk bisa menuliskan
berbagai ide secara baik.
3. Ikut seminar dan pelatihan.
4. Upload tulisan di blog dan medsos.
5. Punya mentor menulis.
Mengapa
mesti menulis?
1. Tidak ada kegiatan yang langsung berkaitan dengan
kemampuan mempertahankan otak kita selain membaca dan menulis.
2. Menulis adalah tentang kebahagiaan. Kalau kita
tumpahkan semuanya dalam tulisan, indah sekali hidup ini.
3. Menulis buku itu warisan terbaik kita. Di situ kita
bisa cerita apa saja. Harapan kita, "unek-unek" perasaan kita. Bebas
saja menulisnya.
4. Menulis adalah tentang berbagi kebaikan. Jika kebaikan
itu bisa dibagi, terus menerus dibaca orang, kebaikan itu akan terus menjadi
pahala, bahkan kalau nanti kita sudah tiada.
5. Menulis itu membuat kita lebih sehat. Kita setiap hari
bangun dengan semangat baru, ada target baru yang harus kita selesaikan.
Apalagi yang menyenangkan hidup kita selain bersemangat setiap hari?.
Tentukan temanya, setelah itu dibuat outlinenya.
Kalau sudah dibuat outline, baru dilihat hasil resumenya,
apakah ada yang masuk ke dalam outline buku atau tidak. Kalau ada yang masuk,
tinggal dimasukkan ke dalam outline dengan berbagai penyesuaian.
Kalau tidak masuk, jangan dipaksakan. Nanti buat buku
yang lain. Ini berlaku juga bagi kita yang sudah punya banyak artikel. Mulainya
bukan dari artikel-artikel itu, tetapi dari outline yang kita buat. Kalau sudah
ada outline, baru kita lihat apakah artikel-artikel itu ada yang bisa
dimasukkan ke dalam outline. Kalau ada, kita revisi dan sesuaikan. Kalau tidak
ada, kita jadikan cadangan untuk buku yang lain.
Untuk mulai menulis buku, mulailah dari menentukan tema
dan membuat outline. Hayu, segera dituliskan. Kalau outline sudah kita buat,
apakah boleh berubah? Boleh. Sepanjang tidak melenceng dari tema. Biasanya
dalam proses penulisan, memang ada penambahan atau pengurangan dari outline
yang sudah ada. Tidak masalah, outline tidak kaku, fleksibel. Bisa ditambah
atau dikurangi. Yang paling penting adalah tidak melenceng dari tema.
Biasanya ada penambahan karena pada saat menulis kita
punya ide-ide baru yang belum terpikir sebelumnya.
Apakah pernah naskah buku beliau ditolak? Pernah. Tidak
apa-apa kalau naskahnya ditolak. Jangan sakit hati. Biasa saja. Jadikan
evaluasi. Revisi, evaluasi, lalu kirim lagi. Bisa ke penerbit awal atau ke
penerbit lain.
Tugas kita itu menulis. Kalau naskah sudah jadi dan
dikirim ke penerbit, biarkan saja naskah itu. Kita menulis lagi naskah buku
berikutnya. Kalau nanti jawaban dari penerbit adalah diterima, alhamdulillah.
Kalau ditolak, kita perbaiki, dan kirim lagi.
Dan, kita juga punya naskah buku yang lain. Begitu
seterusnya sehingga menulis itu akan terus menjadi kegiatan kita. Untuk masalah
kutipan, tidak masalah mengutip dari orang lain. Pengutipannya boleh seperti
yang ada di skripsi.
Namun demikian, kutipan dari orang lain itu jangan
banyak-banyak. Kira-kira 10% saja, paling kan hanya kutipan definisi.
Selebihnya hasil pemikiran sendiri. Kalau kutipan kita di atas 50%, lalu mana
hasil pendapat kita. Kita bisa menulis berbagai genre untuk pertama kali. Nanti
setelah beberapa tulisan, akan ada pilihan dan ketertarikan kita, tulisan
dengan genre apa yang paling nyaman untuk kita tulis.
Menulis itu tentang kenyamanan dan kenikmatan. Menulis
itu mesti kita nikmati agar bisa membahagiakan. Kalau sudah ketemu di mana kita
nyaman menulisnya, di situlah kita terus mengolah bidang yang kita senangi
sehingga akan kita kuasai. Ada beberapa orang yang memang menulis apa saja.
Tetapi bagi saya, penting untuk menentukan "branding" diri kita di
tema apa. Karena hal itu juga menentukan kompetensi kita.
Kompetensi seseorang akan diakui sesuai keahlian dan
bidang yang digeluti. Semakin mendalam seseorang menekuni satu bidang tertentu,
akan semakin kompeten. Begitu juga dengan tema kita dalam menulis. Pertama
kali, boleh di tema dan genre apa saja. Setelah itu tentukan. Kan lucu juga
kalau JK Rowling menulis buku motivasi. Menulislah sebebasmu. Jangan dibatasi.
Apa saja.
Apalagi anak muda sekarang. Menulis dengan kreativitas
sendiri yang berbeda dengan para pendahulu. Tidak perlu dibatasi apa-apa.
Menulislah sesukamu dengan penuh kegembiraan.
Yang
tidak boleh:
1. Menghina orang lain.
2. SARA
3. Melanggar Aturan dan Undang-Undang.
Kita bisa buat jadwal menulis setiap hari, 15 menit saja.
Bisa pagi, siang, sore atau malam. Lakukan dengan penuh disiplin. Kalau
kebiasaan baru ini sudah ada, saya yakin akan membantu kita untuk hidup lebih
teratur. Kalau sudah teratur, tulisan itu pasti akan jadi. Sedikit demi
sedikit, lama-lama akan menjadi banyak. Mudah-mudahan kita bisa membangun
komitmen baru setelah ini. Komitmen itulah yang akan mengelola mood tetap
positif.
Untuk menulis di surat kabar, faktor utama adalah
kekinian. Opini mesti menyangkut hal-hal yang sedang menjadi bahan pembicaraan.
Selain itu, pemikiran dan tanggapan kita sebagai penulis juga harus menonjol.
Kan kalau opini itu kita memunculkan masalah. Kita analisis, dan kita berikan solusi
atas permasalahan tersebut.
Mesti ada pemikiran yang jelas dari kita apa untuk
menjawab permasalahan yang ada. Kalau tidak ada usulan kita dalam menanggapi
masalah tersebut, bukan opini jadinya. Demikian, mudah-mudahan bermanfaat. Di
YouTube beliau ada 2 video wawancara beliau tentang bagaimana menulis di koran.
Silakan dilihat di sana.
Agar
terus punya motivasi kuat:
1. Bergabung dengan teman-teman penulis.
2. Ikut seminar dan pelatihan.
3. Baca buku-buku tentang menulis.
4. Upload hasil tulisan di Medsos dan Blog.
5. Kalau ada lomba, ikuti.
6. Punya target menerbitkan buku.
7. Buat Jadwal menulis setiap hari.
8. Punya mentor menulis.
Saran beliau :
Pertama, berhenti terus mengucapkan bahwa kita adalah
penulis pemula. Kan sebenarnya tidak pemula juga. Kita sudah melewati banyak
tugas menulis saat kuliah, saat mengajar.
Kedua, yakin bahwa kita bisa. Keyakinan ini memegang
peranan sangat penting saat kita menulis.
Ketiga, hilangkan semua ketakutan dan kekhawatiran. Takut
buku ditolak, takut buku tidak dibaca orang, takut dicemooh, takut
ditertawakan, dan sebagainya. Hilangkan semua ketakutan dan kekhawatiran. Mulai
saja.
Keempat, sebagai sebuah keterampilan, tulisan kita akan
semakin berkualitas jika kita disiplin berlatih. Disiplin itu ibunya kualitas.
Kalau ingin menjadi penulis, tetapi tidak mau
berdisiplin, keinginan itu tidak akan pernah terwujud. Menulis itu lebih banyak
mengenai SIKAP MENTAL dibandingkan dengan KETERAMPILAN. Bukan pinternya, tetapi
mau atau tidak.
Menulis itu lebih banyak tentang KEMAUAN, TEKAD,
DISIPLIN, PANTANG MENYERAH, dan TERUS BELAJAR. Tanpa itu semua, kita tidak akan
pernah bisa menjadi penulis.
Kapan beliau menulis? Biasanya beliau menulis sekitar 1-2
jam setiap hari. Sebelum subuh dan sesudah subuh. Sekitar jam 06.00 pagi beliau
sudah selesai menulis dan siap menjalankan aktivitas di kantor. Jadi, menulis
itu tidak mengganggu aktivitas kantor. Kuncinya, SETIAP HARI. Kalau tidak
setiap hari, tidak bisa. Mulai dengan 15 menit SETIAP HARI. Bisa sebelum atau
setelah subuh, atau sebelum tidur.
Yang beli buku, ada juga kejutan berikutnya, yang
pastinya sayang untuk Anda lewatkan. Tentu tentang menulis dan menerbitkan
buku. Anda tentu ingin tulisan Anda diterbitkan bukan? Silakan hubungi Ibu Ikoh
di 0857-1195-6118 sekarang juga. Formatnya,
Pesan Buku UKTUB
Nama:
Alamat:
No HP:
Jumlah Eksemplar:
WA ke Ibu Ikoh di 0857-1195-6118
Hadiah dari beliau, eBook "386 Tanya Jawab tentang
Menulis".
Link Video ini boleh dishare ke yang lain. Biar mereka ambil sendiri filenya langsung
dari
KESIMPULAN:
Menulis itu tentang latihan. Bukan bagaimana Anda tahu
bagaimana menulis sebanyak-banyaknya, tetapi bagaimana Anda berlatih
sebanyak-banyaknya. Semakin banyak berlatih, tulisan kita akan semakin baik.
Itu saja kuncinya. Mulai dengan tekad dan niat yang kuat untuk memperbaiki
nasib dan hidup kita, serta untuk bermanfaat bagi orang banyak.
Ikuti dengan membuat outline dan jadwal menulis, lalu
konsisten menulis setiap hari. InsyaAllah hidup dan nasib kita akan berubah.
Bismillah. Malam ini jadikan momentum kita naik kelas dan melesat lebih tinggi.
Mudah-mudahan bermanfaat. Mohon maaf yang sebesar-besarnya. sekali lagi, terima
kasih banyak Om Jay, Ibu Sri dan rekan-rekan sekalian yang luar biasa.
Kehormatan besar bisa berbagi dengan Bapak Ibu sekalian.
Sampai ketemu di lain kesempatan.
Salam Man Jadda Wajada,
Coach Akbar Zainudin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar