Jampang Pintu Air No. 42 Ds. Jampang Kec. Keman Kab. Bogor JABAR 16310
085723909013
syifa.wardha@gmail.com
"Asep adalah sedikit pendidik muda yg berani memilih jalan sebagai
pendidik di luar kelas, di luar mainstream guru pada umumnya.
Dengan ketajaman dan keruntutan cara pikirnya, pemahamannya yg detail
terhadap proses pendidikan, kecintaannya yg dalam terhadap kemajuan
pendidikan, terutama para guru,
membuat ide-idenya mengalir dalam tulisan-tulisan yg mencerahkan dan
membangkitkan motivasi.
Sosok humanis yg rendah hati, dicintai, dan kehadirannya selalu dinanti
dalam tulisan maupun dalam interaksi langsung."
(Prof. Dr. Unifah Rosyidi, M.Pd - Guru Besar Universitas Negeri Jakarta,
Ketua Umum Pengurus PB PGRI
"Asep adalah purwarupa pria segala zaman: sosok penyayang keluarga,
menjiwai panggilan sebagai guru, tulus dalam persahabatan, dan merendahkan
diri di hadapan Tuhannya."
(Reza Indragiri Amriel - Ahli Psikologi Forensik, Konsultan di Sejumlah
Lembaga Negara)
Profile
Solid experience in
educational setting, human resources development, teaching and learning, lesson
study, teacher professional development, reflective writing, teacher
leadership, character building, and media communication in Indonesia and
overseas. Founder of Sekolah Guru Indonesia and still intensively involved in teacher
professional development program. Previously working as an education consultant,
currently also working as a consultant for a series of education competency
development program and other projects focused on the internal capacity building,
under the umbrella of various state and private institutions.
·
Concentrated in education and teacher
professional development
·
Experienced in use of the Internet and office
software
·
Proven communication skills, both speaking
and writing
·
Extensive experience in designing educational
curriculum
Basic Information
Name : Asep Sapa’at
Date of
birth : Garut, 23 Mei 1983
Educational History
Professional History
International
Experience
Book
(Penerbit, Tangga Pustaka)
(Penerbit, Dompet Dhuafa)
(Penerbit, Dompet Dhuafa)
(Penerbit, Dompet Dhuafa)
(Penerbit, Dompet Dhuafa)
(Penerbit, Dompet Dhuafa)
Popular Writing
Award
Menurut beliau
menulis di buku harian adalah cara ampuh untuk membangun kepercayaan diri untuk
menuangkan gagasan. etiap diri kita bisa menulis jika konsisten mau belajar.
Hal yang paling mudah ditulis adalah sesuatu yang dekat dengan diri kita. Segala hal yang
berkaitan dengan aktivitas menulis sebagai cara untuk memaknai hal-hal yang
bisa kita lihat, dengar, rasakan, renungi.
Menurut
beliau sesuai dengan kajian guru menulisnya Bambang Trimansyah , sifat
tulisan terbagi ke dalam 4 sifat, yaitu:
1. Pribadi
tertutup, yakni tulisan bersifat sangat pribadi dan cenderung dirahasiakan agar
tidak dibaca atau terbaca oleh orang lain. Tulisan ini biasanya berupa diari,
surat-surat pribadi, ataupun catatan-catatan rahasia.
2. Pribadi
terbuka, yakni tulisan bersifat pribadi ataupun sangat pribadi, tetapi
dibiarkan ataupun disengaja untuk dibaca orang lain. Tulisan semacam ini muncul
akibat perkembangan teknologi informasi, terutama di dunia internet.
Tulisan-tulisan di blog, situs, ataupun media sosial cenderung banyak yang
bersifat pribadi, subjektif, dan kadang malah dibuat sesuka hati.
3. Publik
terbatas, yakni tulisan yang ditujukan untuk konsumsi orang banyak, tetapi
dalam lingkup terbatas, misalnya lingkup komunitas, lingkup keagamaan, ataupun
lingkup sesama teman yang saling kenal.
4. Publik
terbuka, yakni tulisan yang ditujukan untuk konsumsi orang banyak secara
terbuka dan luas meskipun menyasar pada segmen pembaca tertentu. Tulisan ini
bebas dibaca siapa pun yang berminat.
Menurut
beliau sesuai dengan pendapat Mas Fauzil Adhim, ada 6 aspek
yang harus dikembangkan agar tulisan kita memiliki jiwa,: visi hidup, emosi,
wawasan, pengalaman, nalar, kontemplasi. Karena menulis itu bukanlah bermain
kata-kata. Susunan kalimat yang indah bisa sangat membosankan kalau tidak
memiliki makna yang kuat.
Menurut beliau tulisan
akan memiliki jiwa saat penulis memiliki visi hidup (cita-cita dan harapan),
melibatkan emosi saat menulis, luas wawasannya (banyak membaca, berdiskusi,
jalan-jalan), berbagi pengalaman hidup nyata yang pernah dialami, menggunakan
nalar atau logika yang tepat, dan tulisan sebagai hasil perenungan yang
mendalam tentang apapun yang akan ditulis.
Menurut Bambang
Trim (2016) guru menulis beliau ada 5 Proses Menulis, yaitu :
1. Menggagas
2. Menyusun draf
a. Menulis bebas
b. Memasukkan bahan yang relevan dengan pengalaman diri, pengalaman
orang lain, latar belakang ilmu dan pengetahuan yang dimiliki
c. Memasukkan data dan fakta
d. Mengembangkan gaya penulisan yang tepat sesuai pembaca
sasaran
3. Merevisi: Membuat Tulisan Lebih Baik
1.
Membaca ulang naskah secara keseluruhan sambil menandai bagian yang kurang
jelas atau kurang tepat
2.
Menimbang bahan yang harus dibuang karena kurang relevan
3.
Menimbang bahan lain yang dapat memperkaya tulisan
4. Menyunting: Memastikan Tidak Ada Kesalahan. Memperbaiki tulisan dari
aspek tata bahasa, ketelitian data dan fakta, kesantunan. Tak boleh ada
kesalahan elementer.
5. Menerbitkan. Menentukan publikasi tulisan pada media yang tepat serta
pembaca yang tepat. Bapak Ibu dapat memilih media daring atau media cetak.
KESIMPULAN :
·
Tulisan
akan memiliki jiwa saat penulis memiliki visi hidup (cita-cita dan harapan),
melibatkan emosi saat menulis, luas wawasannya (banyak membaca, berdiskusi,
jalan-jalan), berbagi pengalaman hidup nyata yang pernah dialami, menggunakan
nalar atau logika yang tepat, dan tulisan sebagai hasil perenungan yang
mendalam tentang apapun yang akan ditulis.
·
aspek
yang harus dikembangkan agar tulisan kita memiliki jiwa,: visi hidup, emosi,
wawasan, pengalaman, nalar, kontemplasi. Karena menulis itu bukanlah bermain
kata-kata. Susunan kalimat yang indah bisa sangat membosankan kalau tidak
memiliki makna yang kuat.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar