Sosok Penulis Buku Guru Juga Manusia
Menurut beliau menulis merupakan ekspresi pribadi,
menulis dengan jujur, sejujur-jujurnya. Apa adanya, menulis apa saja.
Karena beliau guru, beliau menulis terkait pelajaran,
beragam kegiatan berupa proposal, liputan kegiatan yang harus dituliskan di
majalah dan menulis buku harian , begitu setiap saat diisi oleh menulis hingga
tulisan itu mulai dilirik oleh orang – orang terdekat yang dalam hal ini teman
– teman guru.
Alasan
beliau membukukan tulisannya dari komentar teman- temannya adalah :
· Teman –
temannya menganggap tulisannya emotif membuat pembaca larut dalam cerita.
· Bahasa
yang digunakan bahasa sederhana dan mudah dicerna.
· Sepenggal
tulisannya dapat dijadikan ceramah atau kultum.
Menghimpun
Yang Berserak
Beliau menulis dari beragam kejadian, beragam waktu, dan
dari beragam tokoh. Sehingnga beliau menulis judul buku tersebut “Menghimpun yang
Berserak “.
Saat beliau diinterview dari dua bagian buku, pertama
buku bersama ( berlima ) yakni buku mata pelajaran. Kedua buku pribadi beliau “Menghimpun yang Berserak “. Beliau merasa
kurang nyaman dengan interview itu dan merasa diam – diam “ dipenjara “.
Beliau tersadar sahabatnya menjelaskan tentang tim yang akan
menyebabkan karyanya dapat dinikmati orang banyak. Jika nanti naskah bisa
melewati editor maka proses “ menjadi “
memang menjadi banyak hal ada bagian gambar sampul, ilustrasi fhoto,
jika diperlukan, tata letak dan lainnya hingga akhirnya bisa dicetak . Beliau
gembira sekali hingga menandatangani kontrak kerjasama tanpa membaca persentae
yang kelak diterima.
Konfirmasi
yang didapatkan beliau terkaitnya dengan terbitnya bukunya adalah :
- Menerima buku pribadi hanya 5 buku yang berstempel tidak
diperjual belikan.
- Teknis launching buku “Menghimpun yang Berserak “, soal
bagaimana bukunya laku.
- Penerbit menerbitkan jumlah yang diterbitkan pada
penerbit pertama dan kurang lebih 6 bulan akan mendapatkan royalti.
Beliau mengusahakan bukunya dapat dinikmati orang lain.
Kejadian menerbitkan buku kembali hingga menjelang terakhir buku “Arief Rachman
Guru “. Semuanya mirip pengalaman dengan penerbit.
Kesimpulan :
- Menulis merupakan ekspresi pribadi, menulis dengan jujur, sejujur-jujurnya. Apa adanya, menulis apa saja.
- Menulis
dari beragam kejadian, beragam waktu, dan dari beragam tokoh.
- Alur pembuatan buku tentang tim yang akan menyebabkan karyanya dapat dinikmati orang banyak. Jika nanti naskah bisa melewati editor maka proses “ menjadi “ memang menjadi banyak hal ada bagian gambar sampul, ilustrasi fhoto, jika diperlukan, tata letak dan lainnya hingga akhirnya bisa dicetak .
- Belajar dari pengalaman dan mestinya disyukuri.
Keren Bu😊
BalasHapus