Apa itu
Storytelling?
Storytelling gampangnya adalah MENDONGENG.
CIRI-CIRI
SEBUAH STORYTELLING!
1. Kekuatannya ada pada cerita. Brand sering muncul belakangan
2. Kalaupun brand muncul di depan kehadirannya menjadi
bagian dari cerita itu
sehingga tetap
tidak terlalu terasa bahwa itu adalah iklan
3.Brand terlihat muncul seperti btw tapi sebenernya
kehadirannya kuat
4. Brand diperlakukan secara netral dan tidak sebagai
hero
5. Nuansa iklannya hampir gak terasa
6. SURPRISENYA TINGGI sehingga orang mau nge-share.
Macam-macam
cara orang berjualan yang sering dilakukan orang:
1. ROUGH SELLING
Cara berjualan dengan cara kasar dan menyakiti hati
konsumennya.
Misalnya produk MLM. Mereka mengundang orang untuk datang
ke suatu tempat cuma ngasih tau bahwa ada prospek bisnis.
2. HARD SELLING
Hard selling adalah cara berjualan dengan cara
berteriak-teriak seperti tukang obat.
Yang diteriakkan biasanya semua tentang kehebatan dan
semua benefit yang ada di brandnya.
Cara berjualan seperti ini biasanya sulit untuk dipercaya
karena janjinya too good to be true.
3. SOFT SELLING
Cara berjualan secara halus dengan tone and manner yang
elegan.
Meskipun caranya halus, orang tentu saja tau bahwa itu
iklan.
Cara berjualan seperti ini mungkin menyenangkan calon
konsumen tapi karena tau bahwa itu iklan, mereka sering enggan untuk nge-share.
4. COVERT SELLING
Covert Selling adalah cara beriklan dengan cara
menyembunyikan brandnya.
Orang tidak tau dan tidak merasa bahwa itu iklan.
STORYTELLING
ADA DI MANA DONG?
Storytelling ada di
antara soft selling dan covert selling
Storytelling ada di irisan antara soft selling dan covert
selling.
Diharapkan sebuah storytelling, komunikasinya bisa halus
dan elegan seperti soft selling tapi juga sekaligus mampu mendapatkan share
sebanyak mungkin seperti covert selling.
KESIMPULAN
:
·
Kita
bisa menceritakan sesuatu dari yang kita lihat walaupun itu tidak ada
keterangan apapun, apa ini masuk dalam menemukan informasi yang tersirat? dan
menuangkan dalam tulisan?
·
Makanya
ada kata bijak yang bilang, "Popularitas seseorang di social media dapat
diukur dari seberapa banyak haters yang dimilikinya."
·
Sering-sering
berselancar di social media. Lalu pelajari segala seluk beluk di sana. Tapi
hati-hati, jangan terpengaruh sama konten hoax dan fitnah ya. Social media itu
seperti pisau. Bahaya atau tidaknya tergantung bagaimana kita menggunakannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar