PROFIL
Jamila K Baderan.
Dilahirkan di
Sidodadi, tanggal 14 juni 1978 dengan nama lengkap Jamila K. Baderan. Biasa
dipanggil dengan sapaan Mila. Merupakan anak pertama dari 3 bersaudara pasangan
Bapak H. Abd. Razak
K. Baderan (Alm) dan Ibu Hj. Anice Y. Sulingo.
Mengawali
Pendidikan di TK Negeri Pembina Palu lulus tahun 1985. Menempuh pendidikan SD
di SDN Tanamodindi II Palu lulus tahun 1991, kemudian melanjutkan ke SMP Negeri
8 Gorontalo dan lulus tahun 1994, selanjutnya ke SMK Negeri 1 Gorontalo lulus
tahun 1997. Kemudian mengenyam pendidikan di Perguruan Tinggi Universitas
Negeri Gorontalo untuk program studi D2 PGSD selesai tahun 2009, melanjutkan
Strata 1 jurusan PGSD di Perguruan Tinggi yang sama selesai tahun 2011.
Melanjutkan S2 di Program Pascasarjana UNG jurusan Pendidikan Dasar dari tahun
2016-2018. Selain aktif sebagai ketua KKG, juga aktif sebagai Ketua
Bidang pada beberapa organisasi kependidikan seperti IGI Wilayah
Prop.Gorontalo, Komunitas Guru Kreatif, GoSmart, dan juga sebagai trainer
Office 365.
Sebagai
seorang guru banyak kegiatan/lomba yang pernah diikuti, diantaranya :
1.
Juara I Guru Berprestasi
Tkt. Kota Gorontalo tahun 2018
2.
Juara II Guru Berprestasi
Tingkat Prop. Gorontalo
tahun 2018
3.
Peserta 1000 Guru ke Luar Negeri yaitu Short Course Enhancing
Primary/ Secondary Mathematics Learning In the STEM Environment di SEAMEO RECSAM
Penang, Malaysia tahun 2019.
4.
Pemakalah pada beberapa Seminar baik secara Lokal, Nasional,
maupun Internasional
Beberapa
karya yang pernah di tulis diantaranya:
1.
Pengembangan Soal HOTS
Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Melatih Keterampilan Berpikir
Kritis Peserta Didik Kelas VI SD (Jurnal Pedagogika, 2017)
2.
Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis Melalui Model Pembelajaran
Berbasis Soal Higher Order Thinking (Hot) Di Kelas VI Sdn No. 80 Kota Tengah
Kota Gorontalo (Prosiding Sendimat VI, 2018)
3.
Kwartet Media Bermain dan Belajar (2018)
4.
Ekspektasi VS Realitas (2019)
5.
Design Thinking Meningkatkan Keterampilan Abad 21 dengan Konsep
Merdeka Belajar (2020)
Itulah ketiga
narasumber minggu ini yang akan membagikan ilmu dan pengalamannya kepada kita
semua.
Berikut ini mereka
yang sudah menerbitkan bukunya di penerbit andi Yogyakarta, yaitu:
1.
Belajar Semudah Klik: Membangun Ekosistem Ubiquitouse Learning
dalam Konsep Merdeka Belajar (Theresia Sri Rahayu)
2.
Design Thinking: Meningkatkan Keterampilan Abad ke-21 dalam Konsep
Merdeka Belajar (Jamila Baderan)
3.
Konsep dan Model Bimibingan Online dalam Konteks Perspektif
Komunikasi Personal, Interpersonal, dan Impersonal (Mudafiatun Isriyah)
4.
Serba Serbi Digital Mindset: Siap Menghadapi Era Disrupsi
Teknologi (Noralia Purwa Yunita)
5.
Digital Transformation: Berubah untuk Menguasai Dunia (Yulius
Roma)
6.
Kelas Maya: Membangun Ekosistem E-Learning di Rumab Belajar (Eva
Hariyati Israel)
7.
Digital Mindset dan Penerapannya salam Bidang Pendidikan
(Mohamad Soni)
8.
Menyongsong Era Baru Pendidikan: Saatnya Guru Sadar Kompetensi
TIK Berdasarkan UNESCO ICT Competency Framework for Teachers (Ditta Widya
Utami)
9.
Literasi Digital ala
Nusantara: Modal Meningkatkan Daya Saing para Generasi Penerus Bangsa (Musiin)
10. Pengantar Konsep Dasar
Design Thinking (Agus Yuwono)
Pengalaman Menulis Buku
Berbicara tentang pengalaman menulis
buku, beliau termasuk orang yang juga baru menekuni bidang ini. Memang sih,
dulu sewaktu SD beliau pernah punya hobi menggambar dan bercita-cita menjadi
seorang komikus. Namun entah mengapa cita-cita tersebut terbang entah kemana.
Suatu hari beliau terusik dengan postingan beberapa teman di FB.
Diantaranya pak Alphian dan bu Tere.
Mereka rajin sekali posting cerita/artikel setiap hari. Pikir beliau saat itu,
kok mereka mudah sekali mendapatkan ide dan menuangkannya dalam sebuah tulisan.
Beliau juga ingin seperti itu. Rasa penasaran yang semakin memuncak tersebut
kemudian menuntun beliau untuk bertanya ini dan itu.
Walhasil, gayung bersambut selang beberapa hari kemudian beliau mendapatkan
postingan untuk bergabung di WA Grup Menulis Angkatan 5. Inilah awal beliau bertemu
dengan Om Jay sang Inspirator. Melalui para narasumber hebat yang dihadirkan om
Jay di setiap Webinar beliau banyak mendapatkan pengetahuan serta sharing
pengalaman diantaranya Pak Dedi Dwitagama, Paman Apiq, Prof. Eko Endrajit, dan
narasumber hebat lainnya.
Taklukkan Tantangan Tergila.
Menulis itu adalah pilihan. Bagi beliau pribadi, menulis adalah sebuah
tantangan.
Pada awal bergabung di grup menulis, saya merasa begitu berat dan tak
sanggup. Bukan karena tidak punya ide, tapi bingung harus mulai menulis dari
mana. Untungnya Om Jay paling jago memberi kami tantangan menulis, beliau juga
paling mengerti karakter kami dan selalu mampu memberi motivasi.
Pada hari Selasa, tepatnya tanggal 14 April 2020 Om Jay menghadirkan Prof.
Eko Indrajit sebagai narasumber. Beliau sangat kagum dengan sosok prof yang
satu ini. Selain cerdas, terkenal, dan super ramah, bagi beliau pribadi Prof. Eko Indrajit adalah
satu- satunya profesor yang memberi kami tantangan tergila. Sebab kami diberi
tantangan menulis buku hanya dalam SEMINGGU
dengan cara memilih salah satu tema yang ada di Ekoji Channel. Kami juga hanya
diberi waktu semalam untuk mengambil keputusan. Besoknya sudah harus menyetor
judul dan daftar isi (outline). Waduh, kebayang deh reaksi kami seperti apa
saat itu.
Terima...tolak, terima nanti bagaimana, ditolak juga sayang. Ibarat orang
mabuk asmara, selama 2 hari beliau tak
bisa tidur dan makan enak. Akhirnya
sampailah beliau pada kata NEKAT.
Pada hari Jumat, 17 April 2020 dengan harap-harap cemas karena sudah telat dari
dateline yang diberikan, beliau mencoba mengirim wa dan menyatakan kesanggupan beliau
menerima tantangan Prof. Eko. Alhamdulillah beliau diberi kesempatan dan harus
langsung menyerahkan bab 1 di hari Sabtu.
Konsekuensi dari NEKAT, beliau harus jatuh bangun berjuang
"menaklukkan tantangan". Kalimat ini kemudian diabadikan dalam salah satu judul bab buku
"Design Thinking Membangun Generasi Emas dengan Konsep merdeka
Belajar"
NEKAT BERBUAH MANIS
Konsisten dan fokus, kunci menuju sukses. Semua memang berawal dari kata
"Nekat". Namun modal nekat tanpa konsistensi adalah nol besar. Beliau
sudah membuktikannya. Bukan hanya dalam menerima tantangan menulis, tapi dalam
pembelajaran dan keseharian hal inipun beliau lakukan.
Buku Design Thinking adalah salah satu bukti bahwa resiko terbaik dari
sebuah kenekatan adalah penerimaan dan pengakuan.
Bagi beliau menulis harus didasari oleh 3 hal, yaitu : niat, tekad, dan nekat.
Ketiga hal ini berkaitan erat dan saking melengkapi. Niat merupakan tujun
yang ingin dicapai. Pencapaian yang maksimal membutuhkan tekad (keinginan yang
kuat). Dan untuk mewujudkan tekad
tersebut kita harus nekat dalam arti memiliki keberanian.
3 hal dimaksud juga sangat diperlukan dalam upaya meningkatkan keterampilan
abad 21 peserta didik. Guru selaku agen perubahan harus mampu bersikap
profesional baik dalam kapasitasnya sebagai tenaga pendidik, anggota keluarga
maupun sebagai anggota masyarakat. Secara mendalam upaya tersebut dikupas
tuntas dalam buku karya bersama Prof. Eko Indrajit.
Mewujudkan sebuah karya dalam waktu singkat tentu bukanlah hal yang mudah.
Apalagi bagi beliau yang merupakan seorang penulis pemula. Tentunya banyak
kendala yang beliau hadapi. Namun berkat niat, tekad dan nekat. Alhamdulillaah karya tersebut termasuk sebagai
salah satu karya yang lolos mulus di penerbit Mayor. Hal ini tentunya juga
tidak terlepas dari bimbingan Prof. Eko yang sudah mendampingi kami dari awal,
proses editing, hingga menghubungkan kami dengan penerbit mayor.
Trik menulis buku dalam seminggu yang beliau lakukan cukup simpel. Selain 3
hal yang sudah beliau ungkapkan tadi, kita juga harus fokus dan konsisten.
Intinya, tulislah apa saja yang terlintas dalam pikiran kita dengan
sesegera mungkin. Jangan ditunda. Teruslah menulis. Abaikan masalah ejaan, tanda
baca, dll. Selesaikan dulu hingga tuntas. Terakhir baru kemudian kita melakukan
editing.
Untuk editing, kita bisa melakukannya sendiri (swasunting) atau meminta
bantuan teman/orang yang ahli untuk melakukan editing.
Untuk ketentuan halaman itu tergantung dari pihak penerbit. Untuk penerbit mayor
biasanya minimal 75 hal. Demikian pula halnya dengan jenis dan ukuran huruf.
Sesuai ketentuan pihak penerbit.
Kemarin saat kami memenuhi tantangan menulis dalam seminggu, kami diminta
untuk menulis buku dengan jumlah halaman
antara 100-200.
Beliau bahkan sempat tidak tahu mau menulis apa lagi, stugnan di 40 hal.
sementara teman-teman sudah melaju pesat.
Yang beliau lakukan pada saat itu adalah berhenti menulis. Lalu beliau
membaca literatur yang berkaitan dengan judul yang beliau ambil.
Prof. Eko mengatakan “kalau sudah mentok, saatnya cari buku referensi dan
dengerkan youtube dari sumber lain sebanyak banyaknya”.
Beliau mengatakan “sudah sumpek,
blank, sesak nafas jadinya. akhirnya saya bawa enjoy saja.Menikmati musik juga
merupakan salah satu treatment yang dapat kita lakukan untuk mengembalikan
kesegaran, ide yang terbang entah kemana, plus meningkatkan imun”.
Prof. Eko mengatakan” inti menulis buku dalam seminggu adalah bukan
kecepatan, tetapi FOKUS”.
Menurut beliau kesulitan terbesar beliau adalah mendapatkan referensi yang
sesuai. Hal inilah yang pernah beliau dan teman-teman keluhkan kepada prof.
Eko. Alhamdulillah prof. selalu memberi kami motivasi untuk terus fokus dan
semangat. terima kasih prof atas bimbingannya.
Menurut beliau kiat mencari sumber referensi cepat tentunya melalui web browser.
Kita bisa mendapatkan banyak buku referensi, maupun jurnal nasional dan
internasional sesuai kajian kita.
Berikut Outline buku karya bersama Prof. Eko
Menurut beliau ntuk mendapatkan kiat yang cocok, kembali lagi pada gaya
menulis kita. Pandai-pandailah memilih kiat yang sesuai. Memang kadang kita
dikejar deadline, tipsnya adalah mampu membangun komunikasi yang baik.
Buku Design Thinking banyak bercerita tentang bagaimana seharusnya guru
menjadi sosok profesional dalam menyiapkan generasi emas yang memiliki
keterampilan abad 21. Untuk memenuhi tantangan tersebut, tentunya guru dituntut
harus mampu berinovasi dan berkreativitas. Desing Thinking merupakan sebuah
pendekatan yang dapat menuntun dan menjembatani pencapaian visi dan misi
pendidikan Indonesia kearah yang lebih baik, maju, dan berkualitas.
Adapun referensinya selain dari Ekoji Channel, beliau juga mendapatkannya
dari chanel youtube lain, buku dan jurnal hasil googling di berbagai web
browser
Konsep buku Design Thinking adalah tentang bagaimana Guru berpikir desain
agar mampu merancang pembelajaran yang bermakna terkait dengan usaha
meningkatkan keterampilan abad 21 bagi peserta didik yang disiapkan sebagai
generasi emas 2045. Buku ini diterbitkan dengan tujuan agar para pendidik dan
tenaga kependidikan dapat membuka wawasan, bahwa inovasi dalam pembelajaran
adalah salah satu kunci mewujudkan pembelajaran yang bermakna. Pembelajaran
tidak harus selalu dibatasi oleh ruang dan waktu, pembelajaran harus mampu
membangun kompetensi menjadi sebuah potensi yang berkualitas. sasaran utama
dari buku ini adalah guru dan tenaga kependidikan, termasuk di dalamnya para
mahasiswa, dan praktisi kependidikan.
Makna buku ini tidak hanya sebatas format pemikiran, tetapi bagaimana
aktualisasi nyata dari berpikir desain.
Sebelumnya beliau sudah pernah menulis buku tunggal dan diterbitkan oleh
penerbit Indi, yaitu berjudul Kwartet Media Bermain dan Belajar, Ekspektasi
Vs Realitas (kumpulan puisi) serta
beberapa jurnal.
Sebagai penulis pemula, beliau tentunya tidak pernah memikirkan gaya
menulis. Beliau menulis sesuai kata hati dan apa yang terlintas dalam pemikiran
beliau. Saat hendak presentase karya bareng teman-teman di depan prof. Eko, beliau
paling deg-degan, gugup dan sempat tidak percaya diri. Beliau khawatir tulisan beliau
adalah yang paling buruk. Sebab selama mengikuti grup menulis, tulisan beliau
tidak pernah masuk kategori tulisan yang dishare om Jay, apalagi bisa
mendapatkan gift/hadiah. Itulah sebabnya beliau menyatakan, bahwa menulis itu
hanya butuh niat, tekad dan nekat. Selanjutnya harus fokus dan konsisten.
Alhamdulillaah, beliau justru tahu gaya menulis beliau dari prof Eko. Terima
kasih prof. sudah membimbing dengan ikhlas dan penuh kesabaran.
Dalam menulis buku, tentunya ada judul utama. Selanjutnya di pecah menjadi
Bab, dan sub bab.
Pengalaman Menulis dan menerbitkan buku di penerbit mayor, Prof Eko meminta
beliau dan teman-teman membuatnya dalam 6 bab, yang dipecah lagi menjadi
beberapa sub bab
Menurut beliau transformasi kinerja guru selama pandemi tentunya tergantung
dari sisi mana kita melihatnya. Segala sesuatu selalu ada plus minus. Bagi beliau,
dilihat dari kompetensi, banyak guru-guru yang bertransformasi kearah yang lebih
baik, misalnya terkait dengan kemampuan TIK. Jika sebelumnya hal ini dianggap
hal yang tidak perlu/biasa saja, dengan adanya pandemi maka mau tidak mau guru
harus mampu mengelola pembelajaran secara daring menggunakan berbagai aplikasi
berbasis teknologi. Guru juga jadi mahir
membuat PPT, video pembelajaran, mengelola LMS, dll.
Menurut beliau menjaga konsisten memang menjadi hal yang sulit dilakukan.
Untuk bisa konsisten, tentunya kita harus mampu dan pandai memanage waktu dan
mood kita. Beliau termasuk orang yang menulis berdasarkan mood. Sehingga saat
itu rasanya berat sekali menuntaskan buku dalam seminggu. Beliau bahkan pernah
sehari tidak nulis, karena rasanya sudah suntuk, dan badan pegel semua karena
kelamaan duduk, yang paling menghabiskan waktu adalah mencari ide apa lagi yang
menjadi lanjutan tulisan kita. Cara yang beliau lakukan saat itu adalah
melibatkan orang lain dalam proses mencari referensi, termasuk urusan mengetik
beruntung beliau punya anak yang besar
(kuliah) jadi bisa dimintai tolong. Saat mereka sibuk mencari, beliau memanfaatkan
kesempatan untuk rebahan sekaligus mengumpulkan ide-ide berikutnya. Jadi, untuk
konsisten dengan waktu jangan sungkan untuk melibatkan orang terdekat yang kita
percayai.
Referensi yang sesuai dimaksud adalah buku/tulisan yang berkaitan dengan
judul buku yang sedang kita tulis. Rata-rata, tema kajian yang Prof. Eko
sampaikan di Ekoji Channel adalah isu-isu terbaru yang referensinya masih
sangat minim. Kalaupun ada, biasanya tersedia dalam bahasa asing, sehingga
untuk menjadikannya sebagai bahan referensi kita harus menerjemahkannya atau
memahaminya dengan bahasa kita sendiri.
Jadi selain Ekoji Channel, beliau mendapatkan referensi dari buku-buku yang
tersedia di perpustakaan pribadi beliau, buku-buku online lewat Google Books,
jurnal dan buku di Google Cendekia. Untuk buku-buku dan jurnal asing beliau carinya di
Sciendirect.
KESIMPULAN :
Menulis adalah sebuah kegiatan yang berawal dari niat. Semakin kuat tekad kita mengawal niat tersebut, maka kita akan menjadi nekat. Nekat untuk menuntaskan tulisan kita, apapun, dimanapun dan dalam kondisi apapun.
Menulislah dengan hati, maka ide akan mengalir dengan sendirinya. teruslah
menulis, dan jangan lupa bahagia.
Resume yang sangat lengkap..Kerenn..👍👍👍
BalasHapusMantap, teruslah menulis dan lihat apa yg akan terjadi
BalasHapusKeren 👍👍👍
BalasHapusKerenn
BalasHapusNiat,tekad,nekad,fokus dan konsisten demikian yang dilakukan Bu Mila Narasumber hebat
BalasHapusresumenya lengkap dan mantap, lanjut berkarya . salam literasi
kereeen
BalasHapus