Minggu, 04 Oktober 2020

BERBAGI PENGALAMAN MENERBITKAN BUKU


Profil

http://emisudarwati.blogspot.com/2020/09/currikulum-vitae-emi-sudarwati.html

Mulai menulis dan menerbitkan buku.  Sampai saat ini.

Sejak SMA, sekitar tahun 1990an  beliau  sudah mulai suka menulis cerita.  Hal itu berlanjut sampai beliau menjadi mahasiswa.  Apalagi saat cerpen  perdana dimuat dalam  majalah, rasanya tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. 

Sejak saat itu beliau  semakin rajin menulis dan mengirim ke media.  Lumayan, honornya bisa untuk beli buku dan kebutuhan lain.  Saat kuliah beliau juga sudah suka berjualan baju, celana dan jam tangan.   Karena sejak SMP kelas 1 bapak beliau sudah dipanggil Tuhan.

Sejak menjadi PNS, beliau berhenti menulis.   Karena semua kebutuhan sudah terpenuhi.  Beruntung, tahun;2013 berjumpa dengan penulis-penulis hebat di Bojonegoro.  Akhirnya semangat menulis beliau tumbuh kembali.  Tapi tujuan menulis bukan lagi karena  uang.  Melainkan ingin sukses bersama siswa.  Tahun 2014 adalah pertama kali beliau menerbitkan buku bersama siswa.

 

Pada tahun 2015,  beliau ditugaskan untuk mengikuti lomba inobel tingkat nasional.  Awalnya ada rasa tidak percaya diri.  Namun karena Bapak Edy Dwi Susanto selaku kepala sekolah waktu itu tidak henti memberikan semangat dan motivasi.  Akhirnya beliau mengirimkan karya inovasi, meskipun dengan setengah hati.

Namun tidak disangka, ternyata dapat panggilan sebagai finalis inobelnas.  Bersama 102 guru dari seluruh Indonesia, beliau diundang ke Jakarta untuk presentasi.  Ternyata bukan  hanya presentasi, tetapi ada ujian tulis juga.  Seusai lomba, seluruh finalis diajak berwisata di Dufan.  Meskipun belum mendapat juara, namun sudah cukup bangga, bisa belajar bersama guru-guru hebat dari seluruh tanah air.

Di samping itu,  di tahun yang sama juga mengikuti sayembara di BBJT.   BBJT kepanjangan dari Balai Bahasa Jawa Timur.  Lembaga tersebut, setiap tahun mengadakan sayembara, yaitu pemilihan sanggar sastra, karya sastra Indonesia, karya sastra Jawa, dan guru bahasa berdedikasi.

Puji sukur, penulis mendapat anugrah sebagai guru Bahasa Jawa Berdedikasi.  Hal ini disebabkan karena sudah menerbitkan beberapa buku karya sastra siswa.  Semua itu diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi guru-guru lain untuk lebih berinovasi lagi.  Dengan status baru ini, beliau merasa memiliki tanggung jawab moral, agar lebih giat menularkan virus literasi di manapun juga.  Bukan hanya untuk siswa, namun juga untuk sesama guru.  Bukan hanya di Bojonegoro saja, tetapi sampai ke luar daerah.

 

Pada tahun 2016, beliau ditugaskan  mengikuti seleksi guru prestasi tingkat Kabupaten Bojonegoro.  Sebenarnya saat itu sudah untuk yang ke dua kalinya.  Karena banyak guru menolak mengikuti seleksi tersebut, akhirnya beliau ditugaskan lagi.  Ternyata tidak sia-sia.  Karena bisa menduduki juara ke tiga dari tiga puluhan peserta.

Pada tahun yang sama,  kembali mengirimkan karya inobel.  Kali ini bukan atas inisiatif  bapak kepala sekolah, tetapi keinginan beliau .  Karena pengalaman tahun 2015 lalu begitu menginspirasi.  Kali ini bukan karya baru.  Namun karya lama yang beliau edit, dengan tambahan sesuai  saran dari dewan juri.  Alhasil, mendapat juara 1 inobelnas kategori SORAK (Seni, Olah Raga, Agama, bimbingan Konseling dan Muatan Lokal).

Tidak lama seusai lomba,  mendapat panggilan  untuk short Course di Negeri Belanda.  Belajar sistem pendidikan di negri kaum  penjajah  yang super maju itu.  Berkunjung ke dua universitas terbaik, yaitu Windesheim dan Leiden.  Juga berkunjung ke sekolah-sekolah terbaik, yaitu Van Der Capellen dan lain-lain.  Bukan hanya itu, semua peserta diajak berwisata ke Volendam, menyusuri Kanal Amsterdam dan mampir ke Brussel-Belgia.

Sepulang dari Belanda, masih juga mendapat panggilan workshop menulis jurnal di Kota Bali.

Lagi-lagi, di samping belajar juga bisa berwisaya keliling kota terindah di negeri ini.  Kali ini, semua peserta mendapat materi merubah  naskah  inobel menjadi jurnal.  Tentu ini bukan hal kecil, karena naskah tersebut akan dimuat dalam jurnal berkelas nasional.  Nama jurnalnya adalah DEDAKTIKA.

 

TAHUN 2017

Tidak berhenti sampai di situ.  Beberapa bulan berikutnya.  Beliau diundang untuk mengikuti workshop Literasi di Kota Batam.  Tidak ingin melewatka kesempatan, bersama beberapa peserta menyempatkan mampir ke negara tetangga, yaitu Singapura.  Sehari di kota lion, melahirkan sebuah buku berjudul Dag Dig Dug Singapura.

Bukan aji mumpung atau apa, hanya tidak ingin melewatkan kesempatan baik.  Kapan lagi seorang guru bisa jalan-jalan ke Singapura, kalau bukan memanfaatkan kesempatan baik tersebut.

Kebetulan juga bertepatan dengan liburan sekolah, jadi sama sekali tidak mengganggu kegiatan belajar-mengajar di sekolah.

Paska menyandang predikat juara I inobelnas, beliau belum boleh lagi mengikuti lomba yang sama.  Tentu dalam waktu yang belum bisa diprediksi.  Oleh karena itu, beliau  tidak ingin kesepian.  Lalu mengajak teman-teman alumni finalis inobelnas untuk menulis bersama dalam  satu buku.  Beliau  menyebutnya dengan istilah Patungan Buku Inspiratif.

Bukan hanya karya yang bersifat ilmiah.  Namun dalam grup tersebut juga menerbitkan kumpulan cerita inspiratif,  berbagi pengalaman mengajar, kumpulan puisi, kumpulan pantun dan masih banyak lagi buku-buku lainnya.

Dalam perkembangan selanjutnya, bahkan bukan hanya menerbitkan buku-buku patungan.  Namun saat ini lebih banyak menerbitkan SBGI (Satu Buku Guru Indonesia) dan SBSI (Satu Buku Siswa Indonesia).

 

TAHUN 2018

Ratusan buku lahir dari grup Patungan Buku Guru Inspiratif.  Karena sejak tahun 2018 ini lebih banyak menerbitkan SBGI dan SBSI, maka nama grup dirubah.  Yaitu menjadi Penerbit Buku Inspiratif (PBI).  Beberapa undangan dari daerah-daerah lain mulai berdatangan.  Misalkan dari Kota Bogor, Sampang, Tuban, Blitar, Lamongan, Yogyakarta dan lain-lain. 

Akhirnya beliau  berinisiatif, hanya menerima undangan sebagai nara sumber pada Hari Sabtu-Minggu atau Jumat sore.

Sedang di Bojonegoro sendiri, beliau  aktif sebagai Guru Ahli (GA) di Pusat Belajar Guru (PBG).  Setiap saat harus siap menerima panggilan sebagai pemateri seminar maupun pelatihan.  Juga sebagai juri dalam lomba-lomba guru.  Tempatnya bisa di PBG pusat atau di PBG kecamatan.

Selain di PBG, juga beliau juga aktif di PGRI.  Yaitu sebagai juri lomba Guru menulis dan pelatihan Menulis buku.  Memotivasi guru-guru Bojonegoro agar lebih inovatif dalam mengajar, dan lebih kreatif dalam menulis. 

Menghimbau agar guru-guru lebih sering mengirimkan hasil karya ke media.  Jangan berharap sekali kirim pasti tayang atau dimuat.  Namun harus bersabar, terus-menerus mengirim naskah.  Lama  kelamaan  pasti dimuat juga.

Bukan karena penerbit merasa kasihan, tapi memang pengalaman Menulis itu sangat diperlukan.  Dengan terus-menerus mengirim naskah, berarti sudah terus menerus belajar menulis pula.  Dari proses tersebut kita belajar.  Belajar meminimalisir  kesalahan.

 

TAHUN 2019

Beliau mengawali terbitnya buku Kado Cinta 20 Tahun dan Haiku.  Karya ini beliau tulis  berdua dengan suami.  Semoga dengan lahirnya buku tersebut, ikatan pernikahan kami semakin bahagia.  Aamiin.

Selanjutnya, di tahun yang sama.  Beliau menerbitkan 2 buku tunggal dan beberapa buku patungan.  Buku tunggal yang pertama berbahasa jawa, yaitu pengalaman selama haji dan umrah.  Sedangkan buku tunggal yang ke dua adalah adalah kumpulan esai Menulis dan menerbitkan Buku sampai Keliling Nusantara dan Dunia.  Alhamdulilah impian ini bisa menjadi nyata.

Adapun untuk patungan, seperti biasa saja.  Yaitu menulis bersama siswa SMPN 1 Baureno dan bersama grup Penerbit Buku  Inspiratif.  Juga menulis bersama penerbit Pustaka Ilalang, dan lain-lain.  Tapi yang paling banyak ya di Penerbit Majas Grup.  Majas memiliki 3 penerbitan. Yaitu Majas sendiri, Praktek Mandiri dan Dwi Putra Jaya.

 

TAHUN 2020

Beliau lebih konsentrasi untuk mengelola Perpustakaan Pribadi menjadi TBM.  Namanya TBM Kinanthi.

Kegiatan rutinnya adalah mengadakan pelatihan dan lomba menulis.  Lomba di TBM Kinanthi tentu berbeda dengan lomba-lomba di tempat lain.  Karena bertujuan memotivasi, maka semua peserta lomba pasti juara.  Yaitu juara 1, 2, 3 dan yang lainnya juara harapan.

Sampai saat ini di TBM Kinanthi sudah mengadakan 5 kali pelatihan menulis.  4 kali pelatihan langsung dan yang sekali webinar.

Juga sudah melahirkan 3 buku hasil lomba dan 1 buku masih Proses di percetakan.

Dalam menyambut Bulan Bahasa Oktober nanti, TBM Kinanthi mengadakan Lomba membaca geguritan untuk siswa SD/MI.  Hal ini bertujuan untuk menanam kecintaan siswa sejak dini terhadap sastra Jawa. Khususnya geguritan (Puisi Jawa Modern).  Masih bayak lagi agenda kegiatan yang kami gagas di tahun 2021 nanti.  Dalam berkegiatan beliau didukung oleh: dinas pendidikan kabupaten Bojonegoro, penerbit majas, KBM Bojonegoro, Pramuka Jaya Vlog, Sanggar Baca SUMILAK dan lain-lain.

 

Menurut beliau ternyata menulis dan menerbitkan buku itu mudah dan sangat murah. Bagi beliau, buku adalah bukti sejarah.  Merupakan catatan bahwa kita pernah hidup di dunia ini.

Ayo kita tulis sejarah sendiri.  Jangan tunggu orang lain menulis tentang kita.

 

SaGuSaBu (Satu Guru Satu Buku) & SaSis SaBu (Satu Siswa Satu Buku).

Mau menerbitkan buku ber isbn, mudah dan murah? Ayo ikut program ini.

Kirimkan naskah buku. Tentang apa saja sesuai bakat dan minat. Misalkan:

1. Kumpulan Puisi

2. Kumpulan Cerpen

3. Kumpulan Esai

4. Novel

5. PTK

6. Naskah INOBEL

7. Kumpulan Pantun

8. Kumpulan Resep

9. Kumpulan Cerpen Misteri

10. Dll

Jenis huruf : Time new roman/12/1,5

Ukuran kertas A5

2:2;2;2

Naskah sudah lengkap dengan kata pengantar, biografi dan foto dalam 1 file. Jangan dipisah-pisah.

Nama file : SaGu SaBu spasi nama                

                     Atau SaSis SaBu spasi nama

Contoh : SaGu SaBu Emi

                Atau SaSis SaBu Emi

 

Biaya penerbitan tergantung jumlah halaman. Misalkan

50-56 halaman kena 480.000. dan seterusnya.

Ongkir bisa bayar di tempat.

Dapat 10 buku, piagam penulis dan beberapa buku terbitan Majas Grup.

Alamat Pengiriman naskah : emiime2011@gmail.com

Konfirmasi ke WA : 082132206671

Jika naskah dinyatakan lolos kurasi,

Silahkan transfer:

BRI 001101005862531

An Emi Sudarwati

 jika sudah transfer di foto. Lalu kirimkan ke WA ke no 081232206671

Waktu  pengumpulan naskah mulai hari ini

Buku akan terbit paling cepat 3 bulan setelah kirim naskah dan TF.

Jika menginginkan cover buat sendiri, langsung dicantumkan saat kirim naskah. Dengan persyaratan, harus orisinil. Bukan jiplakan atau hasil rekayasa dari internet.

Jika tidakak ada, Penerbit menyediakan desain cover gratis.

1 X edit cover kena cas 100.000

 Terimakasih

 

Jika ingin lancar menulis cerpen, banyak-banyaklah membaca cerpen.  Jika ingin lancar menulis puisi, maka banyak-banyaklah membaca puisi, demikian juga yang lain. Yaitu: baca, baca dan baca.

Perbanyaklah membaca. Bergaulah dengan penulis. Maka adrenalin untuk menulis akan meningkat drastis.  Termasuk masuk grup-grup pelatihan menulis semacam  ini.

 

Judul inobel beliau  adalah: Peningkatan hasil belajar menulis cerkak (cerpen, dalam Bahasa Indonesia) dengan SMSHP (Selfie, Media Sosial dan Hubungan Pertemanan).

Judul buku yang pernah beliau terbitkan bersama siswa:

- Siswa Wasis

- Lilani Aku dadi Srengenge

- KAI (Kelas Anak Istimewa)

- KAH (Kelas Anak Hebat)

- dll

Ketika beliau  mengalami kebuntuan dalam menulis, segera jalan-jalan mencari bahan bacaan baru.

 

Menurut beliau tips untuk menulis nyaman dan aman  yakni ingin menulis tentang sosial kemasyarakatan. Tetapi ada kekhawatiran tulisan menyinggung pihak- pihak tertentu  yang berhubungan dengan tulisan kita adalah  Ini masalah perasaan. Untuk menulis semacam itu, yang beliau lakukan adalah mengkomunikasikan dengan pihak lain.  Atau disamarkan namanya.  Sebelum menjadi buku, coba baca di hadapan teman lain. Minta pendapatnya.

 

Kiat-kiat Bu Emi membimbing siswa untuk menulis

Beliau  biasa membawa buku bacaan/cerita ke dalam kelas.  Lalu meminta salah seorang siswa membaca di depan kelas.  Sedangkan siswa yang lain mendengarkan.   Lalu semua siswa menulis ringkasan ceritanya.  Salah satu siswa beliau  tunjuk secara acak membaca ringkasan ceritanya.  Jadi semua harus siap jika ditunjuk.  Sedang yang lain cukup di tanda tangani. 

Jika itu dilakukan 15 menit sebelum pelajaran dimulai.  Lama kelamaan siswa terbiasa menulis.

Lalu beliau buatkan pancingan pertanyaan.

Misalkan:

Tema: Kisah Lucu

Pertanyaan:

1.  Apakah kamu pernah mengalami kisah yang sangat lucu.

2.  Kapan dan di mana kamu mengalami kisah lucu tersebut.

3. Dll

Bisa sampai 10 pertanyaan atau lebih. 

Jawabannya harus berupa  paragraf.  Bukan jawaban pendek.

Lalu jawaban-jawaban tadi disusun menjadi cerita.

 

Menurut beliau kalau penerbit yang gratis, bisa tanya Om Jay. 

Tapi biasanya seleksi sangat ketat.  Naskah harus benar-benar bagus, rapi dan diprediksi laku.  Karena penerbit mayor tentu tidak mau merugi.

Tapi maaf ya, kalau penerbit yang kerja sama dengan beliau semuanya Indi.  Jadi penulis membiayai dan menjual sendiri buku karyanya. Bagi beliau itu asik.

 

Strategi Bu Emi bisa jadi pemenang inobel kemdikbud

Kalau ini, beliau tidak menyangka banget.  Karena semua karya finalis itu bagus-bagus.  Bahkan menurut beliau, inobel beliau itu paling sederhana dan biasa-biasa saja. 

Karena tujuan ikut lomba bukan untuk juara, tapi ingin belajar pada guru-guru hebat seluruh Indonesia.  Kalau pada akhirnya menjadi juara, itu bonus. 

Triknya sih klise saja;

Berusaha dan berdoa

 

Cara Bu Emi mengatur waktu sehingga bisa produktif  dalam menulis ratusan buku

Beliau setiap hari menulis.  Hanya butuh waktu 10 - 20 menit saja kok.  Kita kan punya 24 jam sehari semalam.  Jadi beliau paksakan diri untuk menulis, minimal 10 menit dalam sehari.  Kalau bisa setelah tahajud.  Kalau tidak bisa ya jam  berapa saja.

Tidak semua tulisan beliau  terbitkan.  Biarkan saja yang lain menjadi tabungan di laptop atau blog.

 

KESIMPULAN :

Buku adalah bukti sejarah.  Buku merupakan catatan bahwa kita pernah hidup di dunia ini.  Oleh karena itu, abadikan setiap jengkal perjalanan menjadi sebuah buku.  Setiap karya pasti akan menemukan takdirnya sendiri.  Semoga mengispirasi banyak orang.

 

 

3 komentar: