PROFIL
SISKA DISTIANA
Lahir di Klaten, 12 Desember 1985
Ibu dari dua orang putri
Saat ini working at home sebagai content writer dan freelance editor
Kontak 081329724184
@siskadistiana
RAGAM TULISAN NON FIKSI
Mengapa sih kita menulis?
Kalau di konteks agama Islam Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam pernah
bersabda: Qoyyidul ‘Ilma bil-kitabi artinya ikatlah ilmu dengan tulisan .
LET’S WRITE !
·
Knowledge management (pengelolaan pengetahuan sebuah lembaga Yayasan ataupun sebuah organisasi
sebuah perusahaan itu harganya mahal sekali )
·
Copyright mislestone
(dalam konteks pribadi adalah muaranya untuk mengelola pengetahuan kita
agar agar menjadi seperti jejak langkah kita dengan tulisan itu kita bisa
bercerita kepada orang)
·
Paten (ilmu yang kita punya itu ada dalam rangka untuk mematenkan gagasan
kita)
NON FIKSI
·
KBBI : yang tidak bersifat fiksi, tetapi berdasarkan fakta dan
kenyataan
·
Karya informatif, dimana penulis bertanggung jawab penuh atas kebenaran
dan akurasi informasi yang disajikannya.
RAGAM NONFIKSI ( yang bisa kita tulis dengan cepat dan mudah )
1.
Berita : cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa
hangat
Teknik menuliskan berita :
·
Hard News : berita to the point, tidak bertele-tele, lugas singkat
·
Feature : Artikel Kreatif dan informatif dan menghibur.( tulisan yang
berisi informasi tentang sesuatu hal, tujuannya adalah untuk menambah
pengetahuan pembaca, isinya murni informasi, dalam bahasa populer sering
pula disebut dengan “artikel feature”.
2. Esai : Menurut beliau esai itu sama seperti opini di media massa. Bisa coba lihat di koran pada kolom opini. Ketika mau menulis esai, kita tentukan dulu topik apa yang mau kita tanggapi. Kemudian uraikan tanggapan kita seperti apa. Terakhir cari referensi yang terkait jika diperlukan.
Karangan prosa yang membahas masalah sepintas lalu dari sudut pandang
pribadi penulisnya.
Contoh Esai :
3.
Catatan Perjalanan : tulisa tentang proses sebuah perjalanan atau ulasan
tentang apa yang ditemui dalam perjalanan tersebut.
Misal, ulasan mengenai tempat yang dikunjungi, budaya daerah, makanan
khas, dan seterusnya. Contohnya bisa lihat
https://wiediesta.wordpress.com/2019/12/07/arigato-tokyo/
https://www.hipwee.com/travel/mengintip-sejarah-budaya-batak-di-t-b-silalahi-center-balige-tobasa/
4. Best Practice : tulisan tentang pengalaman terbaik dalam menyelesaikan suatu permasalahan, biasanya dibuat oleh para pendidik atau mereka yang terlibat dalam dunia pendidikan, selain sebagai lesson study, produk tulisan best practice juga bisa menjadi masukan bagi pemerintah untuk memperbaiki kualitas pendidikan.
Contoh Best Practice :
Menurut beliau tentang menulis fiksi, pertama, perlu banyak membaca karya
fiksi juga untuk memicu otak kita berimajinasi dan membangun cerita yang
menarik.
Terkadang saat hendak menulis fiksi kita ingin menyajikan konflik yang
menarik agar pembaca bisa menikmati karya kita. Nah, saking ngêbêt-nya
untuk itu, kita suka berpikir jauh dan mengawang-awang, akhirnya kadang
tersesat.
Maksudnya tersesat pada konflik yang kita tidak pahami. Nah, tips
berikutnya adalah, ambil konflik dari keseharian kita dan hal-hal yang
dekat dengan kita. Misal, saya seorang ibu rumah tangga, maka jalan cerita
yang saya bangun, konfliknya, ya tidak jauh dari kehidupan berumah
tangga
Suka menulis fiksi ya? Monggo mampir ke halaman Beliau https://www.storial.co/book/mencari-bahagia/
Dalam artikel informatif biasanya kita menyampaikan informasi atau
pengetahuan kepada khalayak tentang suatu hal. Misal bagaimana cara
mengajar dengan menyenangkan.
Menurut beliau , seharusnya bisa dapat nilai dalam PAK, melalui tulisan
bisa mengarahkan khalayak tentang sesuatu. Juga bisa menjawab permasalahan
khalayak terhadap sesuatu. Misal, beliau membutuhkan informasi tentang
bagaimana mendampingi anak belajar. Kemudian digoogling, nemu tulisan
tentang itu. Jika dipraktikkan dan kemudian berhasil, maka itu berarti
sudah membantu kita menyelesaikan masalah.
Kemudian di mana bisa dipublikasikan, saat ini media massa mainstream
(Kompas, Republika, Tempo, dan lain-lain) sudah membuat wadah jurnalisme
warga, seperti Kompasiana (milik Kompas). Di sana kita bisa menulis
tentang apa saja, selama itu baik dan informatif. Cara mendaftarnya pun
mudah dan gratis. Bisa buat akun di sana, kemudian tuliskan artikel
informatif yang di tulis. Kemungkinannya besar untuk dibaca khalayak jika
topik yang kita angkat bersifat umum dan informatif.
Ini alamat kompasiana
www.kompasiana.com
Bagaimana menulis berita yang baik? Pertama harus terpenuhi dulu semua
unsur beritanya. Apa itu? 5W+1H (Who, What, When, Where, Why, dan How).
Jadi sebuah berita harus bisa menceritakan siapa melakukan apa, kapan dan
di mana dilakukannya, mengapa melakukan itu, dan bagaimana ia
melakukannya.
Kedua, ada nilai aktualitas dan faktualitas dalam berita. Aktualitas itu
kecepatan berita ditayangkan. Jadi makin cepat sebuah peristiwa diangkat
menjadi berita dan ditayangkan/dimuat, akan lebih diminati khalayak.
Kemudian faktualitas, ini bicara tentang kebenaran. Jadi sebuah berita
harus benar-benar berdasarkan peristiwa nyata. Makin dekat sebuah berita
dengan keseharian khalayak, biasanya akan makin diminati. Misal, Pak Edi
menuliskan berita tentang seorang guru biologi di Aceh yang berhasil
menemukan formulasi vaksin corona. Nah, Rekan-rekan guru lain pastilah
akan tertarik untuk membaca itu daripada membaca tentang fashion show yang
digelar di New York.
Terakhir, kemampuan menulis kita berbanding lurus dengan kemampuan
membaca, beliau selalu percaya itu. Jadi, makin banyak membaca berita,
maka akan lebih mudah memproduksi diksi kata yang menarik pada naskah
berita.
Institusi pemerintah yang menangani Hak Kekayaan Intelektual (HAKI), ada
Dirjen Kekayaan Intelektual https://www.dgip.go.id/
Tantangan kerja CW, berkejaran dengan deadline. Namun pelajaran berharga
yang beliau dapatkan dari sana adalah konsistensi menulis dan mengatur
waktu.
Pertama dan paling banyak terjadi adalah kesalahan teknis penulisan (kata
tidak baku, tidak sesuai PUEBI, salah ketik, dan sebagainya). Kedua,
kesalahan substansial biasanya berkisar antara kurangnya penjabaran pada
"how to"-nya alias bagaimana cara menyelesaikan permasalahannya. Atau
kurang menjabarkan metode yang digunakan.
Saat ingin tahu kondisi Indonesia dan dunia saat ini, tentu orang-orang
akan baca berita.
Ketika galau membutuhkan referensi atau informasi tentang sesuatu, mereka
akan googling dan mencari artikel informatif.
Pas punya ide atau gagasan terhadap sesuatu, dan ingin mencari pendukung,
biasanya orang akan baca esai-esai terkait.
Menurut beliau, kemampuan menulis kita berbanding lurus dengan kemampuan
membaca. Makin banyak baca maka akan makin banyak juga kosa kata yang kita
punya. Selain itu kita juga belajar bagaimana membangun tulisan/karya.
Dengan demikian kita akan lebih lancar menulis.
KESIMPULAN
:
“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak
menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah
bekerja untuk keabadiaan”. ( Pramoedya
Ananta Toer )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar