https://akbarzainudin.com/profil/
Malam ini beliau akan "ngobrol" tentang pengalaman menulis
beberapa buku, yang beliau akan rangkum dalam materi langkah-langkah menulis
buku.
https://youtu.be/-7E7q4I4-vU
LANGKAH-LANGAH MENULIS BUKU
Hari ini beliau akan share bagaimana langkah-langkah dalam menulis buku.
Ada Enam langkah yang sudah beliua ringkas materinya menjadi singkatan TOJTRP:
Tema, Outline, Jadwal, Tulis, Revisi, Penerbit.
Langkah pertama adalah T. Tentukan TEMA tulisan.
Setiap buku harus punya tema besar, baik buku fiksi maupun non fiksi.
Tema akan menjadi rel yang mengikat kita dari awal tulisan hingga akhir.
Tema ini satu saja. Misalnya kerja keras, romantisme, cara belajar, dan
sebagainya.
Kalau buku beliau, kebanyakan adalah buku-buku motivasi. Kalau buku Asma
Nadia, Novel. Ahmad Fuadi, Novel tentang pesantren dan kerja keras. Dan
sebagainya.
Bolehkah satu orang menulis berbagai tema buku? Menurut beliau, karena ini
terkait dengan “branding”, berusahalah untuk fokus menulis satu tema tertentu,
agar kita dikenal ahli dalam tema tersebut. Kalau temanya berubah-ubah, nanti
orang bingung, kita ini sebenarnya ahli dalam bidang apa?
Langkah kedua adalah O. Buatlah OUTLINE atau
DAFTAR ISI.
Gunanya outline:
1. Agar tulisan kita terarah.
2. Bisa buat jadwal dan target.
3. Menghindari "ngeblank" pada saat menulis.
4. Agar bukunya selesai.
Kalau tidak ada daftar isi, akan sulit bukunya bisa selesai. Inilah salah
satu hal penting yang sering diabaikan orang. Merasa sudah tahu apa yang
ditulis, akhirnya tidak ada outline dan langsung menulis. Akibatnya, tulisannya
tidak terarah, “melenceng” dan “lari” ke mana-mana, tidak tahu jalan akhirnya.
Bukunya akan selesai? Tentu tidak. Banyak ide itu bagus, tetapi yang jauh
lebih bagus adalah ide yang difokuskan. Cara memfokuskan ide adalah dengan
membuat outline.
HOW: Bagaimana
Cara Mengembangkan Daftar Isi (outline)
UNTUK BUKU NON FIKSI
1. Gunakan prinsip dasar 5W dan 1H.
WHY: Ini terkait pengertian, definisi, pembagian, jenis-jenis, dan
sebagainya.
WHY:Ini adalah tentang alasan (mengapa) buku ini ditulis, tujuannya apa dan
manaatnya apa.
HOW : How ini berbicara tentang bagaimana, tips and trick, strategi,
langkah-langkah, dan sebagainya.
Untuk 2 W yang lain, yaitu Where dan When bisa tidak digunakan.
CONTOH.
Tema: Santri dan Menulis
WHAT
1. Santri dan keterampilan menulis.
2. Keterampilan apa saja yang dibutuhkan agar bisa menulis.
3. Para ulama dan karya mereka dari masa lampau.
4. dan seterusnya.
MENGAPA?
1. Mengapa Santri Harus Menulis?
2. Tujuan Menulis.
3. Tantangan Mengapa Santri Harus Bisa Menulis.
4. dan seterusnya.
HOW?
1. Bagaimana cara menulis?
2. Bagaimana membangun disiplin menulis?
3. Tips and Tricks Menjadi Penulis.
4. dan seterusnya.
BAGAIMANA MEMBUAT OUTLINE UNTUK BUKU FIKSI?
Pertama: WHO? Siapa saja tokoh-tokohnya..Tentukan tokoh-tokoh yang akan menjadi bagian dari
cerita. Misalnya, ayah, ibu, teman,
guru, dan sebagainya.
Kedua: Karakter. Gambarkan profil setiap tokoh dengan sifatnya
masing-masing.
Ketiga: Plot atau Alur Cerita.. Gambarkan alur cerita dari awal hingga akhir. Potongan
ceritanya seperti apa. Di mana akan membangun cerita emosionalnya, di mana
sedihnya, di mana senangnya. Terus ending cerita seperti apa, apakah happy
ending, sad ending, dan sebagainya.
CONTOH OUTLINE
Beliau ngin memberi contoh buku beliau: "Man Jadda Wajada". Buku
ini adalah buku dengan tema motivasi umum, motivasi hidup. Beliau kembali ke
konsep dasar 5W dan 1H.
Biasanya beliau mulai dengan WHY. Kalau terkait motivasi, penjabaran
tentang WHY bisa digambarkan sebagai berikut:
1. Mengapa motivasi itu penting dalam hidup.
2. Motivasi apa yang membuat orang tergerak untuk berubah.
3. Apa tujuan hidup seseorang?
4. Mengapa orang harus berubah?
5. Darimana perubahan itu bisa dimulai?
6. Apa saja yang harus diubah?
Setelah WHY, hal kedua yang terpikir adalah WHAT.
Hal-hal yang terpikir dalam kategori WHAT adalah:
1. Apa itu sukses?
2. Langkah-langkah apa saja yang harus dijalani agar kita bisa sukses?
3. Potensi diri, kelebihan dan kekurangan.
4. Memahami bahwa sukses itu bisa kita dapatkan.
Setelah WHY, hal ketiga yang beliau coba jabarkan adalah HOW. Ini tentang
bagaimana, strategi, langkah-langkah, tips & Trick, dan juga action.
Penjabarannya:
1. Bagaimana bermimpi besar.
2. Bagaimana membuat rencana (action plan).
3. Bagaimana berani memulai.
4. Menjadi kreatif.
5. Membangun momentum berubah.
6. Kapan harus memulai?
Nah, ketiga hal itulah yang akhirnya menjadi dasar outline buku beliau
"Man Jadda Wajada"



MASIH TENTANG OUTLINE
Buku lain yang ingin beliau bedah Daftar Isinya adalah buku "Ketika
Sukses Berawal dari Pesantren". Target buku ini adalah para santri, umur
SMP dan SMA.
Karena itu, buku ini harus sederhana, ringan, bisa dibaca oleh pembaca
dalam rentang umur tersebut, dan tetap bobot isinya tinggi.
Beliau mulai dengan cara yang sama; menguraikan WHAT, WHY, dan HOW.
1. Apa itu sukses.
2. Apakah bisa anak pesantren itu sukses?
3. Kisah-kisah sukses alumni pesantren.
4. Sukses itu apa menurut pesantren?
5. Bagaimana caranya agar kita sukses?
6. Apa yang harus kita lakukan mulai dari sekarang?
Dari poin-poin itu beliau jabarkan lebih detail lagi menjadi daftar isi
yang cukup lengkap. Daftar isi ini lalu beliau tuliskan satu per satu, maka
jadilah buku "Ketika Sukses Berawal dari Pesantren".
Buku ini alhamdulillah sekarang sudah terjual lebih dari 25.000 eksemplar
di seluruh Indonesia.
===
CONTOH OUTLINE BUKU UKTUB
Satu lagi, buku beliau yang beliau khususkan untuk panduan menulis buku,
judulnya "UKTUB: Panduan Lengkap Menulis Buku dalam 180 Hari".
Buku ini merupakan rangkuman best practices Akbar Zainudin sebagai penulis
sekaligus motivator andal yang ingin ditularkan kepada Anda.
Rahasia Akbar Zainudin menjadi penulis sukses terangkum lengkap dalam buku
ini. Semua pertanyaan dan keingintahuan tentang dunia penulisan, perbukuan, dan
penerbitan dijawab secara lengkap dan jelas di buku ini. Jika Anda serius
mempraktikkan isi buku ini, dijamin Anda akan menjadi penulis sukses hanya
dalam 180 hari!
"Judul buku ini sangat tepat karena semangat Iqra’!
(Bacalah!) sebaiknya diikuti dengan Uktub! (Tulislah!). Bacalah buku senior beliau
di Gontor ini, untuk belajar kiat-kiat
menulis, dari proses menangkap ide sampai menerbitkan buku yang bagus dan
laris"
—Ahmad Fuadi, Penulis Novel
Best Seller Negeri 5 Menara
"Para penulis adalah orang-orang terpilih yang
memiliki visi jauh melampaui zamannya. Jika Anda ingin menjadi orang seperti
itu, bacalah buku ini!"
Ahmad Gaus, Dosen Bahasa dan
Budaya Swiss German University
"Andai dari dulu buku ini sudah ada, mungkin
perjalanan saya menjadi penulis bisa lebih mudah. Uktub! Menulislah sekarang
juga!"
Ollie, CMO & Co-Founder
NulisBuku.com
"Cukuplah bagi seseorang membaca buku ini untuk
mewujudkan keinginannya menjadi penulis buku atau memiliki penerbit buku".
M. Abdul Ghoffar, Pemilik
Penerbit Al-Mahira
"Melalui bukunya ini, Akbar Zainudin menunjuk-kan
bukti betapa menulis adalah pekerjaan yang mudah dan menyenangkan"
Nashrulloh ZM Zarkasyi, Guru
Bahasa Indonesia di Pondok Modern Gontor
Beliau bagi buku UKTUB ini dalam beberapa bagian besar:
1. Sikap Mental
2. Motif Menulis
3. Mencari Ide
4. Apa yang Ditulis
5. Bagaimana Menulis
6. Mengenal Pembaca
7. Mengenal Penerbit.
Dari poin-poin inilah beliau kembangkan menjadi daftar isi.
Karena itulah, buku UKTUB ini lengkap sekali. Anda tinggal mengikuti satu
demi satu langkah-langkah nya untuk menjadi penulis buku.
Beliau sarankan, highly recommended Anda membeli, mempelajari dan
mempraktikkan apa yang ada dalam buku ini. Biar lebih serius dalam belajar
menulisnya.

Langkah ketiga adalah J. Buatlah jadwal penulisan.
Kalau daftar isi sudah dibuat, misalnya ada 30 judul artikel atau plot
cerita, mulailah membuat jadwal secara riil. Katakan 1 tulisan jadwalnya
seminggu selesai, buatlah jadwalnya dari 30 tulisan itu kapan mau selesai.
Dengan kita membuat jadwal, maka akan memudahkan kita untuk mengontrol dan
mengevaluasi dari hasil tulisan kita.
CARA MEMBUAT JADWAL.
1. Buatlah tabel dengan 4 kolom, yang berisi No-Judul Artikel-Target Lama
Menulis-Tanggal-Keterangan
2. Isi Nomer
3. Isi Judul Artikel
4. Perkirakan Berapa Lama (Berapa Hari) Artikel akan Ditulis
5. Buat sesuai dengan tanggal yang ada saat ini.
6. Isi Keterangan dengan apakah sudah selesai ditulis atau belum.
Langkah keempat adalah T. Tuliskan.
Outline sudah ada, jadwal juga sudah ada. Berikutnya adalah tuliskan sesuai
outline dan jadwalnya. Di sini, disiplin diri dan komitmen yang akan menentukan
apakah tulisan kita akan selesai atau tidak.Tulis dan selesaikan semua judul
artikel terlebih dahulu. Jangan terpaku untuk satu tulisan sampai sempurna.
Langkah kelima adalah R, REVISI.
Revisilah tulisan kalau semua draft tulisan sudah selesai. Jangan terpaku
hanya satu judul sampai sempurna. Kalau kurang-kurang sedikit, tidak apa-apa.
Tahap pertama adalah menyelesaikan semua draft buku. Tahap kedua, baru revisi.
Apa saja yang direvisi?
1. Data dan informasi yang kurang.
2. Tata Bahasa
3. Gaya Tulisan. Disamakan dari awal hingga akhir.
4. Judul-judul artikel. Buatlah judul-judul yang menarik.
Langkah keenam adalah kirim ke penerbit.
Hal pertama Apa yang menadi pertimbangan penerbit? Paling utama
adalah bukunya laku atau tidak. Ini menyangkut kebutuhan masyarakat pembaca. Apakah
pembaca butuh buku kita? Siapa yang
butuh? Berapa banyak orang yang butuh? Buku
kita menjawab kebutuhan apa? Semakin besar kebutuhan masyarakat akan buku kita,
maka peluang diterbitkan semakin besar. Karena itu, sebagai penulis kita mesti
memahami buku kita siapa yang akan beli, dan siapa yang kira-kira akan baca.
Hal kedua adalah apa yang bisa membedakan buku kita dari buku
sejenis. Apa kelebihan kita dibandingkan dengan buku sejenis? Kita harus mampu
menjawab pertanyaan ini. Karena hal itu yang akan menjadi pertanyaan dan juga
pertimbangan penerbit.
Hal Ketiga, pertanyaan penerbit adalah, apa yang akan Anda lakukan
untuk membantu pemasaran buku? Harus punya jawabannya. Misalnya iklan di
Medsos, Seminar, Pelatihan, Diskusi Buku, Membangun Komunitas, Dan Sebagainya. Apakah
perlu membayar kepada penerbit? Kita tidak perlu membayar ke penerbit. Bahkan
kita mendapatkan uang ROYALTI. Rata-rata royalti adalah 10% dari buku yang
terjual.
Bagaimana cara mengirim naskah?
1. Naskah harus sudah jadi.
2. Diprint, dikirim dengan hard copy dan soft copy dalam bentuk CD atau
Flash Disk
Berapa lama?
Kabar diterima atau tidak sekitar 3 bulan.
Beliau akan lampirkan contoh
pembuatan jadwal penulisan buku. Ini jadwal sering sekali dilupakan, padahal
inilah salah satu faktor penting buku bisa selesai atau tidak.

Beliau selalu memulai sebuah konsep tulisan dengan 3 hal yang saya sebutkan
di atas, yaitu WHY, WHAT, dan HOW.
Buku motivasi ini kan sangat luas, kita sempitkan temanya misalnya motivasi
belajar.
Kita mulai dengan WHY?
1. Mengapa belajar itu penting.
2. Apa akibatnya kalau tidak belajar.
3. Tujuan dan manfaat belajar.
WHAT
1. Belajar itu apa sih?
2. Macam-macam teori belajar.
3. Dari mana kita belajar.
HOW:
1. Bagaimana agar efektif belajar?
2. Bagaimana mengelola waktu?
3. Bagaimana cara meringkas pelajaran?
4. Bagaimana menghilangkan rasa malas?
5. Bagaimana tips menghadapi ujian?
Dengan 3 konsep tadi, kita sudah punya kerangka tulisan. Buatlah kerangka
tulisan kalau satu buku sekitar 20-30 judul. Setelah itu dibuat jadwalnya, dan
mulailah kita menulis. Mematuhi Jadwal. Terkadang sukses itu memang harus
dipaksa. Kalau kita tidak pernah memaksa diri kita, rasanya sulit kita akan
berhasil.
Menulis itu sebenarnya terdiri dari dua sisi; MENTAL dan KETERAMPILAN.
Antara MAU dengan MAMPU. Pengalaman beliau berinteraksi dengan banyak penulis,
masalah MENTAL ini jauh lebih penting. Kalau orang MAU berjuang, akan lebih
cepat tulisannya selesai walaupun secara kemampuan biasa-biasa saja.
Sebaliknya, kalau sudah tidak mau atau malas-malasan, walaupun sebenarnya
kualitas tulisannya baik, akan sulit untuk cepat selesai.
Kuncinya cuma satu: PAKSA DIRI untuk SUKSES. Agar bisa memaksa diri, selain
target di depan, harus ada motivasi besar mengapa buku harus selesai.
Bisa buat angka kredit, bisa buat branding personal, dan sebagainya. Kalau
keinginan kuat, maka akan lebih mudah memaksa diri.
Dan, buatlah waktu khusus untuk menulis SETIAP HARI. Misalnya pagi, siang,
atau malam. Cukup 15-30 menit. SETIAP HARI. Misalnya sebelum subuh, setelah
subuh, sore hari sebelum pulang, atau malam hari sebelum tidur. Kalau sudah
dijadwalkan menulis setiap hari, maka kita akan otomatis DIPAKSA menulis.
InsyaAllah jadwal akan bisa kita penuhi.
Beliau coba petakan siapa yang mau membaca dan mau membeli buku beliau ,
lalu beliau coba ajukan. Alhamdulillah diterima. Kuncinya percaya diri saja.
Kalau memang hanya untuk kepentingan angka kredit, sekarang ini banyak
penerbit yang bisa membantu dengan penerbitan terbatas sesuai kebutuhan
(printing on demand), dan mendaftarkan ISBN-nya. Pokoknya, percaya diri saja.
Beliau list di buku beliau UKTUB ada sekitar 150an penerbit Anggota IKAPI.
Silakan nanti dilihat di buku beliau UKTUB.
Sebenarnya tidak ada yang pemula atau newbie banget dalam menulis. Karena sudah
banyak menulis selama ini. Menulis RPP, menulis laporan, tugas-tugas, skripsi,
dan sebagainya. Itu semua bekal yang sangat baik. Dulu, mengapa bisa ya,
menulis tugas dan skripsi? Satu, karena dipaksa. Kedua, karena memaksa diri.
Sekarang apakah bisa diterapkan hal yang sama? TENTU BISA.
Bagaimana memulai sebuah kalimat? Beliau sampaikan trik yang sangat
sederhana.
1. Pikirkanlah sebuah kata, apa saja. Misalnya: zaman.
2. Dari kata tersebut, buatlah sebuah kalimat. Misalnya: Zaman sekarang ini
saatnya para guru berubah.
3. Jadilah sebuah kalimat. Sekarang pikirkan kata berikutnya, misalnya:
Mengapa.
4. Buatlah menjadi kalimat berikutnya. Contoh: Mengapa harus berubah,
karena zaman juga berubah.
5. Begitu seterusnya sampai satu paragraf selesai. Satu paragraf selesai,
disambung dengan paragraf berikutnya.
Pada awalnya, memang tidak langsung berjalan cepat. Lama kelamaan, nanti
kita akan terbiasa seperti itu.
Kualitas menulis kita akan terus bertambah jika kita mendisiplinkan diri
untuk menulis. Yang penting itu bukan hanya tahu cara menulis, tetapi
praktiknya. PRAKTIK. PRAKTIK. PRAKTIK. Itulah kuncinya. Kalimat dan paragraf
yang baik dan enak dibaca adalah masalah jam terbang. Jam terbang itu artinya
banyak berlatih.
Ini tentang audiens atau pembaca. Kalau pembaca kita remaja, maka gaya
penulisan kita dari awal hingga akhir untuk remaja. Kalau pembaca kita orang
tua, maka gaya penulisan kita juga untuk orang tua. Tentukan siapa pembaca
kita, dan konsisten menulis dengan gaya mereka. Karena menulis itu bagi beliau seperti
sedang "ngobrol" dengan pembaca. Mengobrol-lah sesuai dengan bahasa
mereka.
Setiap orang biasanya memiliki kecenderungan tertentu, apakah menulis buku
fiksi atau nonfiksi. Menulis itu memang tentang kenyamanan. Kalau terbiasa
menulis fiksi, butuh sedikit adaptasi. Bisakah? Pasti bisa.
Kalau buku nonfiksi lebih mudah untuk dibuatkan kerangkanya. Kerangka bisa
dibuat dengan prinsip WHY, WHAT dan HOW seperti di atas beliau jelaskan.
Kalau buku nonfiksi, kita bercerita tentang apa masalahnya, mengapa
terjadi, dan bagaimana cara penyelesaiannya. Biasanya bersifat langsung. Kalau
buku fiksi kan kita berbicara penyelesaian masalah melalui cerita, kalau
nonfiksi kita langsung mengungkapkan pemecahan masalahnya secara langsung.
Mohon dicoba dengan membuat kerangka tulisan, setelah itu menulis
berdasarkan kerangka tersebut. Buku itu ada yang memuat satu pemikiran lengkap
ada juga yang memuat bunga rampai pemikiran dari berbagai aspek.
Kalau memuat satu pemikiran lengkap, judul-judul dalam sebuah buku harus
saling berhubungan dan membangun satu pemikiran lengkap. Kalau berbentuk bunga
rampai, tulisan bisa tentang apa saja.
Ada lagi satu buku antologi tulisan bersama. Ini ditulis bersama-sama oleh
beberapa orang.
Kalau beliau lebih sering menulis satu pemikiran lengkap dalam satu buku.
Karena itu beliau buat dulu outline atau daftar isinya secara lengkap agar
saling berhubungan. Baru beliau menulis berdasarkan daftar isi yang sudah beliau
buat.
Jadi beliau menulis setiap hari bukan tulisan acak, tetapi tulisan yang
memang beliau sudah buatkan daftar isinya untuk menjadi buku.Kalau kita ingin
mengecek apakah outline yang sudah kita buat itu baik atau belum:
a. Diskusikan dengan rekan-rekan, berikan mereka gambaran outlinenya, dan
minta pendapat mereka.
b. Diskusikan dengan calon pembaca kalau kita mau menulis satu buku dengan
tema dan kerangka seperti ini apakah mereka mau membaca dan yang lebih penting
mau membeli atau tidak.
c. Coba lihat beberapa buku sejenis. Bagaimana para penulis itu membuat
outline.
Menurut beliau itulah pentingnya outline. Kita punya gambaran besar buku
kita akan menjadi apa. Kita tahu outline kita meloncat-loncat karena sudah kita
buat terlebih dahulu. Ada draft awal outline. Setelah itu kita lihat lagi
apakah sudah kita rasa baik atau belum.Lalu kita diskusikan dengan beberapa
teman kita, kalau menulis seperti ini bagaimana. Apa yang perlu ditambahkan. Jadi
ada cek dan ricek dari kita sendiri, dan akan baik sekali kalau ada juga hasil
review dan tambahan dari rekan-rekan.
RITME menulis itu dijaga dengan beberapa hal:
1. Target; kapan buku kita selesai.
2. Jadwal: berapa lama setiap tulisan akan selesai.
3. Jadwal menulis harian. Setiap hari, kapan jadwal menulis kita lakukan.
Kita punya waktu satu minggu. Kalau kita bisa menyiapkan jadwal 1 jam untuk
menulis setiap hari, maka itu sudah waktu yang cukup untuk kita bisa menulis
banyak hal.
Misalnya, beliau beri contoh:
Senin: Laporan
Selasa: Laporan
Rabu: Artikel Lepas
Kamis: Artikel Lepas
Jum'at: Artikel Buku
Sabtu: Artikel Buku
Kalau laporan bisa juga diselesaikan pada saat jam kerja. Maka dalam satu
minggu kita punya 3 hari untuk menulis artikel lepas dan 4 hari untuk menulis
artikel buku. Ini masalah kemauan. Menulis itu memang butuh perjuangan dan
kerja keras. Kalau sudah terbiasa seperti itu, Insya Allah akan jauh lebih
mudah kita mengatur waktunya.
Motivasi beliau? Beliau ingin minimal seperti HAMKA; bisa menulis 100 buku
dalam hidup beliau. Masih panjang perjuangan beliau, baru 13 buku yang beliau
tulis. Kalau beliau tahu masih panjang perjuangan beliau, maka beliau tidak punya waktu untuk
bermalas-malasan.
Hambatan terbesar seorang penulis itu bukan dari orang lain, melainkan dari
diri sendiri. Melawan rasa malas, melawan rasa "tidak pede", melawan
kekhawatiran, melawan "menunda menulis"
Yang menyebabkan buku kita tidak selesai biasanya bukan karena orang lain,
tetapi karena diri sendiri. Seandainya saja kita mau berjuang lebih keras,
sebenarnya buku kita sebenarnya sudah terbit, terbit jauh lebih banyak
dibandingkan sekarang.
Solusinya? Lihatlah anak-anak. Buku beliau itu menghidupi kuliah mereka,
menafkahi mereka sehari-hari. Senang sekali kalau beliau mendapatkan email atau
WA dari pembaca; "Terima kasih mas Akbar, habis membaca buku mas Akbar,
saya langsung tergerak untuk berubah", "Seakan-akan beliau ertampar
karena selama ini terlalu banyak mengeluhkan diri sendiri", "Beliau tergerak
untuk langsung membuat outline dan memaksa diri untuk menulis buku setelah
membaca UKTUB karya mas Akbar".
Apa lagi di dunia ini yang lebih menyenangkan dibandingkan memberi manfaat
buat orang banyak? Salah satu hal yang paling membahagiakan kita sebagai
penulis adalah saat pembaca merasakan manfaat dari buku yang kita tuliskan. Jadi,
terus menulis agar kita lebih banyak bermanfaat.
Kalau beliau membuat judul:
1. Kalimatnya pendek, jangan terlalu panjang.
2. Cari kata yang paling menunjukkan emosi dengan pembaca.
3. Semakin provokatif, semakin baik karena membuat pembaca penasaran dan
ingin membaca tulisan kita.
Misalnya, kita mau membuat judul tentang malas.
Judul 1: Agar Kita Tidak Malas
Beliau lebih suka:
"Malasmu Menghancurkanmu",
Buku apapun yang kita tulis, hal pertama yang harus kita lakukan adalah
membuat kerangka tulisan atau outline.
Misalnya, kalau resumenya tentang menulis, maka kita buat kerangka bukunya.
TIPS & TRIK MENULIS dari Para Penulis Hebat
1. Bagaimana Mencari Ide
2.
3.
4.
5.
6.
7
Nah, setelah itu kita tuliskan. Nanti tulisannya jangan hanya asal resume
saja, atau memindahkan materi yang sudah diberikan ke buku. Mesti ada
penambahan dari pemikiran kita, sehingga menjadi satu tulisan yang lengkap. Misalnya:
Materi malam ini: Langkah-Langkah Menulis Buku.
Beliau punya beberapa langkah. Nah, setiap langkah itu diberikan penjelasan
lebih detail, kalau perlu dituliskan contoh-contohnya sehingga bisa lebih lengkap
setiap artikelnya. Dengan demikian, buku hasil resume itu tidak sekadar
memindahkan materi, tetapi DITULIS ULANG dengan gaya tulisan kita sendiri. Tidak
perlu takut ada lebih dari 200 buku hasil resume seminar. Karena setiap orang
mempunyai gaya tulisan berbeda. Keren sekali kalau dari hasil seminar ini bisa
menghasilkan 200 buku.
Bagi yang ingin membeli buku beliau "UKTUB: Panduan Menulis Buku dalam
180 Hari" yang berisi langkah-langkah praktis bagaimana menulis buku dari
ide sampai ke penerbit, bisa menghubungi Ibu IKOH di 0857-1195-6118. Harga
normal Rp 100.000, khusus yang MEMBELI malam ini sebelum pukul 00.00, beliau kasih
diskon 30%, hanya Rp 70.000 plus ongkos kirim. Transfernya boleh besok. Yang
beli buku, beliau juga akan kasih hadiah menarik berupa eBook "386 Tanya
Jawab tentang Menulis" dan juga dua booklet tentang "Tata Bahasa
dalam Tulisan". Silakan hubungi IBU
IKOH di 0857-1195-6118.
KESIMPULAN :
Menulis adalah tentang membuat hidup kita lebih hidup. Menulis adalah
tentang bagaimana membangunkan semua potensi dalam diri secara maksimal. Dimulai
dari malam ini. Niatkan dan bangun komitmen bahwa kita akan memulai menulis.
Agar diri kita lebih bermanfaat bagi diri kita, keluarga, anak didik, dan
masyarakat secara luas.
Tantangan terbesar itu dari diri kita sendiri. Semakin kita bisa
mengalahkan diri kita, semakin cepat kita bisa menulis.
Hilangkan semua kekhawatiran karena biasanya ada dalam pikiran. Kalau kita
sudah melangkah, semua ketakutan dan kekhawatiran itu akan hilang.
Semuanya sekarang kembali kepada diri kita. Apakah kita ingin membuat
perubahan dalam hidup kita atau kita membiarkan waktu terus berjalan dan
mengalahkan kita.
Saatnya kita tidak hanya membaca kesuksesan orang lain, saatnya menuliskan
sejarah kesuksesan kita sendiri.