Sabtu, 13 Maret 2021

MENULIS ITU METODE BELAJAR YANG EFEKTIF


 

Bu Iis, adalah salah satu peserta alumni gelombang 16. Satu angkatan dengan Ambu Tini Sumartini, M. Pd. I

Narasumber Iis Safuroh, blog www.nadzifcweety.wordpress.com.

E mail :  nadzif_cweety@yahoo.co.id

FB.  :  Iz Shafura Arifien

IG.   :  Shafura_Arifien

Iis Safuroh, M.Pd.I  usia menginjak 42 tahun, anak 1, perempuan Nadhiva Adrikny Siraj. Sudah mahasiswa. “Semoga kami tetap sakinah hingga ke syurga. Aamiin. Mengapa saya menjadi guru ? Karena saya ingin memberikan ilmu yang bermanfaat sehingga kelak menerangi alam kubur 1. Statmen menulis saya selain saya sangat suka menulis karena saya pernah membaca kalimat sakti bahwa MENULIS SAMA DENGAN 8X MEMBACA.  Betapa dasyatnya manfaat menulis. 2. MENULIS ITU SEPERTI MENYANYI. Prekuensinya saja yang berbeda. Menyanyi membuat rilex, melepaskan adrenalin. .”Demikian tutur beliau.

Artikel Bu Iis https://youtu.be/Kly7npa5enM

 

Bu Iis memiliki impian. Seperti pada memoar no.1 sampai 6, yaitu:

1. KONTEMPLASI TENTANG IMPIAN.

     Renungan Bu Iis tentang mimpi-mimpi diwaktu kecil tanpa disadari ternyata sudah terwujud walaupun konsekuensinya berat karena  berorientasi pada akhirat. Menjadi guru PAI, mengajarkan kebaikan. Itu berarti Bu Iis juga harus melakukan. Ketika dulu Bu Iis melihat ibu Ka'sur guru taman kanak-kanak kala itu dan kak Seto yang sering muncul di TV, Bu Iis pun memilih itu saat sertifikasi. Menjadi guru kelas( Raudhatul Athfal ).  Bahkan ketika saya bercita-cita menjadi penulis buku, rasanya saat itu merasa tak mungkin. Tetapi Bu Iis slalu mengingat pesan Dosen beliau saat di program magister PAI, Dosen beliau Prof.Nana Saodih. mengatakan "Anda harus membuat karya buku minimal 1 buku seumur hidup."

2. MENJADI GURU PAI

Guru mengajarkan kebaikan, dan harus melakukan. Diberitakan seorang anak SD saat diberitakan di TV ada anak yang saat masuk masa pandemi membuat vidio animasi untuk MNC. Bu Iis juga ingin menjadi guru PAI kreatif. Saat penelitian di laboratorium PAI di Yayasan Madrasah Tanwiriyyah tempat beliau mengabdi, kebetulan Bu Iis juga diperbantukan di MTs. Bu Iis mengalami keterbatasan perlengkapan di Lab. PAI yang isinya hanya miniatur manasik haji, hand out pemandian jenazah, dsb. Maka Bu Iis merasa menjadi guru PAI itu harus seperti temannya di Bandung, dia disebut guru PAI yang canggih. Setidaknya Bu Iis punya blog yang sejak 2013 belum konsisten menulis dan mungkin jamuran karena jarang dibuka. Saat Bu Iis menjadi Dosen atau menjadi Dosen pengganti setiap week end, beliau memberanikan diri untuk segera mengupgrade diri.

3. DEKLARASI IMPIAN

       Menuju cita-cita sederhana Bu Iis, yang sekarang menjadi nyata yaitu menjadi penulis buku selain menjadi penulis artikel di majalah ISMA, para Narasumber yang hebat dan baik hati memberikan statmen-statmen penting agar kita menemukan moment dengan gambar lampu di atas kepala kita. Bu Iis menemukan titik itu saat diajarkan banyak hal oleh guru-guru di KSGN dan diberi kritik dan saran oleh banyak teman-teman seangkatan yang memang mereka ahli di bidang ngeblog dan mereka sudah ada beberapa karya tulis sebelumnya. Bu Iis senang mengikuti kulwap seperti sekarang ini dan beliau meresume dari pertanyaannya yang dilengkapi kiat-kiat menulis dari para Narsum Hebat. Selanjutnya hasil Resume itu menjadi buku ketiga yaitu Menulis itu Rekreasi, sampulnya keren karena ada foto Bu Iis dan putri semata wayannya.  ( buku ketiga).

Singkronisasinya terbukti di yayasan Madrasah Bu Iis untuk siswa MTs dan Aliyah bila BDR melalui vidio  atau Audio..hasilnya tidak terlalu memuaskan. Tetapi bila dengan tes tertulis saat tatap muka terbatas..hasilnya cukup memuaskan. Hasil anak-anak belajar lewat media Digital kemudian diwajibkan untuk menjadi laporan. Seperti Resume atau Rangkuman. Hafalan mereka menjadi lebih kuat..frekuensi Bu Iis menulis pun bisa dilihat hasilnya. Mulai berproses hanya memiliki basic menulis dari SMA lewat kelas Bahasa dan ekskul karya Ilmiah Jurnalistik, setelah Belajar Menulis  ini  Alhamdulillah dalam 3 bulan sudah membuat karya 3 buku dan sedang dalam proses buku ke 4. Antologi Cerpen.

“Menulis memberikan banyak peluang untuk membaca, menjadi penulis membuat kita lebih kreatif untuk "naik kelas" karena Allah akan meningkatkan derajat orang berilmu. Raihlah ilmu, ikatlah dengan menuliskannya,”ujar Bu Iis

Launching perdana buku Bu Iis https://youtu.be/11bLnW5UMe8

Bu Iis mengajarkan membaca pada anak SMP dengan metode menulis..dasarnya sama metode quantum. Pengingat. Tetapi sudah terbukti menulis sama dengan 8x membaca.

Atau saat beliau mengajar di Lembaga Psikologi Terapan, Bu Iis mendapatkan hadiah dari Penerbit ANDI yang luar biasa bermanfaat. Nah berempati kepada siswa yang berkebutuhan khusus juga membuat beliau sadar bahwa masih banyak potensi kita untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi sebagian orang lain yang membutuhkan.

Jadi Bu Iis berusaha menjadi guru bagi komite siswa. Penyambung lidah lembaga anak tersebut.


Bu Iis juga ingin melakukan sesuatu agar semua metode untuk penunjang BDR menjadi mudah. Di lingkungan Madrasah tempat beliau mengabdi. Setidaknya hanya beberapa ratus orang tua siswa dari unit yang berbeda di lembaga beliau. Sebut saja seorang ibu yang buta huruf, anaknya juga buta huruf. Tetapi di MTs baru ditemukan bahwa dia buta huruf. Sedangkan salah 1 syarat kelulusan harus mampu membuat T.A berupa makalah 3 buah.

4.  "Menulis itu...ternyata...

Implementasi menuju impian  . Ini adalah langkah kongkrit Bu Iis di masa pandemi agar bisa berkarya.

A. Untuk mewujudkan mimpi menjadi penulis buku, memulai berkegiatan dengan cara bergabung di komunitas Sejuta Guru Ngeblog (KSGN) gelombang 16. Dari pertengahan oktober hingga akhir November 2020 dengan menyelesaikan 20 Resume dan tambahan kulwap 10 pertemuan.

Dengan metode Hizmet/Ta'dzim kepada para Narasumber dan mendapat koreksian dari sahabat-sahabat seangkatan yang memang mereka menguasai IT dan punya gaya menulis yang keren.

B.Melakukan fungsi Adaptif yaitu beradaptasi pada keadaan. Biasanya Bu Iis banyak beredar memberi Les private pada siswa SD dan SMP, kini lebih suka dengan istilah "Duduk sebentar, nanti akan faham." Email beliau yang jadul sejak 2003 kini dibuka lagi dan blog yang sejak 2013 kini beliau upgrade. Karena sesuai keadaan yang sering TFH.

C. Langkah ke 3 seperti sebuah mufrodat karens Bu Iis senang menulis dibuku sebagai metode menghafal sejak zaman sekolah, Bu Iis setuju bahwa dengan menulis sama dengan 8x membaca, metode itu Bu Iis gunakan untuk meresume dengan cara parafrase dan dari pertanyaan pertanyaan beliau dan para peserta belajar yang lain. Bu Iis juga membuat judul-judul yang menarik dan di dalamnya ada sub-sub judul kecil sebagai outline untuk dikembangkan.selanjutnya menjadi buku ketiga beliau yang membuat beliau bangga karena telah mengikat ilmu dengan menuliskannya dan menjadi karya nyata. Bukan mimpi.

D. Memiliki target pencapaian. Sejak pertama mengikuti kulwap yang Resumenya Bu Iis beri judul "Berliterasi bersama Pak Hakim," maka beliau targetkan setelah Resume ke 20 harus sudah siap balon buku, dengan demikian setelah kulwap ke 30 selesai, buku sudah di percetakan agar lulus tepat waktu mendapat sertifikat lulus.

memulai menulis dari yang disukai,

menulis dari yang biasa dialami /dilakukan,

berani menuliskan ilmu agar bermanfaat bagi banyak orang.

Itu yang Bu Iis lakukan sehingga buku perdananya selesai dua bulan. Diterbitkan Gratis oleh YPTD  dengan kata pengantar dari Om Jay dan berkat editor Uda Dian Kelana. Menurut para ahli .. metode mengajar yang paling baik adalah metode yang paling sederhana...mudah diaplikasikan. Artinya kita menguasai metodenya. Jadi tidak kerepotan.

Menulis adalah metode belajar yang efektif Intinya Bu Iis bangga dengan buku hasil resume yang keren. Menulis itu Rekreasi.  Menyenangkan. BDR Menjawab tantangan covid-19 juga menyenangkan.. berantologi...membuat cerpen menuju cerbung yang akhirnya menjadi Novel. Bu Iis menuliskan Istilah-istilah misalnya Begal online..Loyalitas konsumen..di samping bagian kanannya untuk pengertiannya. Jadi setiap hari ada ide tulisan dari perbendaharaan kata yang menjadi topik.

Parafrase ala Bu Iis:

1. REMEMBER, syarat mengingat yaitu dengan menuliskannya.

2. UNDERSTANDING, caranya duduk sebentar nanti akan faham.

3. APLICATION, diresume di buku dulu atau di office word atau di mana saja yang nyaman.

4. CREATED, diciptakan atau dikemas ulang menjadi hal yang berbed. Bukan flagiat tapi menganut ilmu taqlid. Kalau dalam B.Arab yang artinya mengikuti sumber. Mengetahui dasarnya.


 

Begini metode menulis Bu Iis. Membimbing anak-anak menghafal hingga lulus membuat tugas akhir.

Berdasarkan hasil penelitian, menulis = 8x membaca. Terbukti saat Bu Iis memberi les private pada yang buta aksara. Dengan metode menulis mereka lebih cepat bisa membaca.


 

Buku ke 5 solo Bu Iis ada sponsor dari yayasan..dari Modul Mengajar.

Jadi dalam waktu 3 bulan Bu Iis berhasil membuat karya buku 2 solo. 1 antologi. Yang sedang dalam proses ada 2. Yang solo dan Antologi. Ini benar-benar cocok untuk invest bidang ilmu..supaya berkembang.. seperti Bu Iis tadinya hanya ingin menerbitkan 1 buku..di YPTD... berlanjut ke buku ke dua .. buku antologi bersama bu Kanjeng ke tiga di Gemala.. buku ke 4 antologi cerpen sedang proses pencantuman. Nama-nama penulis di covernya, buku ke 5 ada sponsornya. Cetak ulang buku di Kamila ekspress... dan OTW buku ke 6 ke penerbit Mayor, kata Bu Iis.

Saat kuliah pertama, Bu Iis menggunakan Resume Berliterasi Bersama Pak Hakim. Beliau menerangkan bahwa penulis harus menguasai Bahasa Indonesia terlebih dulu. Baru kemudian bahasa asing.

Menurut Bu Iis jika dampak menyanyi, rekreasi, membuat kita lebih rilex, seperti halnya Qori/Qori'ah melantunkan ayat suci Alqur'an dengan.nada yang indah, maka MENULIS juga memberikan efek relaxasi. Karena setelah kita menulis biasanya hati kita lebih plong. Jika kita punya karya dengan hal yang lebih mudah untuk diikuti, seperti membuat status, menulis di blog, akhirnya menjadi buku...sepertinya mimpi yang menjadi nyata. Jadi tak usah menunggu lagi..silahkan merapat ke 4 Penerbit Rekanan belajar menulis PGRI.

“Raihlah ilmu walaupun hingga ke Negeri China." Artinya ilmu bisa kita dapatkan dari mana saja bahkan hingga dari tempat jauh..sekarang berliterasi juga adalah Tholabul 'lmi. (Mudhof Mudhof ilaih) kedudukannya wajib. Artinya kita akan meneladani Nabi kita untuk yang Muslim. Tidak fanatisme berlebihan dan menjauhi unsur sara,” ujar Bu Iis lagi.

Menulis itu rekreasi https://youtu.be/T6_J6FA5H9U

5.ALTERNATIF MENUJU IMPIAN

    “Moderasinya sebenarnya bisa lebih lancar jika kita memakai kata mutiara "marketing your self," Biasanya yang kita promosikan adalah produk barang karena guru juga sudah menjadi teacherpreneur maka bagian produk intelektualnya juga berupa hasil pemikiran bisa dipromosikan, bukan sekedar supaya laris manis tapi lebih pada show up menuju impian menjadi penulis. Sekarang Bu Iis dijuluki pecinta buku oleh sahabat dekat beliau bahkan disebut penulis buku saat ada pengawas dari kemenag dan PGRI. Itulah alternatif menuju impian. Walaupun buku perdana Bu Iis disusun sambil mengikuti perkuliahan PGRI bulan oktober November ..tetapi hasilnya memuaskan dan membahagiakan sepertinya Bu Iis sudah Rekreasi di masa pandemi yang baru terjual 50 eksmplar.  (Artikel PGM),” kata Bu Iis.

6.PENDIDIKAN BERLITERASI IS THE BEST ONE

       Sungguh Bu Iis tersanjung dan merasa seperti mimpi..tiba-tiba mendapat hadiah istimewa dari Penerbit Mayor. PT.ANDI.  buku yang dulu hanya ada hardcopynya tahun 2009..Penerbit ANDI mengirimkan buku aslinya yang luar biasa itu yang terbit tahun 2005. Bu Iis banyak mendapat pencerahan dari semua Narasumber yang bekerjasama menerbitkan buku seperti Pak H.Thamrin Dahlan, Pak H.Mukminin, Ibu Sri Sugiastiti dan Mas Raimundus Brian yang membantu kelahiran buku ketiga.  Dari Penerbit Mayor pun sudah menjelaskan dengan detil bagaimana prosedurnya. Bu Iis yakin pendidikan berliterasi itu akan membawa siswa menjadi anak-anak yang prestatif.

Menurut Bu Iis kreativitas itu perlu untuk semua yang bekerja dibidang apapun. Apalagi untuk guru, menjadi guru artinya harus berwawasan luas dengan cara berliterasi manfaat berliterasi itu:

- Menjadikan kita berpengetahuan luas

- Menorehkan jejak Digital yang akan abadi hingga nanti

- Belajar mengimplementasikan ilmu

- Membuat kita berani show up dan speak up hingga suara kita didengar orang lain.

“Menulis itu sama kedudukannya seperti hoby seperti mengeluarkan suara, memiliki irama melepaskan adrenalin. Buku menjadi hal penting  bagi guru untuk berliterasi agar lebih tertib administrasi. Memulai dengan membuat modul-modul kegiatan sehari-hari yang kita lakukan. Memulai dari hal kecil seperti memperbaiki kalimat, tanda baca, memberi spasi setelah tanda baca dan mengurangi singkatan dan kata-kata non baku.

Menulis sama dengan 8x membaca. Jadi lebih epektif untuk belajar. Menjadi penulis seperti sedang mengerjakan hobi, menyenangkan dan bahkan seperti sedang rekreasi, karena menulis tanpa beban akan membuat beberapa kali  hasil belajarnya akan lebih baik, ujar Bu Iis.


Buku ke 1 dan 3 solo. Diterbitkan di YPTD dan yang ke 3 di Gemala. Cetak ulang buku di kamila ekspres..

Ini antologi diprakarsai pak Agus dan Bu kanjeng.

Ada 1 kebetahan Bu Iis mengapa mengambil sertifikasi di RA..tidak di MTs atau ikut serdos.. ? Karena Bu Iis menyukai metodik khusus ...mengajar tetap di RA memberi banyak kemudahan memiliki waktu senggang dan mengajar dengan metodik khusus.. fleksible dan penuh komunikasi aktif. Walaupun tetap Bu Iis masih ada jadwal ngajar di kampus, di beri jam di MTs oleh Yayasan.


 

Kabar gembiranya .. sekarang dengan teknologi Digital semua orang bisa menjadi penulis atau presenter atau bahkan jurnalis. Insan pers. Tetapi selalu Bu Iis masih senang menulis di sebuah buku catatan. Sebagai media hafalan. Karena penulis harus mengetahui dan menguasai apa yang ditulisnya..apalagi untuk dipublikasikan..

Menurut beliau Ragam Kendala  internal untuk menulis

- Rasa enggan berpikir

- Kurang semangat untuk memulai

-Tidak mencatat bagianbagian penting sebelum menulis sehingga tulisan kita banyak hal yang posisinya sama.

-Terkadang tidak mau invest waktu untuk menulis

Ada yang bilang tife orang itu bisa dilihat dari apa yg dibacanya. Tetapi orang kreatif itu membaca dari apa yang di luar bidangnya.

Bu Iis suka membaca bahkan politik dan fisika Dasar agar beliau juga mengerti eksakta.

“Jadi kita bisa memulai menyukai menulis yang di sukai. Nanti bisa dilihat kekurangannya apa. Jadi kita akan menggali dari membaca. Dan bisa mulai menyukai membaca dengan teknik prinsif ekonomi. Menggunakan waktu sesingkat singkatnya untuk mendapat hasil sebanyak banyaknya. Jadi membaca langsung pada intinya. Langsung tulis pada media yang terdekat dengan kita, kata Bu Iis.

Bu Iis memiliki impian. Bu Iis ingin punya 1 karya buku minimal 1 buku seumur hidup. Agar nama kita menjadi indah terpajang dietalase buku. Kenyataannya angka 1 memang ajaib. Bertambah menjadi 2, 3,  dst. Sekarang buku Bu Iis ada di lemari buku Bapak Bupati. Di komisioner KPAI. Bu Iis tidak money oriented. Membuat buku bukan untuk bisnis. Tapi ini investasi yang bagus menurut beliau.

Bu Iis hampir setiap hari menulis. Saat ada ide langsung beliau tulis di buku atau di word HP.. Karena Bu Iis yakin kata sakti itu..menulislah ..dan lihat apa yang akan terjadi.

 

KESIMPULAN:

Mulailah Percaya Diri mengeluarkan opini

Memilih Diksi yang manis agar nyaman bertutur

Menggali ilmu menulis dengan ikhlas sebab "duduk sebentar nanti akan paham"

Menulis itu Rekreasi karena menulis itu membahagiakan.

Tetap berani menulis di blog dan jangan takut salah

Buka hati untuk menerima saran orang lain.

 


Salam berbagi, belajar, memotivasi dan menginspirasi

Juni Marlinda Rambe

Blog https://rambejunimarlinda85.blogspot.com

1 komentar:

  1. Wuaahh bagus sekali, melebihi penuturanku. Sy yakin mba'Juni Marlinda Rambe ini akan meroket menjadi penulis buku andal.

    BalasHapus